Kembalinya Maura

4.2K 160 4
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Di setiap tempat akan menggoreskan kenangan. Kenangan yang hanya aku dan kamu mengerti. Karena kenanganku bukan hanya sekedar kenangan.
(Hafsahkafa)

***

Pagi yang cerah. Matahari bersinar menyinari bumi. Sisil menyiapkan sarapan untuk dirinya dan suaminya tercinta. Sisil hari ini memasak masakan kesukaan suaminya, ayam kecap dan opor ayam. Sisil mendapat resep dari Umi dan baru mencoba membuatnya hari ini.

Yusuf dan Sisil sarapan berdua saja. Tidak ada percakapan di antara mereka. Hanya detingan piring yang terdengar. Seusai sarapan, Sisil membawa piring-piring kotor ke dapur untuk di cuci. Yusuf kembali ke kamar mempelajari kitab yang besok akan di ajarkan kepada para santri. Ya besok hari mereka beraktivitas kembali. Sisil yang bekerja kembali ke rumah sakit dan Yusuf yang kembali mengajar di pesantren.

Tok... Tok... Tok...

Mendengar pintu di ketuk Sisil membukanya. Ketika membuka pintu, berdirilah seorang wanita cantik, putih, tinggi, bermata bening dan berwajah seperti arabian. Sisil sebelumnya tidak pernah melihat wanita ini.

"Assalamualaikum" ucap wanita itu

"Waalaikumsalam" balas Sisil

"Mbak apa ini benar rumah Mas Yusuf?" tanya wanita itu

Sisil heran, wanita ini menanyakan perihal suaminya.

"Iya benar saya istrinya." jawab Sisil

Ada raut kekecewaan di wajah wanita itu.

"Mas Yusuf ada?"

"Ada. Silahkan masuk, saya panggilkan."

Sisil memasuki rumah diikuti wanita itu. Lalu wanita itu duduk di sofa ruang tamu dan Sisil menaiki tangga rumah memanggil suaminya.

Mereka turun berdua. Yusuf penasaran dengan wanita tersebut. Wanita itu menunduk tak memperlihatkan wajahnya. Yusuf semakin penasaran di buatnya. Tiba-tiba handphone wanita itu berbunyi dan mengambilnya di tas. Sekelebat wajah wanita itu tidak asing lagi baginya.

"Assalamualaikum" ucap Yusuf ketika wanita itu meletakkan handphone nya di meja.

"waalaikumsalam" balas wanita itu dengan menengok ke arah Yusuf

Yusuf terkejut bukan main. Dia tak bergeming. Hampir tidak percaya dengan orang yang ada di hadapannya kali ini. Ya dia Maura, orang yang pergi di hari pernikahan. Sisil semakin kebingungan di buat mereka. 'Ada apa sebenarnya?' gumam Sisil dalam hati. Yusuf mengajak Sisil untuk duduk di sampingnya. Wanitw itu menelengkupkan tangannya di dada dan dibalas Yusuf dengan senyum terpaksa.

"Maura" panggil Yusuf

Sisil langsung spontan melihat Yusuf. Ya itu adalah Maura. 'Ya Allah kenapa dia datang lagi?' lirih Sisil dalam hati. Sisil memegang erat tangan Yusuf. Sisil khawatir, jika Yusuf terlena dengan Maura.

Maura hanya terdiam dan menunduk. Raut kecewa dan sedih terlihat pada wajah Maura. Mungkin Maura tidak tahu jika Yusuf sudah menikah.

"Maura kapan kamu sampai?" tanya Yusuf memulai pembicaraan.

"Seminggu yang lalu" jawab Maura

"Ohh... Kenalin ini istriku Sisil" ucap Yusuf sambil melihat Sisil

Sisil tersenyum simpul. Rasa was-was menyusup ke hati. Sisil hanya terdiam tak bergeming.

