Chapter 10

47 4 2
                                    

Di atas motor Rey, Risa hanya diam saja.
Risa menangis dalam diam. Ternyata Rey mengetahui risa sedang menangis. Rey memberhentikan motornya di tepi jalan risa bingung kenapa Rey memberherntikan motor ditepi jalan.

"Kenapa rey?"

"Turun aja dulu Risa." Perintah Rey. Risa pun turun dari atas motor rey.

Mereka berjalan sampai tiba didepan kursi taman, mereka pun duduk di kursi tersebut.

Rey duduk menghadap risa, risa bingung kenapa rey menghadap padanya.

"Risa!" Rey memanggil Risa dengan suara sendu. Risa pun menghadap kepada Rey.

"Apa?" Tenya Risa bingung.

"Maafin gue, ya!"

"Maaf buat apa Rey?" Rey berhasil membuat risa bingung.

"Karena gue lo jadi gini." Ujar Rey sedih.

"Rey lo kenapa sih? Lo gak ada salah sama gue."

"Gue udah buat lo kehilangan teman, terus lo jadi jauh dari keluarga lo." mendengar penjelasan Rey, Risa menundukkan kepalanya dan lagi-lagi risa menjatuhkan air matanya yang membuat matanya sembab.

Risa menghembuskan nafasnya, kemudian menghapus air matanya dan menghadap Rey.

"Rey dengerin gue! Lo gak salah dan gue gak salah, gak ada yang salah! Ini cuma kesalahpahaman aja! Jadi, lo berhenti minta maaf lagi, oke?" Ujar Risa panjang lebar.

"Oke Risa." Jawab Rey pasrah.

"Janji gak minta maaf lagi?" Risa memberikan jari kelingkingnya.

"Iya, gue janji!" Rey membalas dengan mengaitkan jarinya, setelah beberapa lamanya mereka saling mengaitkan jarinya, merekapun tertawa lepas.

***

Suara motor rey memecah keheningan di sepanjang jalan raya yang tampak hening.

Rey memberhentikan motornya di depan restoran, mereka turun dari atas motor dan berjalan memasuki restoran tersebut, rey menggandeng tangan Risa. Risa terkejut atas perlakuan rey tersebut, tetapi dia hanya diam saja.

"Lo mau makan apa?" Tanya Tey lembut.

"Apa aja,  yang penting minumnya matcha latte."

"Oke"

Risa memakan makanannya, tetapi Rey hanya menatap wajah mungil yang tampak sedang bersedih milik Risa.

"Lo gak makan?" Tanya Risa.

"Nggak." jawab Rey.

"Kenapa?" Tanya Risa kembali.

"Buat lo aja." Rey memberikan makanannya kepada Risa.

"Eh, jangan gitu dong. Gue kan..." ucapan risa berhenti karena rey menunjuk bibir Risa pertanda Rey menyuruh Risa untuk diam.

"Makan, jangan ngomong lagi. Gue gak laper, oke?" Ujar Rey lembut.

"Oke." Risa pasrah atas perlakuan Rey padanya.

Setelah selesai makan, Rey mengantar Risa untuk pulang.

***

Setibanya di depan rumah Risa, dia turun dari motor. Mereka saling menatap satu sama lain. Dan akhirnya orang yang datang dari dalam rumahnya memecahkan lamunan mereka berdua.

"Siapa dek?" Tanya Fino.

"Temen bang." Jawab Risa singkat.

"Ooo, namanya siapa?"

"Perkenalkan nama saya Rey bang. " Rey menjulurkan tangannya kepada Fino dan disambut hangat oleh Fino.

"Gue Fino, abangnya Risa." Rey menghentikan ucapannya beberapa saat kemudian melanjutkannya kembali.

"Ehh, by the way lo kita manggilnya lo-gue aja biar kelihatan lebih akrab, oke?"

"Oke bang" jawab Ray antusias.

"Yaudah, kalau gitu gue balik dulu yah." Rey pamit kepada Risa dan Fino seraya memasang helmnya.

"Iya, hati-hati lo. " ujar fino singkat.

"Iya, hati hati rey, jangan ngebut. Oke?"  Mendengar hal itu, Fino mengacak-acak rambut Risaa. Dan diberikan sebuah tatapan miring. Dengan cepat Rey menurunkan tangannya.

"Siaaaap bos ku." Jawab Rey dengan nada senang.

"Bye."

"Bye bye."

"Ayo dek kita masuk. Abang tadi beliin matcha Risa adek abang yang cantik ini."

"WAH BENERAN BANG? MAKASIH YA ABANG JELEK!"

"IYA SAMA-SAMA JELEK!"

Mereka tertawa sambil berjalan menuju rumah.

***

Hai hai readers, jangan bosan2 baca cerita ini. Selalu support yaa
Jangan lupa bantu like and comentnya.

Dan bagi yang udah baca jangan lupa dishare yaa

Thanks readers😊😊

RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang