Kantin
Pandangan kosong, kantung mata berwarna hitam, wajah pucat, sudah dapat dibayangkan bagaimana wajah dari orang tersebut. Setelah kejadian kemarin malam di sekolah, salah satu diantara mereka setiap jamnya selalu terjaga di malam hari. Pada kemarin malam, mereka latihan band berbarengan dengan mengerjakan tugas kelas bersama The Basreng. Salah satu barang Sela dan Reza tertinggal di sekolah saat setelah pergi meninggalkan sekolah.
Sela meninggalkan flashdisk nya di ruang seni, begitu juga dengan Reza lupa membawa gitarnya yang sekarang masih tertunda di ruang seni. Jadilah mereka kembali ke sekolah saat suasana sudah larut. Itupun terpaksa. Sesampainya di sana, Dela teringat akan salah satu hantu pulpen, seorang wanita yang mati saat sedang ujian. Menurut yang didengar Dela, setiap mengerjakan soal ujian wanita itu sering memainkan pulpen hingga menimbulkan suara lantaran ia berusaha berpikir keras jawaban pada soal yang sedang ia kerjakan. Wanita itu ingin mendapatkan nilai terbaik di sekolah, sampai-sampai ia rela tertidur di perpustakaan hanya untuk belajar. Hingga pada hari terakhir ujian wanita itu tertidur untuk selamanya, karena soal ujian nya yang belum selesai, banyak yang bilang wanita itu bergentayangan di sekitar ruang ujian untuk mencari kertas ujiannya.
Setelah menyampaikan cerita itu, seluruh temannya dilanda ketakutan dan saling mendorong untuk memimpin jalan dengan lampu penerangan minim. Suasana sekolah dimalam hari tiba-tiba berubah, sekitar terasa mencekam hanya terdengar suara helaan nafas masing-masing. Di pertengahan jalan Dela tiba-tiba berhenti, sontak semuanya ikut berhenti berjalan.
"Kalian denger suara pulpen nggak sih?" Tanya Dela seraya menanamkan telinganya.
"Lo jangan nakut-nakutin Del!" protes Anwar.
Mereka terdiam sambil mendengarkan suara yang Dela sebutkan, semakin mereka mendengar semakin jelas suara pulpen menyapa pendengarannya, derap kaki yang dirasa jauh diujung sana, lama kelamaan terdengar dekat menuju ke arah mereka. Hingga akhirnya Anwar si penakut berteriak histeris lalu berlari terbirit diikuti oleh teman yang lain. Mereka mengikuti kemana Anwar berlari sampai akhirnya mereka terjebak di atas aula. Tiada henti mereka berdoa kala suara derap kaki itu semakin mendekat.
"Ya Allah belum siap dimakan setan ya Allah," bisik Reza memohon pada Sang Pencipta. Saat berada diujung kepasrahan suara itu tinggal menemui beberapa langkah untuk menjumpai mereka, seketika mereka berteriak sekencang-kencangnya. Lantas membuka mata, alih-alih setan yang mereka sangka, ternyata yang datang adalah satpam sekolah sambil menyoroti cahaya senter pada wajah mereka.
"YA ALLAH ASTAGFIRULLAH MANG JUNED!" teriak Anwar mengelus-elus dadanya yang rasanya jantungnya hampir terjatuh ke lantai saat itu juga.
"Ngapain malam-malam kalian di sini? Kalian ngepet?!" tuduh Mang Juned.
Setelah kejadian itu Dela, Alya, Kesi, Andi, Anwar, Reza dan Haris terus melayangkan pandangan kosong entah kemana mereka menatap. Sela menggebrak meja sehingga membuat temannya terkejut dan menatap ganas pada Sela, seperti hewan yang ingin menyantap mangsanya dalam satu kali kedip.
"Pada kenapa si? Nggak tidur gara-gara hantu pulpen itu?" Tanya Sela angkuh.
Mereka mengangguk.
"Lo kenapa bang? Lo takut juga?" Tanya Sela kakak kandungnya Haris.
"Ini semua salah lo Sel, gue minta ke lo buat tidur di ruang tamu nemenin gua, tapi lo udah kerek aja di kamer." Jelas Haris begitu kesal ketika adiknya tidak peduli padanya.
"Lagian, orang udah tidur dibangunin, nggak akan bangun bang!" Sela tertawa terbahak-bahak.
"Sok banget sih lo? Bilang aja lo juga takut kan? Mangkanya lo nganggep suara abang lo kek hantu pulpen?" Cibir Willy tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
KONFLIK (END)
Teen FictionThe Basreng merupakan nama grup gila yang pernah ada, grup ini beranggotakan 6 orang, mereka sekumpulan remaja kelas 2 SMA yang akan menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi pada usianya. Diceritakan oleh dua orang murid terkenal akan kepintarann...