PART 14

9 2 0
                                    

Saat ada masalah menimpa, rasanya Dela sedikit putus asa dengan apa yang harus ia lakukan. Sekarang pun disaat Dela sudah siap dengan seragam sekolahnya, Dela belum berangkat juga. Yang dia tunggu adalah hari yang semakin siang. Sebenarnya hari ini Khalid sudah mengatur rencana untuk menghack akun war.

Tapi nyatanya Dela masih berdiri di depan rumahnya menatap matahari yang semakin muncul dan panas.

"Del lo belum berangkat?"

Dela melirik pada lelaki yang baru saja bertanya padanya.

"Belum." Jawab Dela.

"Mau bareng nggak?" Tanya Firgi, teman semasa ia SD.

"Emangnya boleh?" Tanya Dela ragu.

Firgi merupakan saudaranya, anehnya kenapa dia harus satu sekolah dengannya? Dan lebih anehnya lagi, setiap mereka bertemu di sekolah, mereka tidak bertanya sama sekali, tersenyum pun tidak. Tetapi ketika berada di rumah, Firgi sendiri yang selalu bertanya dan tersenyum. Sekarang Firgi menawarkan tumpangan untuk berangkat sekolah bersama untuk pertama kalinya.

Dulu saat mereka masih kecil, Firgi dan Dela selalu bermain. Awal cerita dimulai saat Dela pindah sekolah, dulu Dela tinggal di Karawang, sekarang Dela harus tinggal bersama neneknya di Kuningan, akhirnya Dela bertemu dengan Firgi. Neneknya berkata pada Firgi kecil untuk selalu menjaganya dan terus mengajaknya bermain.

Dela teringat dengan satu cerita, dulu saat dia kelas 2 SD, ada satu lelaki yang berkata kasar padanya dan terus menjahili, Dela sangat takut dengan anak itu, karena posisinya  Dela merupakan anak baru dan tidak cukup kenal dengan teman barunya itu. Kebetulan Firgi melewat dan Dela memanggilnya.

"Firgi!" Panggil Dela kecil.

Firgi pun melihat apa yang terjadi saat Dela dalam masalah, Firgi menghampirinya dan menyelamatkan Dela yang sedikit ketakutan. Setelah itu Firgi menggandeng tangan Dela dan pulang bersama.

"Aku bakal ngelindungin kamu, tenang aja. Ngomong aja kalau kamu ada masalah." Ucap Firgi dan itu membuat Dela tersipu malu.

Pertemanannya terus berlanjut dengan baik, semua kejadian dilalui. Itu membuat Dela malu dan menimbulkan rasa pada Firgi.

Sekarang saat mereka sudah beranjak dewasa, mereka berdua mulai berjauhan dan diam. Tidak ada yang saling menyapa atau menjahili satu sama lain.

"Woy kenapa lo jadi bengong? Mau ikut nggak? Udah siang nih." Ucap Firgi yang membuyarkan lamunan Dela.

"Oh iya gue ikut."
.

.

.

.
Sesampainya di sekolah, Dela terus saja mengikuti Firgi. Bahkan saat Firgi akan memasuki kelasnya, Dela mengikutinya. Firgi sendiri yang menyadari Dela terus mengikutinya, menghentikan langkahnya.

"Kenapa lo ngikutin gue terus?" Tanya Firgi.

"Gue bosen di kelas, lagian sekarang bebas nggak bakal belajar. Jadi gue ikutin lo." Jawab Dela asal.

Firgi terdiam sejenak mengamati ekspresi Dela apakah Dela berbohong atau tidak.

"Lo bohong kan? Lo lagi ada masalah sama temen lo." Tebak Firgi.

"Udah tau gue akhir-akhir ini lagi ada masalah, kenapa nggak ngebantuin gue?" Tanya Dela.

Lagi-lagi Firgi terdiam dan mencari ide agar Dela tidak bersedih ataupun marah kepadanya.

"Yaudah kita ke kantin. Ada yang mau gue omongin juga sama lo." Ajak Firgi.

Sepanjang jalan menuju kantin, Dela selalu mengawasi sekitarnya. Dia takut bila The Basreng melihatnya dengan lelaki lain, padahal Firgi merupakan saudaranya. Hanya saudara ditambah dengan status teman, jadi mereka tidak memiliki hubungan apapun selain itu.

KONFLIK  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang