Part |17|~Mencoba Biasa Saja

2K 90 0
                                    

"Merubah hal yang biasa rasanya begitu sulit. Namun aku harus mencobanya sebelum jadi terbiasa."


Ketika Zayn hendak masuk kedalam cafe tersebut kaki nya terdiam seketika melihat pandangan yang ada didepan mata nya. Mereka berdua terlihat akrab namun apakah hati Zayn amat cemburu melihatnya? Sulit untuk dibaca. Sampai saat ini pun Shilla tidak tahu kenapa Zayn hingga hari terlihat baik dan saat dekat dengan nya. Tetapi, Shilla tak ingin berpikir panjang mungkin saja Zayn emang begitu kepada semua orang.

"Assalamu'alaikum.." ucap Zayn ketika menghampiri mereka berdua.

"Wa'alaikumussalam." jawab Faris dan Shilla bersamaan.

"Zayn kok kamu gak bilang sih kalau Faris kesini!" gerutu Shilla.

"Jika aku memberi tahu mu bagaimana bisa dikatakan itu surprise." ketawa Zayn.

"Malah ketawa lagi." cemberut Shilla.

Faris yang melihat keakraban mereka berdua ada rasa tidak kemungkinan. Bukankah dulu Shilla begitu malu-malu ketika berada di dekat Zayn? Dan begitu pula dengan nya tidak terlalu banyak berbicara ketika bersama dengan seseorang yang belum ia dekat sebelum nya.

Semenjak sudah lama Faris ditinggal oleh Shilla mereka berdua semakin dekat dan akrab tetapi, apakah rasa cinta di hati Shilla sudah begitu dalam? Terasa menyayat di hati Faris jika nanti mendengarkan yang sebenarnya dari Shilla.

"Apa aku harus mencoba untuk biasa saja dengan nya?" batin Faris berbicara seolah-olah dia tidak terima dengan keadaan yang ia lihat saat ini.

"Faris! Kenapa melamun?" tanya Shilla.

"Ayo ceritakan bagaimana kamu bisa ada disini?" tanya Shilla lagi dan kali ini Faris mendengarkan perkataan nya.

"Ekhem.." dehem Faris memulai pembicaraan.

"Hm, gimana ya mau ceritain nya. Sebenarnya..."

Disaat-saat seperti ini Zayn menerima telpon dari seseorang, dia pun mulai mengangkat nya dan menjauhkan jaraknya dari mereka berdua.

📱Assalamu'alaikum, Zayn.

📲Wa'alaikumussalam.

📱Mas jemput sekarang ya, ada yang ingin abah sampai kan.

📲Baiklah, Mas.

Zayn mengakhiri telpon nya dan menghampiri mereka kembali. Kali ini dia tidak bisa berbincang banyak dengan temannya.

"Maaf ya, aku ada urusan penting. Jadi, lain waktu saja kita bicara lagi. Gak apa-apa kan kalau kalian berdua saja disini?" jelas Zayn dan bertanya pada mereka berdua.

"Iya Zayn gak apa-apa. Semoga urusan nya dilancarkan ya, Aamiin." ucap Shilla.

"Aamiin. Hati-hati Zayn." kata Faris.

"Iya, Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam." jawab mereka berdua bersamaan.

Selama peninggalan Zayn mereka masih di suasana keheningan. Tak seperti biasanya Faris yang dulu banyak bicara dan suka mengganggu Shilla. Dan sama seperti Shilla biasanya jika ada sesuatu yang bahagia menurut nya bila berdekatan dengan Zayn dia pasti akan menceritakan nya pada Faris. Tetapi, kenyataan nya hari ini terlihat berbeda. Tidak ada yang ingin membuka pembicaraan duluan. Apa Faris merasa cemburu terhadap Shilla? Atau Shilla merasa bersalah karena tidak memberi tahu Faris kalau saat ini dia melanjutkan kuliah?

"Faris aku minta maaf." tutur Shilla.

"Maaf kenapa?" tanya Faris dingin.

"Maaf karena aku tidak bisa memberi tahu mu kalau aku sudah tidak disana lagi." ucap Shilla.

SHILLA-Janji Ikatan Suci Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang