Chapter 5

42 7 2
                                    

Risa sedang berada di depan papan informasi. Dia mencari kelas yang akan ia tempati. Dan akhirnya dia menemukan namanya setelah berulang kali mencari.

"Akhirnya nama gue ketemu. Gue di kelas IPA 1. Waaah gue dapat kelas unggul yeay!" Ujar Risa bersorak gembira.

"Oh iya Rey, dia dimana ya?" Kata Risa bingung.

"Ini dia. Rey dikelas IPA 2. Untung gak sekelas!" Tiba tiba Rey datang dari belakang Risa.

"Niat banget tolongin gue!"

"Kok lo disini? Katanya lo mau pergi!" Ujar Risa bingung.

"Gue cuma tes lo doang. Peduli apa nggak lo sama gue!" Kata Rey tanpa merasa bersalah sedikitpun.

"Apaan sih lo. Gak lucu tau gak!" Ujar Risa penuh penekanan.

"Siapa yang ngelawak?"

"Gak jelas lo!"

"Lo yang gak jelas!"

"Lo!"

"Dasar curut!"

"Dasar karung goni!"

"Dasar kain lepek!"

"Gila!"

"Gak waras!"

"Anjing!"

"Babi!"

"Apa lo bilang?" Ujar Risa marah

"Lo cantik!"

"Lo jelek."

"Gak lucu!" wajah Risa sudah merah padam menahan amarah nya.

"Kok blush on lo merah amat." tanya Rey mengoda Risa.

"Gak kok!"

"Itu kok pipi lo merah?" ujar Rey dengan senyum menjahili risa.

"NGGAK REEEEY!" Teriak Risa.

"Sana pergi lo." Usir Risa

"Yaudah pulang bareng yok!"

"Gue gak mau bareng lo!"

"Bentar lagi hujan turun, lo bakal kebasahan. Ayo cepetan!" Ujar Rey dan menarik tangan Risa pelan.

"Cepetan naik!" Rey memukul pelan tempat duduk khusus penumpang.

"Gue pakai rok nanti orang liat paha gue!" Ujar Risa malu. Lalu Rey turun dari duduknya. Dia melepaskan jaketnya.

"Lo mau ngapain?" Tanya Risa menundukkan kepalanya karena takut dan bingung kenapa Rey melepaskan jaketnya. Tanpa aba-aba Rey mengikat lengan jaketnya dan memasangkannya dipinggang ramping risa.

"Lo gak lihat gue ngapain?" Tanya Rey yang sibuk memasang jaketnya.

"Ayo naik!" Kata Rey. Bukannya naik Risa malah terdiam atas perlakuan manis Rey.

"Apa perlu gue gendong?" Tanya Rey. Membuat Risa berhenti untuk melamun.

"Eh. Gak gue bisa sendiri!" Jawab Risa cuek.

"Jangan ngintip!" kata Risa menajamkan matanya.

"Gak bakal!"

"Udah?"

"Hm!"

"Pegangan!"

"Gak mau!"

"Gue mau ngebut!"

"Gue gak peduli!"

"Nanti kalau jatuh gue gak tau, ya!" Tanya Rey lembut.

"Lo pasti mau moduskan?" Tanya Risa.

RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang