25

52 16 0
                                    

Halo, halo~

Mari menyapa sebelum membaca...



Jungkook terkesiap ketika seseorang memasuki ruang rawatnya. Dengan tatapan penuh tuntutan, pria itu berjalan mendekat. Mengambil posisi di sebelah Jungkook yang kini memasang senyum canggung padanya.

Pria itu mengedarkan pandangannya, menatap setiap jengkal tubuh Jungkook yang terbaring. Kemudian fokusnya terpusat pada kaki kanan Jungkook yang dibebat. Dan sebelum mulutnya terbuka, Jungkook sudah mendahuluinya.

"Aku tidak apa-apa, hyung."

Berbohong. Tentu saja. Tidak ada yang baik-baik saja setelah kau tertabrak sebuah mobil hingga tulang kakinya retak.

Tapi harus diakui, Jungkook adalah pria yang beruntung. Ia tidak mendapatkan banyak luka di tubuhnya. Hanya satu, namun membuatnya tidak bisa berjalan selama—mungkin beberapa minggu.

"Kau... ck," Yoongi mendecakkan lidahnya, entah apa yang sekarang harus dilakukannya pada Jungkook. Marah? Inginnya. Jungkook tidak langsung mengabarinya setelah kecelakaan itu terjadi. Tapi Yoongi juga masih mempunyai hati untuk tidak marah-marah dan mengumpatinya. Terlebih seorang pemuda lain kini tengah menatapnya was-was seolah bersiap menerkam.

"Bagaimana keadaanmu sekarang?" ujar Yoongi akhirnya. Rasa-rasanya tidak baik juga jika dia memarahi Jungkook di depan orang lain. Ah, tidak. Taehyung mungkin bukan orang lain untuk Jungkook. Oke saja jika ingin marah-marah.

"Aku baik-baik saja. Tapi, bagaimana bisa hyung tahu jika aku ada disini?" tanya Jungkook kebingungan. Pasalnya ia sudah meminta semua orang agar tidak memberitahu Yoongi sampai pria itu tiba di Seoul. Dan hari ini merupakan hari ke lima dari seminggu liburan Yoongi ke Jepang. Yoongi bilang, dia butuh waktu untuk menenangkan pikirannya.

"Aku penasaran, apakah kau akan tetap menyembunyikan keadaanmu sampai aku kembali?" Yoongi memincingkan matanya, menatap Jungkook yang hanya mengusap tengkuk sambil tersenyum kikuk.

"Ayolah, hyung. Aku hanya tidak mau mengganggu ketenanganmu."

"Dengan membuatku lebih tidak tenang saat kembali?" Yoongi menarik sebelah alisnya, kemudian meletakkan pantat lelahnya di atas sofa. Setelah mendapat kabar dari Jimin jika Jungkook mengalami kecelakaan, Yoongi segera mengemas barangnya, mencari penerbangan tercepat menuju Seoul untuk menemui sepupu bebalnya ini. "Biar kutebak, kau juga tidak memberitahu Halmeoni dan Harabeoji tentang kecelakaan ini?"

Senyum kikuk Jungkook sudah memberi jawaban bagi Yoongi. "Aku hanya tidak mau mereka khawatir, hyung. Ada sedikit masalah di perusahaan pusat, dan aku tidak mau menambah beban pikiran Harabeoji."

"Dia bahkan melarangku memberitahu Hanbyul, hyung," timpal Taehyung. Mengadukan Jungkook sepeti anak tk yang mengadukan temannya pada bu guru.

"Kau ini benar-benar sesuatu, Jung! Bagaimana bisa kau bersikap seperti ini?" Yoongi menghela napasnya, mencoba bersikap lebih tenang. "Dimana Hanbyul sekarang? Sepertinya aku harus memperingatkannya tentang beberapa sifat bebalmu itu."

Taehyung menatap ponselnya, melihat pesan terakhir Hanbyul disana sebelum menjawab pertanyaan Yoongi, "Malam ini mungkin Hanbyul tiba, hyung. Dia sedang berada di New York sejak tiga hari lalu."

"Kau memberitahunya?" tanya Jungkook. Tak terima dan merasa dikhianati oleh Taehyung. Pasalnya Jungkook tahu bagaimana kelelahan Hanbyul yang disibukkan dengan persiapan Fashion Show yang harus dikerjakannya. Dan jika sesuai jadwal, Hanbyul akan kembali ke Korea dua hari lagi. Rasanya tak masalah jika Jungkook harus menunggunya sedikit lebih lama.

BREAK THE SECRETS (BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang