PART 15

15 3 0
                                    

Sengaja untuk hari ini Khalid, Anwar, Reza, Alya, Dela, Sela dan Kesi berkumpul di salah satu tempat dekat dengan sekolah, mereka telah merencanakan apa yang akan mereka lakukan, mereka saling menunggu karena mereka akan berangkat bersama ke sekolah dan pada saat di gerbang mereka akan bergaya sekeren-kerennya dan tertawa begitu lepas. Menandakan tidak ada yang terjadi sama sekali setelah kemarin suatu berita pertengkaran antara Alya dan Dela.

Saat mereka sudah berkumpul, mereka kembali berdiskusi.

"Sekarang, gue mohon sama Alya juga Dela buat pura-pura nggak ada masalah sama sekali." Perintah Khalid.

"Ih emang lo siapa ngatur-ngatur?" Tanya Alya sinis.

"Yeehh lo mau cepet selesai nggak masalahnya?" Tanya balik Khalid.

"Iyeee dehh! Nih pegang tangan gue!" Alya langsung menyodorkan tangannnya dengan wajah masam dan itu menimbulkan gelak tawa dari temannya.

Dan dengan terpaksa juga Dela harus menggenggam tangan Alya pura-pura bercanda ria.

Ketika saatnya tiba, mereka mulai berjalan menuju gerbang sekolah dengan gaya mereka masing-masing. Semua orang menatap heran ke arah mereka, mungkin mereka heran. Kemarin anak-anak ini bertengkar, dan sekarang mereka sudah berbaikan kembali.

Di situ terdapat satu orang yang memantau intens dengan hati membara dan juga kekesalannya yang sudah membumbung tinggi. Apakah itu hanya candaan? Bagaimana bisa mereka berbaikan dalam waktu satu hari? Apa yang sudah terjadi sebenarnya? Tidak mungkin itu terjadi.

Khalid memimpin jalan untuk segera ke kantin dan memesan makanan, seperti yang diketahui bahwa sekarang mereka bebas, tidak akan ada lagi pelajaran yang masuk karena mereka sudah melewati masa ulangan yang begitu pusing. Dengan percaya dirinya mereka duduk dan memesan banyak makanan.

"Gue minta duit dong Lid." Pinta Anwar pada Khalid.

Khalid mengangkat sebelah alisnya.

"Buat apa?" Tanya Khalid.

"Buat bersihin ketek gue, ketek gue basah terus dari kemarin. Sekali-kali keringin gitu ya biar wangi." Jelas Anwar tanpa dosa dan tidak sedikitpun ia merasa malu.

"Kalau lo mau ngeringin ketek lo caranya mudah kok." Ucap Khalid.

Anwar mulai mendekat, "gimana caranya? Pake apa?" Tanya Anwar begitu penasaran.

"PAKE AMPLAS! Kalau enggak lu keringin ketek lo pake hairdryer!" Pekik Khalid.

Seketika semuanya tertawa. Mengembalikan suasana yang pernah hilang beberapa hari yang lalu. Kini mereka kembali seperti semula, tapi sepertinya tidak untuk Alya dan Dela yang sekarang masih berjauhan.

"Lo berdua masih marahan?" Tanya Sela.

"Bukan marahan, tapi musuh!" Ucap Alya.

"Hussh! Gak boleh bilang gitu dosa lo!" Timpal Kesi segera.

"Tenang aja, dalang bakal segera kepancing dan dateng ke sini." Ucap Khalid begitu tenang.

.

.

.

Sudah beberapa jam mereka berada di kantin dengan beberapa lelucon yang sudah keluar, hingga membuat mereka tertawa terbahak-bahak sambil memegang perut. Disaat seperti inilah mereka harus menghadapi yang namanya sakit perut.

Beberapa menit kemudian, mereka melihat sosok yang terlihat marah dan berjalan ke arah mereka. Langkahnya begitu lebar dan juga cepat, coba lihatlah hidungnya yang kembang kempis. Sudah diduga semua rencana yang akan dilakukan orang tersebut telah gagal.

KONFLIK  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang