"Maaf ya, tadi gue ngeledek." kata Akito menyuap segulung mi goreng dengan garpu. Laki-laki itu terlihat malu-malu. Ahilya juga begitu, tampak seperti buah Stroberi segar menatap Akito. Ia baru ingat, semalam Akshita menyebut nama Akito sebelum ia ke kampus. "Ternyata keren juga," Ahilya mengucap kalimat kekaguman dalam hati pada makhluk didepan matanya.
"Ya nggak apa-apa," ucap Ahilya merapikan rambutnya.
"Lo serius bukan Akshita?" Akito bertanya. Tatapan mengisyaratkan dia tak percaya dengan perempuan mirip pacarnya itu.
"Gue kan udah bilang." Ahilya memutar bola mata. Ia malas ketika dirinya disamakan dengan Akshita. Walaupun berada satu tubuh, tetap saja dua kepribadian berbeda. Ia menyeruput sebotol air mineral dingin untuk menyegarkan tenggorokan. Dahaga sedaritadi Ahilya rasakan telah hilang. Berganti rasa segar di tubuh.
"Maaf, gue nggak maksud—"
"Nggak usah diterusin. Wajar kalau lo kaget," ucap Ahilya mengangguk seraya menyilangkan kaki di bangku.
"Iya juga," Akito mengangguk.
"Udah berapa lama lo sama Akshita?"
"Dua tahun,"
"Lama juga."
"Gue pindah ke Jakarta itu tahun 2012 dari Tokushima University."
"Tokushima? Bukannya itu salah satu Universitas terbaik di Jepang?"
"Ya gitu deh." Akito tersenyum simpul. Menenggak segelas es jeruk yang dipesan bersama dengan seporsi mi goreng.
"Kenapa pindah ke Trisakti?"
"Itu—"
"Kenapa gue jadi penasaran?"
"Karena gue serius mau belajar kebudayaan Indonesia,"
"Kayaknya bukan itu deh alasannya." Ahilya tersenyum jahil. Memberi tanda bahwa dia tahu Akito pindah ada alasan lain.
"Sok tahu," Akito mencibir.
"Jangan-jangan, karena Akshita ya?"
Dia langsung tersedak begitu mendengar nama Akshita disebut oleh Ahilya. Tak disangka, Ahilya bisa menebak apa yang menjadi alasannya dulu pindah ke Trisakti. Tak lain dan tak bukan adalah untuk bertemu Akshita seraya berjanji menjaga Akshita dari mantan terdahulunya yaitu Ikhrom.
"Haha, ayo ngaku aja!" tebak Ahilya tertawa.
Akito terperangah melihat Ahilya tertawa begitu lepas. Berbeda dengan Akshita yang pendiam tapi selalu dia rindu. Hanya sekarang, ia tak bisa tahan melihat Ahilya. Bukankah Ahilya satu tubuh dengan pacarnya? Kenapa rasa itu berbeda? Laki-laki berperawakan mirip tokoh komik tersebut wajahnya seperti tomat. Ada sebesit rasa takut kehilangan Ahilya. Mungkinkah—
"Iya-iya gue ngaku! Lagian gue udah janji jaga Akshita dari mantan dia." Akito salah tingkat mengacak rambutnya seraya membereskan binder catatan untuk persiapan mata kuliah Estetika.
"Jaga dari mantan aja?" Ahilya bertanya. Alis perempuan itu naik membuat Akito tergugu.
"Nggak juga," Akito menggeleng.
"Trus?"
"Bawel amat." Akito sebal. Ia agak risih tentang privasinya. Jika ia memberitahu Ahilya apa untungnya buat dirinya? Tapi jika tak diberitahu pasti Ahilya akan terus bertanya tanpa henti. Dia seperti diawasi. Rasa rindu sesaat menghampiri. Rindu terhadap siapa? Akito sendiri juga tak mengerti. Rasa amat berbeda timbul dari Ahilya yang keren menurut standarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A & "A"
Espiritual2 kepribadian dalam 1 tubuh? serem banget! Hiiiii.... Jawabannya, NGGAK DONG! Hehehehe... Bercerita tentang pengalaman seorang perempuan bernama Akshita yang mempunyai Alter ego. Kok bisa? Nggak berebutan tuh kalau mau keluar kepribadian lain? Peng...