"Selamat ya buat kalian berdua. Tapi perlu kalian tahu, aku masih cinta sama Mas Yusuf." ucap Maura spontan

Sisil dan Yusuf saling memandang. Tidak mengira sama sekali jika seorang Maura mengatakan Itu. Menjatuhkan harga dirinya. Padahal Maura adalah wanita yang sholihah, Hafidzoh dan berpendidikan. Sungguh tak disangka.

Sisil merasa hatinya terbakar seketika. Apa yang dia khawatirkan terjadi. Sisil tak bisa menahan isak tangis. Sebening air mata Sisil jatuh juga. Sisil pergi meninggalkan mereka.

"Apaan sih kamu Maura. Dengar ya aku tidak cinta sama kamu! Sekarang kamu pergi dari sini dan jangan berani kembali lagi!" ucap Yusuf dengan nada meninggi. Wajahnya memerah melihat kelakuan Maura yang sangat tidak pantas dia katakan.

"Oke! Aku akan pergi! Tapi ingat aku akan balas perlakuanmu hari ini!" jawab Maura dengan nada yang meninggi pula.

Maura keluar rumah dengan penuh amarah. Dia tidak rela jika di perlakukan seperti itu. Namun, Yusuf tak menghiraukan. Yusuf langsung menghampiri Sisil di kamar. Ternyata Sisil mengemas barang-barangnya ke dalam koper. Sisil sangat kecewa sekali.

Yusuf berusaha menghalangi Sisil. Namun apa daya, Sisil tetap ngotot jika dia akan pulang ke rumah Papanya.

Sisil mengendarai mobilnya dengan membawa air mata. Air matanya tidak berhenti untuk terus mengalir. Yusuf tidak menyerah begitu saja. Yusuf segera mengikuti Sisil dengan mobilnya. Sisil mengemudi semakin kencang saja.

Sesampainya di rumah, Sisil langsung menuju ke kamar. Di rumah ada Mama dan Zulfa mereka bingung dengan sikap Sisil dan Yusuf. Sisil mengunci pintu kamar rapat-rapat dan tidak membiarkan Yusuf masuk. Yusuf tetap menggedor-gedor pintu berusaha menjelaskan kepada Sisil.

"Sil buka dong nanti aku jelasin!" teriak Yusuf dari luar dan tetap menggedor-gedor pintu.

"Gak ada yang perlu di jelasin! Semua sudah jelas!" teriak Sisil dari dalam kamar dengan isak tangis yang sangat jelas.

"Sil buka!" ucap Yusuf dari luar dan masih menggedor-gedor pintu

Sisil tidak tega dan akhirnya memutuskan untuk membuka pintu.

Suara kunci di putar terdengar dari luar. Dan akhirnya pintu kamar Sisil dibuka. Yusuf langsung masuk kedalam dan mengunci pintu kembali. Sisil hanya duduk menangis diatatas kasur. Yusuf mencoba menenangkan Sisil kembali.

"Sil dengar aku!" ucap Yusuf sambil mengangkat wajah Sisil untuk menatapnya

Sisil hanya terdiam.

"Hey aku tidak mencintai Maura lagi sayang. Itu dulu. Tapi sekarang aku hanya mencintai kamu. Tidak ada yang lain. Kamu percayakan sama Mas?" ucap Yusuf berusaha menjelaskan kepada Sisil.

Sisil tetap terdiam tanpa kata. Tak satu katapun keluar dari bibirnya. Yusuf bingung akan menjelaskan bagaimana lagi. Intinya dia sudah tidak ada rasa lagi dengan Maura.

"Sayang? Kamu masih gak percaya?" tanya Yusuf dengan nada sangat pelan.

Tiba-tiba Sisil memeluk Yusuf. Sisil kembali terisak lagi. Yusuf mengusap air mata Sisil yang terus keluar itu.
####

Maaf pendek, lagi gak mood nih. Heheheh...
Ikuti ceritaku ya...
Jangan lupa tinggalkan jejak!

Jazaakumullohu khoir

Bring Me To Jannah✓ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang