PART 12

7 2 0
                                    

Hari ini Sela berangkat siang, menciptakan kekhawariran ketiga temannya yang sedang menunggu Sela diparkiran, bel masuk akan segera berbunyi tapi Sela belum kunjung datang.

"Kemana sih Sela?" Tanya Dela.

"Jangan bilang dia nggak bakal masuk sekolah gara-gara masalah kemarin." Ucap Alya kesal.

"Kesel banget gue sama Akun War, nggak kerjaan banget cari kesalahan orang lain? Mau cari perhatian caranya salah!" Tandas Kesi melipat kedua tangannya di depan dada.

Alya dan Dela terdiam memikirkan siapa admin akun tersebut. Sulit untuk mencari admin akun tersebut, semua anak sekolah terlihat bukan pemiliik akun itu. Mungkin dari semua murid terselip satu orang yang diyakini sedang menyamar menjadi murid biasa.

Tapi mereka bertiga tidak bisa langsung menarik kesimpulan bahwa admin itu adalah teman kelasnya.

"Kita harus cari tau." Ucap Alya.
.

.

.
Di sisi lain, Sela sedang berjalan dengan langkah gontai untuk pergi ke sekolah. Rasa malas terus menyelimuti dirinya. Ia tidak ingin bertemu dengan Willy si playboy berkedok anjing polos. Apalagi dia harus bertatap mata dengan lelaki itu. Bertemu saja tidak mau apalagi melihat wajahnya.

"Mau bareng?" Sela melirik.

Setelah melihat pemilik suara, Sela segera mempercepat langkahnya agar segera menaiki angkutan umum.

"Sel gue mau jelasin semuanya Sel! SELA!" Teriak Willy.

Willy segera memberhentikan motornya dan berlari untuk menghentikan Sela yang terus kabur darinya. Tangannya segera meraih lengan Sela.

"Dengerin gue dulu!" Ucap Willy dengan nada tingginya.

"Dengerin apa lagi? Gue nggak mau ketemu sama lo!" Tegas Sela.

"Semua yang ada di akun itu bohong Sel! Gue nggak punya pacar!" Jelas Willy.

"Alaahhh basi!" Sela meronta agar genggaman tangan Willy terlepas.

Willy segera berlari untuk menyamakan langkahnya dengan Sela, ia harus mendapatkan keyakinan Sela kembali. Ia  tidak ingin Sela berubah menjadi pribadi yang dingin kepadanya. Ya memang Sela selalu dingin kepadanya setiap hari, tapi itu tidak membuatnya takut untuk kehilangan.

Tapi melihat sikapnya begitu dingin dan berbeda, itu membuat dirinya takut akan kehilangan. Dia tidak ingin membiarkan bunga miliknya layu hanya karena tidak disirami satu kali.

"Sel dengerin gue dulu, dengerin penjelasan gue! Kalau lo bersikap seperti ini, gue tarik kesimpulan lo suka sama gue?" Ucap Willy begitu berharap.

Mendengar perkataan Wily sukses Sela mati kutu, ia baru menyadari kenapa sikapnya berlebihan seperti ini? Padahal setiap hari Sela selalu merutuki Wily agar tidak berjumpa dengan nya, tapi saat membaca berita tentang Wily sudah memiliki kekasih, kenapa membuat ia searah ini? Apa benar Sela suka pada Wily?

"Denger Sel, gue nggak punya pacar sama sekali selain lo! Pacar gue cuman satu, hanya Sela Aditra Tanjung."

Kedua mata Sela terbuka lebar, amarahnya yang memuncak seketika reda, melipir ke sisi hati yang sedang dinanti mekar bunganya.

"Lebih baik lo jangan ikutin gue terus!" Sela segera berlari dan menaiki angkutan umum.

"SELA!" Teriak Willy frustasi.

________

Ruang Seni

Hari ini Alya begitu antusias karena sekarang ia akan berlatih bernyanyi bersama Andi. Untuk kali ini Alya akan bersikap dengan profesional, ia tidak ingin membuat Andi kecewa. Ia rasa ruang seni merupakan tempat yang nyaman dibandingkan ruang kelasnya. Mengetahui bahwa sekarang Khalid kembali masuk, semuanya menjadi ricuh dan semakin sulit.

KONFLIK  (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang