• goodbye : Nick Mara •

135 10 14
                                    

Aku tengah di kamar menikmati lagu yang mengalun di headphone ku sambil berbalas pesan dengan Nick, selaku doiku sejak 7 bulan yang lalu.

Rumah yang selalu sepi karena kedua orang tuaku sibuk bekerja. Namun semenjak ada Nick, ruang ini tidak sepi lagi.

Tiba-tiba handphoneku berdering. Dan terpampang nama 'Papa' disana. Aku langsung mengangkatnya.

"Halo? Pah? Knp?"

"Y/n, Papa dan Mama telah menjodohkannya dengan rekan kerja ayah. Besok mereka akan datang ke rumah kita untuk membicarakan perjodohan ini."

"Kenapa Papa ngga bilang ke y/n?! Terus Nick gimana??"

"Kamu harus putus dengan Nick. Papa tidak ingin menerima penolakan!"

Telfon itu terputus. Aku terisak karena bingung antara mengikuti keinginan orang tuaku atau tetap bersama Nick. Sejak awal Papa tidak pernah menyukai Nick karena penampilannya seperti berandalan.

'mungkin Nick akan menemukan orang yang lebih baik dari aku' ucapku dalam hati. Walaupun menyakitkan, tapi aku akan melepaskannya. Maafkan aku, Nick.

Sering notifikasi menyadarkanku. Aku langsung mengusap air mataku.

Nick😊
Coba buka pintu rumahmu

Me
Ngapain? Pasti lg di dpn rmh, trus bawa martabak

Nick😊
Udah tau y :(
Btw bukain dong :(

Me
😂😂
Bentarr

Aku segera mencuci muka lalu keluar dari kamar untuk membukakan pintu untuk Nick.

"Hey Babe" sapanya lalu memelukku. Aku balas memeluknya. Nick mengakhiri pelukan itu. "Apa kamu abis nangis? Kok merah?" tanyanya sambil mengusap wajahku.

"Eng-ngga kok, sedikit terkena debu aja" elakku. "Lain kali hati-hati, babe" jawabnya.

Kita menuju kamarku untuk menonton Netflix di laptop. Di tangan kanan Nick dia tengah menyantap martabak yang dibawa tadi. Sedangkan tangan kirinya menopang kepalaku yang tengah fokus pada laptop.

Sebenarnya bukan pada laptop, namun aku tengah memikirkan bagaimana cara menyatakan keputusanku ini. Bukannya aku tidak memperjuangkannya, tapi restu orang tua itu utama. Untung sekedar pacaran mungkin aman, namun untuk jenjang selanjutnya aku belum siap, mungkin Nick berpikiran sama.

"Aku ijin ke belakang y" ucapnya lalu pergi ke kamar mandi. Beberapa menit kemudian dia kembali. Ini saatnya y/n.

"Nick?" Panggilku. "Hm?" jawabnya lalu melirikku. Aku memeluknya lalu menghirup nafas untuk menguatkan diriku. "Em.. maafkan aku Nick, tapi, hubungan kita sampai disini aja" pintaku.

Nick POV

Y/n memelukku erat. Aku membalas pelukannya. "Em.. maafkan aku Nick, tapi, hubungan kita sampai disini aja" katanya. Seperti dihantam batu besar, mendengar kata-kata itu dari mulut nya.

Aku membeku di tempat. "Maafkan aku, Nick" ucapnya lalu menangis di dadaku. "Tapi kenapa?" Tanyaku lirih. "Kamu akan mendapat yang lebih baik dari aku, pasti" ucapnya.

Y/n POV

"TAPI KENAPA?! APA ADA ORANG LAIN DALAM HUBUNGAN KITA??!" tanyanya sambil mengguncang badanku. Aku hanya bisa menangis. Dia memukul angin lalu menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Badannya berguncang lalu terdengar isakan yang memilukan di kupingku.

"Tolong, keluar dari kamarku" titahku. "Nick" lanjutku. "Baik jika itu mau. BAIKLAH" ucapnya lalu meninggalkan kamarku.

Aku mengejarnya lalu menahan lengannya. Saat dia berbalik menghadapku. Aku mencium bibirnya sambil menangkup wajahnya. Ciuman itu berakhir.

"I'm not good at goodbye" bisikku di telinganya. Lalu dia pergi dari rumahku. Dan hatiku selamanya.

🥕🥕🥕

TETAPLAH DI JALAN HALU
-mermaid man

/sengaja pake y/n biar halunya lebih leluasa, gpp kan?/

𝙃𝙖𝙡𝙪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang