14 | Are You Sleeping?

7.8K 1.3K 185
                                    

masi pengen cerita ini lanjut gak gengs? insecure bgt sama tulisanku akhir-akhir ini dan memang dibuktikan dengan dukungan yang semakin sedikit kayaknya itu bukti nyata kalau tulisanku.......... pantas ditinggalkan?

Semua terasa seperti mimpi dengan bukti otentik tersemat di jari manisku, cincin yang lebih indah dari bayanganku, cincin yang merupakan hasil pilihan Jaehyun kini tersemat di jariku.

Aku meninggalkan Jaehyun di ruangan bersama dengan Johnny dan Jungwoo. Aku kemudian menatap kosong jurnal yang masih berada dalam bentuk soft file. "Jaehyun bisa nemenin aku sumpah ners nggak, ya?"

Melihat hasil lab yang Taeil lampirkan ke komputerku, aku jadi ragu. "Apa baiknya aku nggak usah bilang dia aja, ya?" gumamku.

Sebuah tangan mengetuk mejaku berkali-kali, aku menoleh kepada sang pemilik tangan. "Taeyong.."

Dia tersenyum kemudian menarik telapak tangan kiriku lembut, ia menatap jari manisku yang tersemat cincin di situ, "Jaehyun, senyum nggak waktu kamu terima ini?"

Aku mengangguk.

Taeyong tersenyum lega. "Kalau kamu?"

Aku mengangguk, lagi.

"Syukurlah.." katanya lega, "Aku mau ke kamarnya Jahe, ya," tambahnya sembari berlalu.

LUMPUH

Aku menemui Jaehyun di ruangan rehabilitasi saat istirahat makan siang, Jaehyun terlihat tengah mengetik sesuatu di laptopnya. "Hey!" seruku.

Jaehyun menoleh dan menyunggingkan senyuman kemudian menggeserkan badannya untuk memberiku ruang agar duduk di sampingnya. "Sini."

Aku kemudian duduk di sampingnya dan melihat layar laptopnya. "Apa, nih?"

"Taeil nyuruh aku buat ngasih tau lagu kesukaanku waktu kecil, katanya sih buat terapi juga." 

Aku mengangguk-nganggukan kepalaku dan nggak lama Taeil dan Sicheng datang dengan sebuah laptop. "Siap buat terapinya?" tanya Taeil kepada Jaehyun.

Jaehyun mengangguk.

"Oke, jadi begini. Aku bikin metode terapimu jadi lebih seru tapi efektif dan bisa dijadikan metode terapi untuk dua saraf sekaligus. Nanti bakal diputar lagu kesukaanmu waktu kecil, kenapa lagu waktu kecil? Karena lagu waktu kecil biasanya punya beat yang sederhana," jelas Taeil sembari menghela nafas.

Jaehyun dan aku hanya fokus memperhatikan Taeil yang tengah mengambil nafas karena saking antusiasnya dengan metode terapi yang dia buat.

"Terus jari kamu, bergerak sesuai dengan irama lagunya, satu persatu jari. Dengan begitu kamu bakalan tetep melatih indera pendengaran kamu juga. Dan ini," Taeil memberikan headphone kepada Jaehyun.

"Buat apa?" tanya Jaehyun pada Taeil.

"Kamu pasti bosen dengan lagu yang sama aja, nanti kamu sering-sering dengerin lagu terus kasih tau aku setiap hari selasa, lagu apa yang mau kamu pakai di terapi selanjutnya. Terus ini juga buat kamu kalau jenuh di ruangan rawat inapmu."

Aku mengangkat alisku. "Bentar, Jaehyun di rawat inap?" tanyaku.

Taeil mengangguk. "Baiknya begitu, karena di rumahnya pun dia sendirian, aku nggak mau Jaehyun lepas dari pengawasan."

✓ lumpuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang