"You may die
Everything may set
But you are my lover
I will never forget
Your love is so precious
It will never grew old
Your Name engraved in my heart in letter of gold"
Menyedihkan, begitulah penggambaran yang tepat untuk Daniel yang saat ini tengah menghabiskan botol keenamnya. Namun, semuanya tak akan menyalahkan keadaan Daniel.
Lelaki 29 tahun itu tengah didera sakit hati yang tak berkesudahan sejak istrinya meninggalkannya seorang diri empat bulan lebih karena alasan yang sampai sekarang tak ada yang tahu. Semuanya hanya tahu betapa hancurnya Daniel dan bagaimana lelaki itu meracaukan nama sang istri yang mungkin sekarang sudah bahagia dengan lelaki lain.
"Berhentilah kau sudah mabuk."
Seungwoo lagi-lagi mencoba untuk menghentikan Daniel dari acara meminum minuman alkohol yang membuat kesehatan temannya itu semakin memprihatinkan.
"Ani, aku belum mabuk, kalau aku mabuk aku pasti sudah bertemu dengannya."
Alasan daniel mabuk adalah untuk melihat wajah istrinya, ia merasa saat ia mabuk istrinya ada di sampingnya. Dasar lelaki bodoh.
"Daniel sudahlah lupakan dia, kau punya wajah tampan cari saja wanita lain. Apa bagusnya wanita penyakitan tak tahu terima kasih itu."
Daniel menyentak kerah baju Seungwoo dia tak terima istri yang sangat ia cintai harus dihina oleh sahabatnya sendiri. Anggaplah Daniel bodoh karena masih saja mengharapkan istrinya kembali bahkan saat jelas-jelas ia dicampakkan.
"Jangan pernah menghina istriku," ucapnya dengan badan yang terhuyung karena mabuk dan tangan yang masih berada di kerah baju Seungwoo.
"Baiklah, baiklah. Sekarang mari kita pulang, istrimu menunggu di rumah." Bohong Seungwoo.
"Dia di rumah?" tanya Daniel dan di sinilah kemampuan berbohong Seungwoo diperlihatkan.
"Iya, dia di rumah. Kudengar dia memasak makanan kesukaanmu. Ayo kita pulang."
"Kalau begitu ayo pulang. Aku tak bisa membuat istriku menunggu lama." Daniel yang mabuk hanya menurutinya karena bagi Daniel, istrinya adalah satu-satunya yang ia punya dan sumber dari hidupnya.