Part |9|~Semoga Ini Keputusan Terbaik

2.4K 122 1
                                    

"Kesedihan bisa dirasakan oleh semua orang dan dari kesedihan itu banyak dari mereka untuk membuat sebuah keputusan."

Mata terbuka ku duduk sambil menghirup udara yang masih segar. Berjalan, membasuh muka mengambil air wudhu. Mengenakan mukena dan melaksanakan sholat fardhu Subuh. Ketika kedua tangan terangkat mengucapkan kalimat Allahu Akbar dan setelahnya diakhiri dengan Salam. Menengadah kan tangan ke langit seraya berdoa memohon lindungan dan pertolongan dari Allah Ta'ala.

Ya Allah, Engkau selalu ada bersama ku, dikala ku sedih ku selalu mengingat-MU. Dan dikala ku senang tak lupa ku selalu bersyukur mengingat-MU.
Ya Allah, Ya Rabbi.. Jadikanlah keputusan ini yang terbaik untuk ku dan juga orangtua ku, Ya Allah. Aamiin Ya Robbal 'Alamiin.

___

Rutinitas pagi ini sudah menjadi kebiasaan bagi Shilla, bergegas mengenakan hijab dan berlari menuju kelas agar tak terlambat. Namun hari ini akan ada yang berbeda nanti nya, ia akan lebih banyak diam karena mengetahui hal kemarin.

Suasana kelas tampak senyap, itu tanda mereka sedang memperhatikan dan memahami makna dari ilmu yang di ajarkan. Tetapi bagi Shilla dia hanya mendengarkan detak dentuman bunyi jam dinding.

Astagfirullah..

Dengan cepat Shilla mengucapkan kalimat istighfar supaya pikirannya tidak kosong.

"Ada apa?". Tanya Leni dengan suara berbisik-bisik.

"Gak apa-apa". Jawab Shilla sambil melekukkan bibirnya.

Shilla masih saja memikirkan tentang keputusan yang telah ia buat. Apakah nanti nya orang tua nya menyetujuinya? Atau bahkan tidak? Shilla selalu berdoa semoga Allah meridhoi nya.

Dihari hari yang lalu, seperti biasanya disaat jam belajar telah selesai Shilla selalu dipanggil untuk menemui Ustadz Zayd. Entah kali ini setelah mengetahui kejadian semalam apakah Shilla menemuinya? Entahlah, pikiran Shilla benar-benar bingung.

Shilla berjalan menuju arah perpustakaan, Lagi-lagi ia berpapasan dengan Ustadz Zayd. Shilla mempercepat langkah kakinya agar pandangan Shilla tak melihat sosok yang memandangi nya.

"Ada apa dengannya?". Pikiran Zayd bertanya-tanya.

"Suruh Shilla untuk menemui saya di ruangan". Ucap Zayd pada salah satu teman nya yang melintasi jalan arah perpustakaan.

"Baik Ustadz". Jawab Astuti.

Astuti bergegas berjalan memasuki perpustakaan. Mencari sudut ke sudut tak ditemukan dimana keberadaan Shilla. Saat Astuti mencoba melihat nya ditaman didaerah perpustakaan ternyata disana lah Shilla menari-nari kan tangan nya di atas kertas.

"Shilla, Ustadz Zayd memanggil mu untuk menemuinya sekarang". Jelas Astuti.

"Maaf Tut, aku sedang belajar saat ini".

"Baiklah, lalu bagaimana aku akan mengatakan nya pada Ustadz?". Tanya Astuti.

"Nanti jika aku sudah selesai insyaAllah aku akan datang". Kata Shilla, Astuti langsung pergi meninggalkan nya dan memberitahu nya kepada Zayd.

Shilla bingung bagaimana caranya dia akan memberitahu Faris bahwa dia sudah membuat keputusan saat ini. Dia benar-benar bingung, jika nanti dia mengirimkan surat ia takut nanti nya akan bermasalah.

Shilla berjalan kearah pertama kali dia bertemu Faris di pondok pesantren ini. Berharap Faris melewati jalan itu dan melihat keberadaan Shilla disana. Cukup lama Shilla berdiri, ternyata diam-diam Zayd memandangi nya dari kejauhan.

"Tak biasanya dia menolak jika aku memanggilnya. Ada yang berubah dari nya". Zayd menjadi bingung dengan sikap Shilla saat ini.

Hari semakin senja warna jingga mulai tampak di ufuk barat. Shilla berjalan ke arah warteg menekankan tombol angka dan menghubungi nya.

📞Assalamu'alaikum Ma, Shilla ingin pulang sekarang.

📲Wa'alaikumussalam. Ada apa nak? Kamu sakit?

Perbincangan melalui via telepon pun berakhir. Waktu Magrib pun akan segera masuk. Saat nya Shilla bergegas kekamar merapikan pakaian nya.

Shilla menyempatkan diri untuk berjama'ah di Mesjid. Dia telah menceritakan segalanya pada Leni tetapi tidak dengan temannya yang lain.

Suasana duka dan haru tampak di wajah para teman-temannya. Shilla bergegas menghampiri orangtua nya yang telah datang menjemputnya. Kini Shilla menemui Ustadz Zayd bersama Papa dan juga Mamanya. Lalu Abah dan juga Ustadz Zayd ingin mendengar kan apa yang ingin dibicarakan nya.

"Mama, Papa, Shilla sudah membuat keputusan bahwa Shilla.... "




















______________________________________________________

Don't forget for vote⭐ and comment 💬

To Be Continued.....



22 Rajab 1440 H
Jum'at, 29 Maret 2019 M
Pelalawan, Riau
20.11 Wib

SHILLA-Janji Ikatan Suci Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang