PART 8

10 2 0
                                    

Sudah satu minggu ini, Alya dan Dela selalu bersama. The Basreng kini seakan tidak menganggapnya, setiap mereka bertemu, tidak ada lagi sapaan hangat yang mereka terima, tidak ada canda tawa yang dapat mereka dengar, dan tak ada lagi yang bisa memberinya semangat disaat mereka terpuruk seperti sekarang ini. Banyak berita beredar di Akun War mengenai renggangnya pertemanan Alya dan Dela dengan mengada-ngada bahwa Alya dan Dela selalu melanggar peraturan sekolah. Itu harus dihadapi oleh keduanya sendirian.

Disaat istirahat, biasanya mereka akan bersama dengan teman lainnya dan tertawa terbahak-bahak saat akan ke kantin, setelah itu mereka akan mengabadikan beberapa momen tertentu di handphone Reza. Sekarang, mereka hanya berdua. Kemanapun mereka selalu berdua. Sela dan Kesi pun sedikit demi sedikit menjauh dari Alya dan Dela. Apa yang ditanyakan oleh Dela maupun Alya dijawab dengan sesingkat-singkatnya dan apa adanya. Apalagi bila bertemu dengan Reza dan Anwar, mereka tidak pernah melirik Alya dan Dela walaupun berada di hadapannya.

Melihat anggota The Basreng  kurang, terkadang membuat Reza, Anwar, Sela dan Kesi sedikit sedih dan hanya bisa diam. Grup kini sepi bila tak ada Alya dan Dela. Mereka juga merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakan Alya dan Dela. Mereka hanya mencoba untuk terlihat bahagia di depan Alya dan Dela. Walaupun dihatinya mereka menginginkan mereka bersama kembali. Hanya saja Reza masih menyimpan rasa kesal di hatinya. Butuh beberapa hari untuk bisa meredakan kesalnya, bagaimanapun juga Rezalah yang sangat membantu begitu besar dalam pelaksanaan misi.

Mengenai misi yang diperintahkan oleh kepala sekolah masih dilaksanakan oleh Alya dan Dela. Akhir-akhir ini Alya dan Dela sering masuk ruang kepala sekolah, karena mereka dipanggil dan mereka yang memiliki informasi. Kini kepala sekolah ikut untuk mencari informasi itu dengan memfasilitasi semua peralatan yang ada di sekolah demi menangkap satu orang pemilik Akun War. Sampai-sampai kepala sekolah memerintahkan guru bidang prasarana memasang CCTV, untuk melihat gerak-gerik dari setiap murid.

Apalagi untuk bagian ruang komputer, dipasang CCTV disetiap sudut untuk memantau aktivitas para murid dalam menggunakan komputer. Sampai sekarang, Alya dan Dela belum melihat perkembangan yang terjadi. Kepala sekolah memberikan satu ruangan berisikan televisi besar yang langsung tersambung dengan CCTV dan itu bersangkut paut dengan misinya. Hanya Alya dan Dela mengetahui ruangan itu, tidak jarang Alya dan Dela menggunakan ruangan itu untuk belajar sambil mereka memantau keadaan setiap ruangan yang terpasang CCTV.

Sebenarnya, beberapa hari ke belakang Dela mencurigai gerak-gerik Reyna. Dela berfikir bahwa Reyna ada sangkut paut dengan Akun War, dan itu dirasakan juga oleh Alya. Beberapa hari ke belakang melalui monitor di ruangannya, Alya dan Dela melihat kericuhan, pertengkaran antara Reza dan Fadilah. Entah apa yang membuat mereka bertengkar, itu membuat Alya dan Dela khawatir. Tepatnya di koridor sekolah, mereka berdua menangkap satu orang yang mencurigakan. Yang mereka lihat, orang tersebut mengambil beberapa foto menggunakan handphone.

Dela menyadari ada yang dikenalinya dari barang-barang yang dibawa oleh orang tersebut. Salah satunya yaitu case HP orang tersebut sama persis dengan case HP milik Reyna. Mereka sudah menetapkan targetnya, namun mereka hanya diam dan terus mengikuti alur yang dibuat oleh si War.

Saat bel berbunyi, Dela dan Alya segera meninggalkan ruangan tersebut dan pergi ke kelasnya. Setibanya di kelas, seketika seisi langsung terdiam menatap kedatangan Alya dan Dela, berbeda dengan Sela dan Kesi asyik dengan percakapan mereka berdua.

"Al, lo dipanggil guru ke kantor katanya ada tugas, gurunya nggak akan masuk. Lagian lo kemana aja sih? Ibu Lily manggil lo beberapa kali, tapi lo nggak ada!" Ucap Dewi sinis.

"Lo punya handphone? Kenapa lo nggak gunain handphone lo buat ngehubungi gue?" Tanya Alya tak kalah sinis.

"Sorry gue nggak nyimpen nomer HP lo dan nggak akan gue simpen." Alya mencoba menahan emosinya dengan mengepalkan tangannya. Dengan sigap Dela berusaha menenangkan Alya. Tidak hanya Dela, sebenarnya Sela dan Kesi memantau suasana kelas ditempatnya, tapi mereka tidak ikut bersuara jika masalah itu masih bisa dihadapi oleh Alya.

KONFLIK  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang