Cita-Cita

4.1K 152 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Kita tertidur untuk bisa bermimpi. Tetapi setelah itu bangunlah kejar mimpi agar menjadi cita-cita yang nyata.
(Sintia_Aulya)

***

Satu minggu yang lalu ujian akhir semester telah usai. Haflah akhirusanah telah di laksanakan. Saatnya kali ini para santri berlibur. Menenangkan pikiran setelah hampir 1 tahun belajar.

Pagi ini Sisil sudah menunggu keluarganya menjemput dirinya di pesantren. Siti menunggu di depan kantor sambil membawa 1 koper dan 1 tas berisi barang-barangnya selama di pesantren. Sheila sahabat Sisil sudah di jemput orang tuanya dari kemarin sore karena rumahnya tidak terlalu jauh. Jadi semalam Sisil tidur di kamar sendirian tanpa ada yang menemani. Sepi pasti sunyi apalagi. Tidak ada teman yang bisa di ajak berbicara dan bersenda gurau. Rindu itu yang dirasakan.

Hampir satu jam Sisil menunggu namun keluarganya belum datang juga. Rasa rindu kepada keluarga pasti ada. Dua bulan yang lalu keluarganya menjenguknya di pesantren. Tetapi hanya sebentar. Kini Sisil bisa melepas rindu dengan rumah selama 2 bulan liburan. Tak terasa sudah 1 tahun lebih 3 bulan Sisil berada di pesantren menimba ilmu. Pasti saat dirumah juga dia merindukan pesantren itu.

"Sil" panggil seseorang

"I-iya" balas Sisil gugup karena terkejut dan ternyata yang memanggilnya adalah Ustadz Yusuf

"Lagi ngapain?" tanya Ustadz Yusuf

"Hm lagi nunggu keluargaku jemput" jawab Sisil sedikit gugup

Jantung Sisil tiba-tiba berdetak keras. Rasanya tidak percaya jika seorang Ustadz kutub bertanya kepada dirinya.

"Di tunggu di dalam aja gih" intruksi Ustadz Yusuf

"Gak usah Ustadz, Sisil tunggu di sini saja." Sisil menolak tawaran Ustadz Yusuf

"Ya sudah kalau begitu. Aku temani ya?" pinta Ustadz Yusuf

Sisil melongo mendengar perkataan Ustadz Yusuf baru saja. Masih dengan rasa tidak percaya. Sisil tak bergeming hanya menganggukkan kepala tanda dia mau. Tidak ada percakapan yang berarti di antara mereka.

"Sil"

"Iya"

"Kamu..." Ustadz Yusuf menggantungkan ucapannya

"Apa Ustadz?" tanya Sisil penasaran

"Umur kamu berapa?" tanya Ustadz Yusuf mengalihkan pembicaraan

"Mau 20 tahun" jawab Sisil singkat

"Ohh" Ustadz Yusuf hanya membulatkan bibirnya.

Tidak lama kemudian, keluarga Sisil datang. Sisil dijemput Oleh Papa, Mama serta Zulfa adiknya. Sisil langsung mencium punggung tangan Mama dan Papanya. Sisil langsung memeluk Zulfa adiknya. Rasa rindu kepada adik satu-satunya. Hampir 5 bulan tidak bertemu dengan Zulfa karena 2 bulan lalu di saat Mama dan Papanya menjenguk Sisil, Zulfa sedang berada di luar kota menyelesaikan tugas kuliahnya. Tak terasa air mata Sisil tumpah membasahi Pipinya. Ustadz Yusuf hanya berdiri memandangi keluarga kecil itu. 'Semoga mereka kelak akan menjadi keluargaku juga' lirih Ustadz Yusuf dalam hati.

Bring Me To Jannah✓ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang