O2 | Jangan Bercanda

16.5K 2.3K 462
                                    

"Buka mulutmu, Jaehyun," instruksiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Buka mulutmu, Jaehyun," instruksiku.

Jaehyun mengangguk dan menggerakan mulutnya dengan bentuk pelafalan huruf vokal sesuai dengan instruksi yang kuberikan.

"Pakai suara, biar nggak kaku."

"A ... I ... U ... E ... O ...," ejanya satu persatu.

"Terus ya, Jae. Tunggu di sini, aku ke ruangan Taeil dulu,"pamitku.

Aku meninggalkan Jaehyun yang tengah melakukan pembiasaan pada mulutnya yang kaku. Dengan perasaan tak menentu, aku membawa laporan yang kudapat dari pemeriksaan yang dilakukan untuk mengidentifikasi keadaan Jaehyun.

Cklek.

"Kak?" tanyaku ragu.

"Masuk, Nara," jawab Taeil dari dalam.

Aku menaruh hasil laporanku di mejanya kemudian duduk di kursi yang kosong di hadapannya. "Kak, Jaehyun ngomongnya kaku. Tadi pas kusuruh minum katanya tangannya nggak bisa digerakin."

"J-jangan bercanda, Nara. Enggak lucu, sumpah," ujar Taeil dengan ekspresi panik yang sangat tak bisa ia sembunyikan.

"Ngapain aku bercanda, Kak?" aku menatapnya malas.

"Terus kamu udah suruh terapi bicara?" tanya Taeil.

"Udah," jawabku sembari mengangguk.

***

"Gimana sekarang?" tanyaku pada Jaehyun.

"Baik. Udah nggak kaku ngomongnya, tanganku sisa kesemutan aja."

"Bisa jalan?" tanyaku.

"Enggak. Udah punya pacar akunya," jawabnya sombong.

Oh udah punya pacar. Eh, masih yang dulu, kah?

"Bukan jalan yang itu astaga."

Jaehyun hanya melemparkan senyum kikuk sembari menebarkan kemanisan dari lesung pipitnya.

"Okay, Jae. Udah sadar sepenuhnya, 'kan?" tanyaku sembari menyalakan lampu kecil di pulpenku. Kalian pasti tahu 'kan medical pen light? Itu lho pulpen yang bisa nyala punyanya dokter.

Jaehyun mengangguk.

"Lihat pergerakan cahaya dari pulpen ini, ya ...."

Mata Jaehyun lalu bergerak mengikuti cahaya dari pulpen, tapi dia terlihat tak bisa fokus ke satu titik, matanya terlihat bergetar. "Jae, diem dulu matanya di satu titik."

"Apa maksudmu? Mataku selalu kayak gini."

Aku langsung terdim sejenak dan mematikan cahaya yang berasal dari pulpen itu.

Aku menghela napas. "Kita langsung ke pertanyaannya aja, ya."

"Pertanyaan pertama, kira-kira menurut anda apa yang membuat anda terbaring di kasur pasien saat ini?"

✓ lumpuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang