PART 2

29 4 0
                                    

Setelah perdebatan usai, posisi ketua kelas masih menetap yaitu Alya, bagaimanapun juga Alya telah begitu mahir dalam memegang posisi ini, walaupun banyak rintangan dan juga hujatan dari teman kelasnya. Alya masih tetap bertahan, karena Alya bertekad untuk merubah semua sikap buruk teman kelasnya menjadi lebih baik, apapun caranya.

Istirahat berdering, Dela, Sela dan Kesi memaksa Alya untuk berkumpul di kantin bersama Anwar dan Reza. Mereka tahu setelah penolakan murid kelasnya, Dela akan mogor keluar kelas. Maka dari itu Dela, Sela dan Kesi berusaha memaksa Alya pergi ke kantin untuk menceritakan keluh kesahnya, agar apa yang menggunung di hati Alya sedikit mereda.

"HALO SEMUANYA! Pada kangen gak sama gue?" Teriak Kesi tiba-tiba. Seketika temennya menggeram kesal.

"Kes! Coba kecilin volume suara lo sedikit aja! Gue kasian sama telinga temen-temen." Ujar Anwar sambil menyantap gorengannya. Kesi sendiri langsung memajukan mulutnya.

Sekeras-kerasnya suara Kesi, dapat berguna sewaktu-waktu. Keemasan suara Kesi tak jarang digunakan untuk beberapa hal, yaitu menagih uang kas yang menjadi masalah utama, menulis apa yang ada di papan bor dan juga menyuruh anak kelas untuk diam ketika dirasa keriuhan menjadi saat guru sedang menjelaskan materi.

"Gini-gini juga suara gue bermanfaat tau!" Elak Kesi.

Menyadari satu hal yang ganjal, ketika melihat Alya yang tak banyak bicara hari ini. Dela, Sela dan Kesi tahu benar apa yang dirasakan oleh Alya  saat ini sungguh berat. Memang ketika beberapa orang menyetujui jabatan ketua kelas dan setengahnya tidak membuat kita sedikit kecewa.

Masalah dulu yang telah tersimpan, kini harus Alya ingat kembali, dimana dulu Khalid terjerat kasus narkoba, sejujurnya Alya telah memohon-mohon kepada wali kelas dan juga kepala sekolah untuk tidak mengeluarkan Khalid. Mungkin ada solusi lain untuk meredakan masalah ini. Alhasil pihak sekolah menentang keras tentang apa usulan Alya.

Khalid merupakan sahabat karib Fadilah. Khalid adalah anak yang terkenal dengan kebaikan dan kedermawanannya, saat mengetahui Khalid ikut terjerat kasus narkoba, semua penghuni sekolah tidak menyangka bahkan menganggap masalah ini hanyalah candaan semata. Tetapi dengan semakin menyebarnya berita ini, sekolah memutuskan untuk mengeluarkan  Khalid walaupun terpaksa.

"Lo lagi mikirin anak kelas kan Al?" Tanya Dela khawatir.

Alya melirik lantas ia membenarkan tatanan kacamata yang sedikit tidak benar. "Iya, gue ngerasa nggak pantes jadi ketua kelas, lebih baik lo aja deh yang gantiin gue Del." Ujar Alya yang membuat Dela menggeleng kuat sekaligus menolak mentah-mentah apa yang disulkan oleh Alya.

"Nggak! Nggak! Gue cukup jadi sekretaris aja udah capek Al. Tenang aja Al, lo jangan ambil pusing, kalau lo merasa sulit, dateng ke kita-kita. Pasti bakal ada jalan keluarnya." Ucap Dela mencoba untuk menenangkan Alya.

"Nih ya Al, kalau lo nggak ngerasa itu lo, yaudah jangan dipikirin. Lagian lo udah bertanggung jawab atas masalah yang menimpa kelas lo. Harusnya lo tegur tuh si Dini yang udah bikin kelas lo ancur plus almamater sekolah ancur!" Jelas Anwar dengan penuh percaya diri begitu juga disertai dengan wajah kesalnya karena Alya yang selalu bermurung atas setiap masalah yang menimpanya.

"Mau nggak ngerasanya gimana War? Udah jelas nama gue terpampang di akun War!" Emosi Alya mulai meningkat.

TAK!

Reza menjitak kepala Anwar dengan kerasnya. Anwar yang merasa tidak senang, langsung menatap Reza penuh keheranan sekaligus kekesalan atas nyeri di kepalanya.

KONFLIK  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang