O6 | Kalau Seandainya

9.2K 1.5K 121
                                    

"Nara, tolong telepon Chaeyeon, dong."

Aku langsung menghentikan pijatan yang tengah kulakukan pada kaki kanan Jaehyun dan mengambil ponselnya lalu menelepon Chaeyeon. "Nih," kataku sembari menaruh ponselnya didekat telinganya.

Tuutt ...

Aku melangkah untuk keluar dari ruangan. "Lho, kamu mau ke mana? Di sini aja, aku nggak mau sendiri."

"Halo?"

Jaehyun berdeham. "Ekhm. Cha—"

"Kenapa, sayang? Cepet aku sibuk."

"Kalau seandainya aku lumpuh, kamu masih mau sama aku?"

"Ya masih, lah! Kamu sampai telepon aku di waktu kerja cuma buat tanya itu?"

"Yes. Semangat kerjanya, hari ini nggak usah ke sini aja, besok ke sini dandan yang cantik."

"Okay, bee."

Piip.

Aku yang mendengar seluruh percakapan itu hingga selesai menghampiri Jaehyun untuk membawa ponsel yang berada di dekat telinganya.

"Nara boleh ambilin dompet aku?"

Aku menghela napas.

I will let you go if your happiness is her, Jaehyun.

"Di mana?" sahutku kepada Jaehyun.

"Di laci, dibuka aja, Nar," instruksinya sembari menoleh padaku.

Aku membuka laci lalu termpampanglah dompet hitam legam yang mengkilap jikalau terkena paparan cahaya."Yang in—"

"Iya. Nar, boleh nyuruh lagi?" tanyanya ragu.

Aku mengangguk.

***

"Nara!" teriak Joshua panik.

"Hm?" responku.

"Mau ke mana? Mukamu merah banget! Demam, kah?" tanyanya sembari menaruh telapak tangannya di keningku.

"Kamu nahan nangis?"

Aku diam.

"Nara, you can cry as loud as you can with me. Ini Joshua."

"Aku nggak—"

"Nar—"

"Aku ada perlu, Jo," pamitku sembari berlari kecil.

Lalu mobil putih tanpakap melewat tepat di depan diriku yang baru saja keluar dari rumah sakit, mobilitu lalu mundur dengan sang pemilik menoleh kearahku. "Sini naik, masih kosong!" serunya.

Aku yang setuju dengan diriku akan berhenti menjauhinya kemudian naik ke dalam mobilnya. "Ahiy, mobil baru penumpang pertamanya Nara!" serunya yang membuatku tersenyum.

"Apaan, sih?"

Taeyong menoleh menatapku. "Pake dulu seatbelt-nya, aku ngebut nyetirny—" dia terdiam.

"Nara, ini nggak tahuaku sotoy atau apa, why do I see sadness from you eyes?"

"I-ih! Bukan gara-gara kamu, aku—argh ...."

Taeyong kemudian menyalakan mesin mobilnya dan menancap gasnya. "Aku ngebut kamu teriak, tapi hati-hati, okay?"

"Hah?!"

"Teriakin, biar lega!" serunya sembari terus menginjak pedal semakin dalam.

Aku lalu berdiri dan berteriak. "Aku kudu move on!"

Taeyong hanya tertawa melihatku berteriak seperti orang kehilangan akal itu.

Aku kembali duduk setelah puas dan memasang sabuk pengamanku. "Udah?" tanyanya.

Aku mengangguk pasti dengan senyuman lebar.

"Nar, itu dompet kamu?" tanya Taeyong.

"Argh. Baru aja kelar teriak," kesalku sembari melepas sabuk pengaman dan kembali berteriak. "Enggak pernah nyangka jadi perawat bakalan ngebatin begini Tuhaannn???!! Tolo—"

"NAR, LAMPU MERAH!!" seru Taeyong sembari menarik tanganku agar diriku kembali terduduk lalu ia menutup kap mobil.

"Dih, Taeyong???"

"Nanti kamu viral, Nar. Sainganku tambah banyak. By the way, ini kita mau ke mana?"

Aku menghela nafas kasar. "Ke toko perhiasan langganan Keluarga Jung."

"Mau ap—"

"Beliin cincin buat Jaehyun sama Chaeyeon besok, puas? Nanya terus."

Taeyong berdeham. "Ekhm. Aku puter lagu 5SOS ya ...."

Hening.

Doo do doo do dodoo do do do

Antusiasku meningkat saat mendengar pembuka lagu kesukaanku itu. "SHE'S THE GOOD GIRL, SHE'S DADDY'S FAVORITE!!"

Meski sudah belasan menit berlalu, dan lagu kian berganti, diriku masih sangat antusias untuk bernyanyi.

"THEY SAY WE LOSER AND WE'RE ALRIGHT WITH TH—"

"NAR!" potong Taeyong dengan teriakan.

"APAAN?!" tanyaku dengan teriakan juga. Karena sekarang volume musiknya sangat besar.

"DAH NYAMPE!"

"KAPAN NYATE???"

"NYAMPE, NAR. NYAMPE!!"

"KECILIN, DONG!!" kesalku.

Taeyong mengecilkan volume music. "Kamu yang gedein juga volume-nya."

"He he he. Apa? Gimana?"

"Udah nyampe, Nara. Ayo turun."

***

"Lah ukuran cincin Chaeyeon sama Jae berapa deh?" bingungku.

"Chaeyeon dua belas, Jae nggak tau. Tanya aja pegawai sini, langganan keluarganya, 'kan?"

Setelah desain terasa cocok bagiku aku mencoba menelepon Jessica yang pasti sekarang tengah bersama Jaehyun untuk memperoleh persetujuan untuk desain cincinnya.

Tuut ...

Tuuutt ...

Drrk ...! "Mam, aku—"

"Nara, Jaehyun sekarang lagi ditindak, pas mama ke kamar Jaehyun wajahnya, b-badannya, na-napasnya ...." terdengar suara Jessica terisak di seberang sana.

"Nara ke sana sekarang."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✓ lumpuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang