Lima

12.1K 1K 48
                                    

Khanza

Mengolah fisik adalah hal wajib bagi seorang tentara. Tak ada satu pagi pun terlewat tanpa rutinitas olahraga. Seperti halnya pagi ini, selesai melakukan apel seluruh anggota batalyon berkumpul di halaman untuk melakukan peregangan bersama, dilanjutkan jogging mengelilingi kompleks asrama. 

Rejeki anak sholeh ini namanya. Liat perut kotak-kotak, bahu lebar, dada bidang, bertebaran di mana-mana. Mana mayoritas umurnya masih muda-muda lagi. Ya iyalah, biasanya kan tentara-tentara yang ditugaskan ke perbatasan emang rata-rata yang masih muda. Unch, jadi ngiler kan gue. Padahal handuk dan segala perlengkapan mandi udah di tangan, eh kaki gue ngajak belok menyaksikan pemandangan pagi hari.

"Geser deh lo nutupin aja" Siapa suruh nih cewek ngalang-ngalangin arah pandang gue. Lagian bukannya Talitha udah punya pak Komandan, masih aja jajan mata.

"Lo apaan sih dateng-dateng main usir" dia nggak terima.

"Ya lo jangan berdiri di situ dong. Ngalang-ngalangin gue aja"

"Terus salah gue? Orang gue duluan yang di sini"

"Ehm" suara dehaman menginterupsi pertikaian gue sama cewek satu ini, "Kalau ngintip jangan keras-keras. Kan jadi ketahuan" entah dari mana Kendra tiba-tiba muncul dengan setelan celana cargo dan singlet cokelat khas tentaranya. Mana kaosnya pas badan banget. Tuh otot hasil didikan militer njiplak kemana-mana. Sexy bingit.

"Siapa yang ngintip

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siapa yang ngintip. Orang mau mandi" elak Talitha yang langsung memutar tubuhnya ke arah kamar mandi. Sementara gue masih berdiam disana mengacuhkan Kendra yang bersedekap di dada. Ya gue ngerti kalau dia ngusir gue, tapi bodo amat, mubadzir dong kalau rejeki kayak gini disia-siain. 

Paham kalau gue ini kepala batu, akhirnya Kendra berinisiatif sendiri. Dengan satu perintah dia membubarkan barisan lelaki-lelaki kekar yang sedari tadi memanjakan mata gue, "Semuanya kembali ke barak. Olahraga pagi selesai!"

"Siap laksanakan!" 

Gue berdecih sebal dengan bibir mengerucut. Ekor mata gue memandang kesal ke arah laki-laki yang masih menatap gue dengan tajamnya. 

"Resek"

"Kenapa?" dia mengangkat satu alisnya.

"Tau ah."

Baru aja gue memutar badan, dia bersuara "Besok lagi nggak usah ngintip-ngintip"

Gue kembali menghadap ke arah Kendra, "Bukan urusan lo kali"

"Ya jadi urusan gue lah. Mereka itu anak buah gue"

"Terus kenapa?"

"Ya lo jadi mengganggu kenyamanan mereka latihan"

"Orang mereka aja nggak protes kok lo yang protes?"

"Kalau gue bilang mengganggu itu artinya mengganggu."

CakrawalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang