120v
"Ukuran baju Nara sama Jaehyun udah dikirim, ma." kata Jungwoo kepada Jessica.
Jessica menghampiriku dan duduk di sampingku. "Nara, kamu yakin?"
Aku mengangguk pasti sebagai jawaban. "Yakin, ma."
Tiba-tiba Taeil berlari kecil dengan senyum di wajahnya. "Ma, kemarin Taeil salah konversi, ternyata kerusakan otak kecil Jaehyun masih di limapuluh persen. masih ada peluang, ma. Obat baru akan dikirim akhir pekan ini."
Jessica segera mengambil hasil perhitungan Taeil dan menyimak isinya, rasanya ingin berterima kasih kepada Tuhan tapi rasanya masih sangat kurang.
Jessica mengangkat pandangannya dan melihat Jaehyun yang kini tengah terlelap setelah Taeil memberikannya suntikan ke sepuluh pagi ini.
Meskipun berita ini terdengar menyenangkan, aku berhenti tersenyum saat mengingat kejadian pagi ini.
Pagi ini, dengan tangis, ia berkata bahwa..
Kakinya sudah nggak bisa diluruskan.
"Nara, kakiku nggak bisa lurus. Kata dokter Sicheng berjalan udah nggak lagi efektif, buat ngurangin resiko jatuh, aku disarankan buat merangkak aja."
"Maaf kalau di pernikahan kita nanti, kamu yang harus nundukin kepala biar keningnya bisa kucium. Ternyata badan tinggiku ini nggak berguna pada akhirnya."
LUMPUH
Ini merupakan hari terakhir aku bertugas sebagai perawat magang di rumah sakit ini, dengan berat aku melangkah ke kamar Jaehyun, tepat saat pintu dibuka. "Surpriseee!"
Semua orang berkumpul. Bahkan ayahku ada di sini. "Surprise untuk apa?" tanyaku.
Ayah merentangkan tangannya. "Suprise untuk kamu yang melepas status jomblo, dan dapetnya adalah lelaki yang kamu harapkan dari zaman sekolah dulu, dan untuk kamu yang hari ini selesai magangnya. Come here."
Aku langsung memeluk erat ayahku dengan haru, seisi ruangan tertawa bahagia.
Ya, itu lima belas menit yang lalu.
Sekarang?
Ayahku di kantornya, Taeil di laboratoriumnya, dan semua kembali ke tempat di mana mereka harusnya berada.
Jaehyun meraih tanganku. "Bu suster, lagi mikirin apa?"
Aku menggeleng dan tersenyum. "Enggak apa-apa."
Jaehyun hanya mengangguk lugu dan bergerak turun ke lantai. "Diem, jangan tolongin aku sebelum aku minta tolong."
Aku mengangguk dengan tawa, meskipun rasanya ingin sekali aku menangis mendapati lelakiku kini tengah merangkak untuk pergi ke kamar mandi.
Semua terasa normal hingga, prrangg!!
Aku segera berlari ke kamar mandi dan mendapati pecahan kaca menancap pada kaki Jaehyun, aku segera menekan tombol darurat yang berada di kamar mandi, segera setelah aku menekan tombol tim medis datang dan mengevakuasi Jaehyun.
Diangkatnya badan jaehyun. "Tolong, jangan ke kasur dulu.. aku harus ganti celana..," dengan wajahnya yang merah.
Ah, ia buang air kecil..
Aku yang tak merasakan keberatan melangkah menuju Jaehyun.
"Laki-laki," kata Jaehyun tepat sebelum aku menghampirinya.
LUMPUH
"Kok bisa sampai kayak gitu?" tanyaku.
Jaehyun menghela nafas panjang. "Aku tadinya mau jatuh tapi aku berusaha untuk nggak jatuh, ketika aku coba pegangan pada sisi wastafel, gelas yang ada di ujung itu langsung jatuh, aku nggak sadar aku nyenggol atau gimana."
Kemudian Jaehyun menyalakan televisi untuk menonton kartun, aku pun mencoba menikmati tayangan karena nampaknya Jaehyun ingin aku untuk nggak meneruskan perbincangan itu.
Tepat saat Spongebob tertawa, dirinya menangis.
"Jaehyun?"
Dirinya terus menangis. "Aku nggak bisa ketawa..," katanya pelan di sela-sela tangisnya.
Oh astaga, aku nggak seharusnya ikut menangis.
"Aku nggak bisa nyanyi.."
Tolong.
"Aku nggak bisa bersenandung.."
Sembuhkan dia, Tuhan.
"Nara.."
Aku menoleh padanya. Dia mengangguk dan tersenyum dalam tangisnya. "Ya, cuma itu yang tersisa, cuma itu yang bisa aku lakukan, memanggil orang yang mau menoleh.."
Ting!
Taeil
| Nara, dia depresi.
| Tolong dibawa ke SpKJ.
| Keluar sebentar, ambil surat rujukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ lumpuh
Fanfiction[ PART MASIH LENGKAP! ] [ COMPLETED | PG-15 ] 정재현 / JAEHYUN's FF ❝Jung Jaehyun, tunanganku, calon suamiku-menderita penyakit yang merenggut hal yang dapat dilakukannya selaku manusia yang berstatus masih hidup.❞ ✎ ELROMARO ┊ 'alternate universe [...