Akad

4.6K 158 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Wanita yang mulia itu dimuliakan dengan akad bukan dengan coklat.

***

Pagi ini adalah hari yang sangat bahagia bagi Sisil. Dia tidak pernah merasa sebahagia ini. Matahari bersinar begitu cerahnya. Menyambut bahagianya Sisil.

Sisil berdandan sebegitu cantiknya bak bidadari surga. Dengan menggunakan gaun berwarna putih, Sisil tampak seperti seorang ratu. Ratu hati seorang Yusuf.

Sisil bercermin di kaca besarnya. Ah mungkin dia masih belum percaya atas semua ini. Dia akan menjadi bidadari surga dari seorang pangeran hatinya. Sisil bangkit dari duduknya. Menuju ke jendela kamarnya. Sejenak dia memandang luar dari jendelanya. Merasakan indahnya kuasa Allah.

Rumahnya tampak berbeda dari sebelumnya. Rumah yang biasanya sepi, sekarang sangat ramai dengan sanak saudara jauh yang datang. Kamarnya pun berubah. Yang biasanya hanya terlihat biasa sekarang di hiasi banyak bunga. Tiba-tiba terselip dalam pikirannya 'apakah aku bisa menjadi istri yang baik?' gumam Sisil. Ah Sisil pasti bisa.

Sebentar lagi pukul enam pagi, Sisil dan keluarga akan berangkat ke Masjid pesantren untuk melangsungkan akad nikah. Kurang lebih 1 jam sampai di sana. Akad akan di mulai setengah 8 pagi. Jadi di perkirakan Sisil akan sampai sana setengah jam sebelum akad di mulai.

Sisil duduk di kasurnya. Mengambil sebuah pigora yang ada di meja samping kasurnya. Sebuah foto masa kecilnya. Foto ketika dia masih berumur 1 tahun. Sekarang Sisil dewasa 20 tahun sudah umurnya. Dia yang dulunya tidak tahu dan tidak bisa apa-apa sekarang dia akan menjadi seorang istri. Setetes air mata berhasil meluncur dengan cepatnya membasahi pipi. Teringat masa-masa kecil sampai masa di mana dia mengambil jalan suram. Ya sekarang dia akan menikah, menjadi seorang istri dan calon ibu.

Tok... Tok... Tok...

Suara pintu kamar di ketuk. Sisil segera meletakkan kembali foto itu dan mengusap air matanya. Dia bersikap seperti tidak ada apa-apa.

"Assalamualaikum Mbak"

"Waalaikumsalam. Zulfa, ada apa?"

"Mbak sudah waktunya berangkat, mbak sudah siap?" tanya Zulfa

"Insya Allah siap!" jawab Sisil sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

Sisil menutup pintu kamarnya. Berjalan menuruni tangga bersama Zulfa. Semua keluarga memandang Sisil. Terpaku pada seorang bidadari.

Mobil sudah siap. Sisil memasuki mobil silver milik Papanya. Di dalam mobil ada Supir, Papa, Mama, Sisil dan Zulfa. Sisil berada di tengah duduk diantara Mama dan Zulfa. Sisil hanya menunduk tak mampu berkata-kata.

***

Matahari bersinar cerah di pagi ini. Menyusup masuk melalui celah-celah. Menyinasi setiap gelapnya ruangan. Yusuf sudah selesai bersiap-siap. Dengan menggunakan serba putih, Yusuf bak seorang pangeran. Ketampanannya hampir menyerupai Nabi Yusuf A.S. Akan menjadi seorang imam dari sang pengisi hati.

Yusuf tidak membayangkan sama sekali jika dia akan menikah dengan orang yang dicintai tidak lama ini. Melupakan seorang yang menyakiti  menggantinya dengan orang yang menyayangi. Memang sulit untuk melupakan tetapi paling tidak Yusuf sudah tidak mencintai orang yang sudah menyakitinya.

Bring Me To Jannah✓ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang