"I falling for her
wasn't falling at all.
It was walking in the house
And suddenly knowing
You're home"
Makan malam dengan lilin yang menjadi penerangan juga iringan lagu tentang cinta yang menjadi paket lengkap makan malam romantis yang selalu di impikan Chaeyoung. Kini diusia 23 tahun, dia baru bisa mendapatkannya dari pria yang sudah menjadi kekasihnya beberapa bulan yang lalu. Hanya butuh kotak beludru yang berisi cincin dan ucapan 'marry me' maka semuanya akan terasa lengkap.
Namun, belum sampai ia memenuhi keinginan angan-angannya tentang sang kekasih yang melamarnya tiba-tiba suara dering ponsel menginstruksi.
"Oppa sebentar," katanya meminta ijin untuk mengangkat telpon.
"Yeoboseo," kata Chaeyoung tetap menjaga image-nya.
"...."
"Ne majjayo, waeyo?"
"..."
"Mwo?"
"Aish dasar anak nakal. Arraseo aku akan segera ke sana," katanya menutup telepon.
"Lagi?" tanya Jung Jaehyun.
"Oppa mianhae, aku ha—"
"Tak bisakah kau mengabaikannya sekali ini saja? Kau selalu pergi di tengah-tengah kencan kita."
"Aku tak bisa mengabaikan mereka, mereka adalah anak didikku Oppa. Aku bertanggung jawab atas mereka mianhae Oppa. Aku akan membayarnya besok." Chaeyoung menghilang tasnya dan berniat untuk pergi, tapi Jaehyun memegang tangannya.
"Jika kau pergi dari sini kita akan benar-benar berakhir."
"Oppa ini pekerjaanku."
"Dan aku kekasihmu." Chaeyoung memang menyukai Jaehyun, tapi tidak sampai lelaki itu mengatur dalam hal pekerjaannya.
"Tak bisakah kau mengerti Oppa, mereka membutuhkanku. Aku wali kelas mereka." kata Chaeyoung memohon.
"Baiklah pergi saja. Aku tak akan melarangmu lagi ataupun menghubungimu lagi." Jaehyun melepas pegangan tangannya lalu berlalu lebih dulu melewati Chaeyoung. Dan begitulah malam romantis itu berakhir beserta hubungan mereka.