2: Awal kemunculan

75 1 0
                                    

Mei 2014, Pukul 03.00 WIB

Drrrrt...Drrrrt...

Alarm ponsel bernyanyi di pagi buta. Lagu berjudul Nanka Shiawase dari Oystars membahana di kamar. Mata terpejam perlahan terbuka. Ia telah bangun dari tidur panjang. Sosok itu beranjak dari ranjang sambil mencari stop kontak untuk menyalakan lampu. Dia merapikan rambut hitam bergelombang sedada yang berantakan. Wajahnya lebih cantik dan terlihat dewasa daripada biasanya. Dia adalah Ahilya bukan Akshita sang pemilik tubuh itu.

' "Hmmm—, rese banget sih alarm bunyi pagi buta. Mata gue masih sepat!" Ia berceloteh. Dari bibirnya terdengar jelas gerutuan pagi buta di kamar. Mulutnya seperti ikan Louhan kurang air. Namun seketika itu juga dia sadar, "TUNGGU! KENAPA GUE JADI GANTIAN?!" Ia menjerit. Meraung seperti harimau di kamar sunyi. Sudah satu jam ia mengoceh sendirian hanya karena bertukar karakter secara tak sengaja. Jelas ini bukan lagu Tenda Biru dari penyanyi Dessy Ratnasari. Dengan segera ia ke kamar mandi untuk bersiap-siap ke kampus. Setelah mandi dan berganti baju ia pergi ke rak buku untuk mengambil laptop. Ia baru ingat kalau hari ini hanya ada mata kuliah Estetika seperti yang dibicarakan semalam.

Setelah semuanya beres, ia pergi ke lemari mencari celana yang cocok untuk pakaiannya hari ini. "Nih anak kurang up to date ya? Masa baju ibu-ibu semua?" Ahilya mengobrak-abrik hampir seluruh isi lemari hingga akhirnya dia menemukan beberapa potong baju dan celana keren untuk dia pakai. "Oh, jadi yang keren diumpetin? Dasar!"

Semua persiapan telah selesai. Ahilya memakai jaket jeans bermodel robek dengan dalaman senada. Jeans pensil hitam serta sepatu boots motif kotak-kotak berwarna merah. Waktu sudah pukul 7 pagi. Dengan segera, ia berlari dari kamar untuk ke lantai dasar tempat gerbang keluar berada. Napasnya terengah-engah, Ahilya kurang suka olahraga. Tapi untuk kali ini dia terpaksa berlari karena takut terlambat ke kampus.

Perjalanan ke Universitas Trisakti tidak memakan waktu lama. hanya 30 menit jika tidak macet. Setelah sampai, ia berlari ke gedung P yaitu Fakultas Seni Rupa dan Desain. Dia mencari-cari jadwal hari ini. Mengamati pintu kaca setiap kelas. Tampaknya, perempuan manis itu lupa menanyakan di mana kelas Akshita berada. Langkahnya gontai menuju kantin PG di depan gedung. Rasanya, ia ingat sesuatu. Tanpa basa-basi, Ahilya membuka kunci ponsel Akshita untuk mencari jadwal kuliah. Seketika itu, ia ingin membanting ponsel akibat kecerobohannya hari ini, "Ngapain gue datang jam segini kalau kelas Estetika mulainya siang jam dua belas?!"

Matanya melotot merutuk tak henti seperti orang gila. Kembali ia meneruskan langkah ke kantin PG dengan lesu.

"SHITA!"

Suara bariton tengah memanggil nama seseorang di kantin. Ahilya tak peduli karena namanya bukan Shita. Setelah membeli sebotol minuman, ia melanjutkan langkah santai keluar kantin. Laki-laki yang memanggil Shita mengejarnya sampai keluar.

"Shita! Woy!" seru si laki-laki menjitak kepala Ahilya. Ahilya menoleh dengan tatapan garang sembari menatap penuh selidik.

"Heh semprul! Siapa lo seenaknya jitak kepala orang?!" Ia bertanya. Suara kemarahan membuat heran si pemanggil. Ia garuk kepala dengan tingkah sahabatnya kenapa bisa berubah tiba-tiba? Dan, dia baru menyadari kalau sahabatnya lebih keren dari biasanya dan berambut berbeda.

"Lah, lo amnesia? Ini gue Adrian sahabat lo!" ucap laki-laki berambut hitam berperawakan tinggi mirip orang Eropa.

"Hah?" Ahilya bingung. Sejak kapan orang ini sahabatnya? Begitu pikir Ahilya. Ia mengeryit sembari mengusap dagu.

"Yah beneran amnesia nih anak. Lo kebentur apaan sih?" tanya Adrian.

"Sayang, sejak kapan rambut kamu jadi panjang?" tanya seorang laki-laki bergaya rambut ala karakter cowok komik serial cantik berwarna keabuan, berkulit putih memakai sweater hitam, jeans, kalung dengan tiga tindikan di bibir.

A & "A"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang