24 | Morality

6.9K 1.2K 203
                                    

170v

mentemen bole minta komennya nga? aku suka bgt bacainnya jadi semangat updatenya huhu. ah aku ini banyak mau, abaikan aja. terimakasih sudah mau membaca ffku!

note : jaehyun disini sudah mengalami penyimpangan bicara yang cukup rumit dan kalimat dibuat tetap jelas agar pembaca dapat mengerti.

Senang rasanya ketika tahu obat untuk mengendurkan tendon achillesnya yang kaku itu bekerja dengan baik dan progresif positif,  kakiJaehyun dapat berdiri dan melangkah tapi tingkat stabilitasnya masih sangat rendah karena badannya yang semakin goyah.

Kakinya membaik tapi penyimpangan bicaranya sudah sangat terlihat.

Bicaranya akan lebih jelas ketika ia tak meminum obat parkinsonnya, tapi hal itu sangat beresiko bila dilakukan.

Taeil yang sudah kembali bertugas menghampiri aku dan Jaehyun yang tengah menaruh perhatian penuh pada hasil positif yang Jaehyun terima untuk pertama kali setelah segala hal yang tadinya semakin memburuk.

"Jaehyun, kita cek nystagmus, ya?" tawar Taeil.

Kini Taeil harus berhati-hati dalam melakukan pemeriksaan kepada Jaehyun karena hari demi hari dirinya selalu menyimpan rasa benci kepada dirinya sendiri.

Jaehyun menelan ludahnya dan membiasakan mulutnya untuk menjawab Taeil.

"Kakak sadar, ya?" tanyaku.

Taeil mengangguk, "Iyalah. Tapi sebenernya karena kemarin sempat diskusi sama Ten dan Mark, mereka juga bantu riset, mereka punya estimasi waktu tentang disfungsi saraf. Pas diperhatiin ternyata memang betul."

Akhirnya, suara lembut nan damai itu menjawab, "I-itu tes apa?"

"Tes mata." jawab Taeil.

Jaehyun melihat kearahku, seperti telepati aku mengangguk padanya.

Karena wajahnya menunjukkan dirinya seperti tengah bertanya, kamu ikut enggak?

Begitu.

LUMPUH

Jaehyun keluar dari ruangan tes gelombang otak-- ruangan yang juga digunakan untuk mengetes nystagmus.

"Nara, sebentar." tahan Taeil saat kami akan berlalu ke farmasi.

"Aku mau bicara, obat biar ku bawakan nanti." katanya lagi.

Aku akhirnya mendorong kursi roda Jaehyun untuk menuju ruangan Taeil, beberapa memori terulas saat dimana aku pertama kali bertemu lagi dengan Jaehyun, aku dan Joshua yang balapan mengembalikan mangkuk milik ibu penjual bubur kacang hijau, hingga Taeyong yang menggendongku sampai masuk lift.

Gila, satu tempat ini penuh dengan kenangan.

Dengan tiga pria sekaligus.

Aku mendegus tanpa sengaja.

"Kenapa?" tanyanya.

Aku menggeleng, "Jaehyun ganteng."

Telinganya memerah, lucu!

Cklek.

Taeil kemudian masuk ke ruangan, "Langsung ke poinnya aja, penyimpangan bicaranya semakin susah untuk dipahami, kan?"

✓ lumpuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang