Part |31|~Berakhir

1K 62 9
                                    

"Hari ini aku bisa melihat senyumanmu sepuas ku. Besok, senyuman itu sudah tidak ada lagi. Maaf! aku benar-benar merindukanmu."


Sudah hampir seminggu Shilla tidak sadarkan diri dari tidurnya, bisa jadi ia di katakan koma. Shilla bahkan tidak tahu apa yang telah terjadi selama seminggu ini. Orangtua dan juga mertuanya ikut hadir menjenguk dirinya yang masih terbaring di atas tempat tidur pasien. Berada di ruang ICU yang ditemani oleh sang Mama.

Yang menjenguk datang silih berganti, bahkan Faris sekalipun ikut hadir disana melihatnya. Arfan abang kandung dari Shilla tak sanggup menahan rasa sedihnya dan kejadian ini tertimpa kepada adiknya sendiri.

"Eza, Ezi, jangan berisik sayang! ini kita lagi di rumah sakit. Kasihan Aunty kamu jadi terganggu tidurnya." pujuk Nayla untuk menenangkan anak kembarnya.

"Kak Shilla kenapa, kak?" tanya Hadid penasaran melihat keluarganya yang masih menangis melihat kondisi Shilla.

"Kakak kamu lagi sakit. Kamu do'ain biar kakak kamu cepat sadar dari koma nya dan sembuh dari sakit." Jawab Shilla sambil mengelus rambut adik iparnya itu.

Matahari sudah mulai tinggi cahayanya yang terik terasa panas di kulit. Sekarang tepat pukul satu siang, seorang dokter juga suster selalu datang di jam-jam yang tepat untuk melihat sejauh mana kondisi pasiennya saat ini. Sebelum keluar dari kamar Shilla dokter itu sempat berpesan kepada orangtuanya.

"Ibu, saya harap setelah nanti pasien sadar dari koma nya jangan membuat dia depresi atau hal yang membuat dia menjadi trauma. Saya minta kepada ibu untuk kontrol kondisi tubuh dan juga pola makannya, karena saat ini anak ibu sedang hamil dengan usia satu minggu."

Entah sedih atau senang orangtuanya tidak dapat lagi untuk mendeskripsikan perasaannya saat ini. Semuanya bercampur aduk, Ummi semakin menjadi-jadi dalam tangisannya.

"Alhamdulillah, sampai saat ini kondisi bayinya sehat. Semoga Allah selalu melindunginya dan segera diberi kesehatan. Saya permisi dulu." ucap seorang dokter itu.

"Terimakasih, dokter." lirih Ummi yang menatap Shilla dengan wajah yang sendu.

Bau khas obat menusuk kedalam penciuman, samar-samar mata mulai terbuka dan yang terlihat kini hanyalah sebuah ruangan yang serba putih. Sepertinya ini bukan tempat yang asing, perlahan Shilla membukakan matanya.

"Mas?"

"Alhamdulillah, kamu sudah sadar nak." ucap Mama dengan penuh syukur sambil memeluk anaknya.

"Sadar? emangnya ada apa yang terjadi denganku selama ini? dan ini kenapa dipasang infus di tanganku."

Shilla semakin tak mengerti apa yang telah terjadi belakangan ini. Yang ia tahu, ia bersama Zayd sedang berada dalam perjalanan menuju pantai. Dan sekarang dimana Zayd kenapa dia tidak terlihat disini?
Shilla mencoba untuk duduk dan hendak melepaskan infus yang melekat pada tangannya.

"Istirahat dulu nak, kamu sedang hamil." kata Ummi untuk menghentikan perbuatan Shilla.

"Alhamdulillah ya Allah. Mas Zayd dimana Ummi? apa dia sudah mengetahuinya?" tanya Shilla dengn wajah yang begitu senangnya.

Karena tak ada jawaban dari orangtua dan juga mertuanya, tiba-tiba raut wajah Shilla berubah menjadi sedu. Seperti ada yang disembunyikan Shilla terus saja berteriak memanggil nama suaminya.

"Mas Zayd!"

"Mas!"

"Mas Zayd!"

Shilla berteriak sekencang kencangnya ia menjadi bingung melihat orangtuanya yang semakin menangis.

SHILLA-Janji Ikatan Suci Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang