Chapter 13

30 3 3
                                    

Hari ini merupakan hari yang terbaik di dalam hidupnya, ia tak akan melupakan semua ini. Yaitu semua kebahagiaan yang Allah berikan melalui teman temannya dan orang terdekatnya. Risa bersyukur memiliki teman - teman yang sangat baik dan pengertian padanya. Tapi kebahagiaan yang sebentar itu lenyap secara tiba tiba ketika ia berada di dalam rumahnya.
Ibunya membencinya hanya sebuah kesalahpahaman, hal tersebut membuat orang tuanya membencinya, berbeda dengan saudara laki lakinya yaitu abangnya, ia sangat menyayangi adik bungsunya itu ia tidak akan mendiamkan adiknya sepetri yang dilakukan oleh orang tuanya dan saudara kembarnya.

Setibanya dirumah, ia langsung segera masuk ke kamarnya karena kamar adalah tempat terbaik ketika ia bersedih. Tapi pada saat ia melewati ruang keluarga, ibunya menghadangnya.

"Dari mana aja kamu?" Serang mama Risa. "Jam segini baru pulang?"
Lanjutnya.

Risa mencoba agar tetap tegar dan tenang dihadapan keluarganya. Ia mengalihkan pembicaraannya bersama ibunya ke pembicaraan lain.

"Ma! Mama ingat gak? Sekarang aku ulang tahun lho!" Ia berbicara dengan mata sembab dan berair yang sudah bersiap untuk turun.

"Tadi teman-teman aku ngerayain ulang tahun aku lho ma!" Air matanya jatuh membasahi pipinya namun ia tetap tersenyum agar terlihat kuat meski hatinya rapuh.

"Terus, aku dikasih kado ma! Mama mau lihat gak?" Sambungnya.

Dilain tempat terlihat Fino sedang memerhatikan dua orang yang saling bercengkrama tersebut, ia melihat dari kejauhan agar tidak mengganggu suasana.

"Aku seneng banget ma, mama pasti mau ngucapin juga kan? Mama pasti punya kado buat aku kan ma?" Sambil terisak ia meluapkan emosinya dihadapan mamanya.

"Ayo ma! Ucapin happy birthday buat aku ma!" Tidak terasa, ketika sang anak menangis, mata mamanya pun ikut basah, tetapi ia tidak merubah raut wajahnya.

"Ma, kenapa sih mama itu gak mau dengerin penjelasan aku? Kenapa mama selalu dengerin omongan orang lain yang gak tau apa apa?" Ia menucapkan hal tersebut sambil tersedu sedu.

Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, sang mama pergi begitu saja. Pergi tanpa memberikan sebuah ucapan yang membuat Risa senang.

Melihat hal tersebut, Fino langsung menghampiri adik bungsunya yang sedang rapuh. Ia membawanya ke kamar risa dan menyuruhnya untuk beristirahat.

"Sa, lo tidur aja dulu, biar gue ambilin lo minum." Ujar abangnya.

"Gak usah bang, nanti mama marah sama lo. Gue gak mau itu terjadi sama lo, biar gue aja yang ngerasain."

"Risa dengerin abang lo yang paling ganteng dan gak ada yang bisa nandinginnya! Gue mau ambilin lo minum, bukan mau nyiksa lo. kalo gue nyiksa lo, baru gue dimarahin sama mama, ngerti gak lo adik gue yang bawel?" Jelas abang Risa panjang lebar membuat Risa agak tenang.

"Semerdeka lo aja deh bang. Makasih ya bang, gue sayang sama lo." Ujar Risa lembut.

"Gak perlu bilang makasih kali, udah tugas gue itu mah."

"Iyaa."

***

"Sekarang lo tidur aja, besok sekolah kan?"

"Iya bang! bawel banget sih! Hahaaha" Risa tertawa diatas perasaan rapuhnya.

"Iya adik tengil".

***

Kriiiiiing

Alarm dikamar Risa berbunyi tepatnya pukul 04.35. Membuat ia sedikit mengerjapkan matanya dan bersegera bersiap siap untuk sekolah.

Hanya 20 menit waktu risa mempersiapkan dirinya untuk bergegas menuju sekolahnya. Sebenarnya itu terlalu cepat untuk berangkat kesekolah, tapi jika ia berangkat dengan cepat, ia bisa sarapan di warung di dekat rumahnya, karena mamanya selalu membuat makanan yang membuat Risa alergi.

Diruang tamu, abang risa sudah bersiap untuk mengantarnya kesekolah.

"Hai adik tengil! Selamat pagi!" Sapa abang Risa dengan antusias.

"Halo abang bawel, pagi juga" Balas Risa

"Gimana? Siap berangkat?" Tanya abang Risa.

"Seratus persen siap dong! Hahahaa!" Tawa mereka pecah di depan rumah mereka.

Sesampainya mereka di warung, mereka turun untuk sarapan.

"Mau makan apa lo adik tengil abang yang cantik?" Tanya abang Risa.

"Gue mau makan nasi goreng aja abang baweel jelek."

"Minumnya apa cantik?"

"Teh panas aja, tapi jangan sepanas hati lo yang gak ada penghuni nya yaa jelek, hahaha!"

"Sejak kapan lo berani ngomong gitu sama gue?"

"Sejak tadi, hahahaa." Risa berniat menggoda abangnya.

"Bisa aja! Lo makan tuh"

"Iya! Bawel banget sih!"

Fino hanya tersenyum melihat kelakuan adiknya, ia bahagia melihat adiknya bahagia.

***

Part ini emang sengaja dibikin pendek, karena aku lagi gak tau mau nulis apa, Semoga tehibur yaa teman online

Jangan lupa vote and comennya. dan jangan lupa dishare ya readers.
Makasih banyak readers, Stay tune yaa😊😁

RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang