"You have a place in my heart no one can ever have"
Tidurku terusik karena sebuah tangan yang menyentuh wajahku. Aku tersenyum kecil lalu membuka mata walaupun aku tak bisa melihat, tapi aku tau bahwa itu tangan anakku, Min Chaeyoon.
"Kau membangunkan Appa?" Aku bertanya padanya yang tentu saja tak akan dijawabnya karena dia memang belum bisa bicara. Dia masih 9 bulan. Tangannya masih saja menepuk wajahku dan wangi khas bayinya membuatku bersemangat untuk menciumnya tangannya sangat halus seperti tangan ibunya membuatku terus ingin menciumnya hingga tiba-tiba dia menangis. Aku bingung apa yang salah? Apa aku melukainya.
"Chaeyoung-ah Chaeyoung-ah!" Aku berteriak memanggil istriku meminta bantuan aku takut jika aku melukai anakku.
Aku mendengar langkah kaki mendekat dan aroma mawar khas dari Chaeyoung yang artinya istriku sudah berada di sini.
"Aigoo anak Eomma." Aku merasakan ada beban di kasur dan aku sangat yakin bahwa Chaeyoung baru saja naik ke ranjang, tapi tak lama kemudian aku merasa Chaeyoung tak berada di dekatku sepertinya Chaeyoung sudah mengangkatnya.
"Apa aku melukainya?" tanyaku pada Chaeyoung yang sedang berusaha mendiamkan anak kami yang menangis.
"Aniya, Oppa tak melukainya dia hanya terbangun dan sedikit lapar, sekarang aku sedang menyusuinya." Aku mengangguk sedikit lega aku tak melukai anakku sendiri.
"Cepatlah mandi aku sudah memasakkan sarapan untuk kita," kata Chaeyoung seperti hari-hari biasanya.
"Hati-hati Oppa," Dia selalu mengkhawatirkan aku, tapi aku sendiri sudah hafal dengan berapa langkah yang harus kuambil untuk sampai ke kamar mandi.
"Tenanglah aku tak akan terluka di rumah sendiri," kataku padanya.
"Ya seharusnya begitu, tapi tetap saja aku takut kau terluka."
"Aku akan baik-baik saja jangan cemaskan aku,"
Aku tak pernah tahu apa dia tulus padaku atau tidak. Aku tak pernah melihat wajahnya. Aku hanya merabanya dengan tanganku dan harus kuakui dia memiliki fitur wajah yang menarik dan pipi yang berisi. Aku harap aku bisa melihat wajahnya.
Oh sebelum kalian bertanya kenapa aku mengatakan bahwa aku belum pernah melihat wajah istriku sendiri jawabannya cukup panjang. Tapi, jika kalian penasaran aku akan menceritakannya.
Hal itu terjadi dua tahun yang lalu saat mataku masih bisa melihat kejamnya dunia dan juga melihat wajah cantik mantan kekasihku Son Seungwan. Hari itu kami dimana dalam hal ini aku dan juga Seungwan tengah berencana untuk pergi ke salah satu resort sky milik keluarga temanku jung Hoseok, tapi satu hal yang tak terduga terjadi kami kecelakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roseanne And her Lover
Fiksi PenggemarCerita one/two shot rose with random Idol