Empat

13.1K 1.1K 72
                                    

Kendra

Bego. Kenapa lo bego banget sih Ken. Bisa-bisanya otak waras lo kalah sama selangkangan. Kalau udah kayak gini gimana dong? Cewek itu nggak akan laporan kan sama bokapnya? Kenapa harus Mayor Jenderal Bhakti Wiraguna. Semua tentara dari Kopral sampai Jenderal tidak ada yang tidak kenal sosok beliau. Perwira tinggi yang tegas dan berwibawa. Tidak mentolerir kesalahan sedikitpun. Nggak lucu dong kalau besok ada headline berita 'Seorang Tentara Diberhentikan Dengan Tidak Hormat Karena Telah Mencabuli Putri Atasannya'. Batal nikah deh gue, mana ada yang mau nerima gue jadi mantu, udah pengangguran bekas penjahat kelamin pula. Duh, nasib gue gini banget. Semua ini gara-gara cewek itu. Kalau dia nggak godain duluan, gue nggak akan khilaf.

Mana sepanjang perjalan dia cengar-cengir, natap gue nggak kedip-kedip. Gue yang jomblo ini kan jadi grogi.

"Ehem.." gue berdehen mencairkan suasana, "Dimuka saya ada apanya ya mbak, dari tadi kok diliatin terus?"

"Ada gantengnya" 

Sumpah. Enteng banget itu mulut. Bikin gue langsung terbang seketika.

"Jangan panggil mbak dong. Seenaknya aja nambah-nambar umur"

"Terus saya panggil apa?"

"Em.. sayang, baby, sweetie."

"Saya panggil bu dokter saja"

Khanza menggeleng tidak suka. Jarinya telunjukknya dia goyangkan ke kiri dan ke kanan.

"Khusus buat pak tentara nggak boleh panggil Bu. Kecuali kalo ditambah embel-embel sayang." jawabnya cengigiran. 

"Ya sudah saya panggil Khanza saja"

"Tapi juga nggak usah pakai saya-saya gitu dong. Kemarin juga pake gue-elo"

"Maaf bu dokter, tapi saya sedang bertugas"

"Tadi elo juga sedang bertugas, tapi malah nete ke gue. Menyalahgunakan wewenang"

Tuh kan dibahas, gue jadi salah tingkah. "Saya minta maaf. Saya mengaku salah. Kejadian tadi tidak akan terulang lagi"

"Mau diulang lagi juga nggak apa-apa kok. Yuk, mumpung kita cuma berdoa di mobil"

Saking kagetnya kaki gue nginjek rem mendadak.

"Aduh pelan-pelan dong"

"Maaf, tadi ada hewan nyebrang" gue mencari-cari alasan.

Handy Talky gue berdengung, siapa lagi kalau bukan Mayor Tristan yang mengendarai jeep-nya dibelakang gue. Khanza memaksa gue nganterin dia ke barak dengan mobil lain. Alesannya sih karena dia nggak mau naik mobil mogok lagi. Tapi harus gue yang nyetirin, dan cuma kita berdua yang boleh di dalem mobil. Bahkan bodyguardnya pun harus mau naik jeep-nya Tristan.

"Harimau kepada Beruang.. tes tes.. harimau kepada beruang"

Langsung gue tahan tombol bicara di benda kotak itu, "Beruang di sini"

"Siap. Apakah ada masalah dengan mobil pak? Kenapa berhenti mendadak?"

"Bukan apa-apa. Kita jalan lagi"

"Siap"

Dan perjalananpun dimulai kembali.

Tidak butuh waktu lama kita sudah sampai di barak. Gue menepikan mobil sebelum membukakan pintu untuk Tuan Putri. Kehadiran Khanza di barak tentu saja langsung membuat riuh para penghuninya. Bagaimana tidak, barak yang didominasi lelaki ini sudah tentu akan menjadi gempar ketika seorang gadis muda dan cantik berjalan memasukinya. Mereka berebutan mengerumuni aula depan begitu mendengar berita bahwa putri Pak Mayor Jenderal sudah tiba.

CakrawalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang