PART 13

8 2 0
                                    

Beberapa minggu kemudian

Ulangan semester 2 kini telah datang, yang saat ini merupakan ulangan terakhir mereka. Di mana semua murid harus segera mempersiapkan materi dan juga mental giat untuk nendapatkan nilai bagus. Tak jarang dari sekian banyaknya murid, akan melakukan hal yang curang, dan ini menjadi salah satu permasalahan yang harus segera diberantas.  

Kecurangan memang harus segera diberantas, demi menjaga keadilan dan kedamaian. Tidak bisakah kalian membayangkan bila kita mengerjakan soal ulangan dengan kemampuan kita sendiri? Akan lebih terhormat bila nilai ulangan hasil dari pemikiran otak kita.

Bersikaplah bijaksana dan adil wahai para pelajar, percayalah usaha tidak akan mengkhianati hasil. Terkecuali jika kamu tidak berusaha sama sekali, maka usaha akan mengkhianati mu.

"Nggak kerasa ya, kita udah mau naik kelas tiga lagi. Habis itu kita pisah deh." Celoteh Dela terdengar kecewa.

Semuanya terdiam, memikirkan nilai yang akan diperoleh masing-masing. Mereka akan sibuk dengan nilainya sendiri, mencoba untuk memperbaiki.

"Al, lo harus semangat. Andi udah tahu kalau lo suka sama dia, buat ini jadi pelajaran. Jangan patah semangat lo!" Dela mencoba untuk menyemangati Alya.

"Dan lo Sel, coba lo dengerin dulu penjelasan Willy." Saran Dela.

Sela terdiam.

"Oh ya? Sekarang gue jadi nggak percaya kalau gue cerita sama temen sendiri." Sindir Alya begitu dingin, sontak menimbulkan keheranan pada ketiga temannya.

"Maksud lo? Lo gak percaya sama kita-kita?" Tanya Dela bingung.

Bel tanda ulangan berbunyi menengahi perdebatan yang tadinya akan terjadi. Alya memalingkan muka saat ia melihat wajah Dela. Apa yang salah? Dan apa yang telah terjadi? Mengapa semua temannya menjadi berbeda.

.

.

.

Detik-detik ulangan terakhir sedang berjalan dan satu jam telah berlalu. Beberapa lembar kertas ulangan selalu dibuka setiap lembarnya memeriksa soal yang sangat sulit dikerjakan bagi mereka.

Satu diantara tiga puluh banyaknya murid, tidak perduli dengan keberadaan kertas ulangan, bahkan lembar jawaban pun kosong. Nihil, tidak ada yang terisi.

"Waktu tinggal 5 menit lagi anak-anak." Ucap pengawas sambil mengelilingi kelas untuk melihat kerja siswa.

Di sisi lain, Dela kini sedang khawatir, ada satu soal yang tidak sempat Dela pelajari. Semuanya kacau. Dela terus membaca soal tersebut untuk mencari sebuah penerangan dan jawaban yang mungkin tepat. Kini matanya melihat sekitar, matanya melihat Dewi yang berada di depan dan sedang menunduk dengan satu lembar kertas yang mungkin itu berisi jawaban.

Hatinya kini telah membara melihat kejadian ini. Bagaimana bisa dia melakukan hal tersebut disaat guru sedang memeriksa agar murid tidak ada yang menyontek. Dela mengepalkan tangannya.

Merasa terintimidasi, Dewi segera melirik ke belakang dan matanya kini bertemu dengan mata garang Dela. Dengan segera Dewi meremas kertas itu dan memasukkannya ke dalam kolong meja.

KONFLIK  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang