30 | Susun Rencana

5.6K 1K 209
                                    

250votes and 100comments to unlock the next chapter

eh ada next chapter gak ya???

guys flish diusahakan untuk tidak komentar "next" saja. i mean me and other authors isn't a robot tho. i spent my time to write and (sorry) that comment is not the comment that i wanted to see. maaf...

     Aku mengeringkan rambut Jaehyun dengan pengering rambut, menyelipkan rambut lembutnya ke sela-sela jari jemariku. "Harusnya kalau mau nikah, kita jangan ketemu dulu, lho."

     "Kh-khe-na-pa?" tanyanya.

     Aku tertawa kecil karena dia nampaknya penasaran. "Katanya biar nanti waktu ketemu di pelaminan kedua-duanya bakalan pangling, terus juga karena kangen jadi malamnya.." aku menggantungkan ucapanku.

     Dia perlahan menoleh, membuatku memundurkan pengering rambut dari kepalanya. "Na-ra, ak-khu ng-gak bi-sa deng-ar de-ngan jhe-las."

     Aku yang mengerti maksudnya melihat keadaan rambutnya yang sebagian besar sudah kering kemudian mematikan pengering rambutnya lalu menaruhnya di nakas. "Beres." kataku.

     "Ta-di bi-ca-ra a-pha?"

     "Katanya biar nanti waktu ketemu di pelaminan kedua-duanya bakalan pangling, terus keduanya bakalan saling kangen." jelasku mengulangi perkataanku tadi.

     Dia tersenyum kecil. "De-ngan ke-a-da-an-ku yangh be-gi-ni, a-khu ka-ngen ka-mhu se-ti-ap ha-ri."

     Aku memerhatikan dirinya yang berbicara dengan susah payah dan lambat. "Kamu kenapa kebiasaan gombalnya nggak hilang, sih? Dasar." kataku yang kemudian mengecup pipinya pelan.

     "Sebentar, aku beres-beres bajumu dulu. Kemarin mama bilang kamu dijemput jam berapa?" tanyaku sembari melipat celana tidurnya lalu menyusunnya di atas meja.

     "Jh-jham li-ma."

     Aku menggumam sebagai jawaban dariku yang kini mengangkat lengan kiriku untuk melihat pukul berapa sekarang. Masih sekitar lima jam lagi hingga Jaehyun dijemput pulang ke rumahnya.

     Cklek!

     Pintu terbuka oleh perawat yang pastinya tengah mengirimkan makan siang untuk Jaehyun, "Tuan Jung Jaehyun, ada obat tambahan yang harus dikonsumsi setelah makan siangnya dari Dokter Kun. Sisanya dikonsumsi seperti biasa."

     "Dokter Kun, maksudmu yang dari Poli Kejiwaan?" tanyaku.

     Ia mengangguk. "Betul. Tapi jangan khawatir, ini hanya obat yang membantu Tuan Jaehyun mengontrol emosinya."

     Ah iya, aku sempat mengeluh pada Taeil tentang emosi Jaehyun yang tak stabil.


LUMPUH

     Jessica ternyata datang lebih awal daripada supir yang ia tugaskan untuk mengantarkan Jaehyun pulang. Kini, melihat Jessica menyuapi Jaehyun telah menjadi kejadian langka. "Ma-ma, Ja-he mh-au Yu-pi."

✓ lumpuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang