Part |11|~Memulai Dengan Hal Baru

2.5K 110 4
                                    

"Hari yang baru adalah awal pertama kali kita memperbaiki suatu kehidupan yang mana dulu kita pernah merasakan kesedihan yang mendalam."

Awal pagi yang cerah Shilla membukakan tirai tirai jendela dan membiarkan cahaya masuk menyinari kamar nya. Pagi ini terasa berbeda dari sebelumnya biasanya Shilla harus berlari mengejar waktu agar tak terlambat ke madrasah. Tapi kali ini dia terlihat santai dan menikmati semuanya. Uap hangat terlihat dari atas minuman coklat yang terletak di sudut meja. Buku yang tertata rapi tertiup lembut oleh hembusan angin.

Shilla berjalan ke arah jendela dan membukanya, benar saja angin menerpa wajah nya dengan sangat lembut. Hari ini terlihat sangat cerah berpadu angin sepoi-sepoi.

Shilla menuruni anak tangga dan menghampiri Mama yang sedang berada di dapur. Sedangkan Hadid masih terlelap dengan suasana pagi ini.

"Mama sudah selesai masak?". Tanya Shilla ingin membantu.

"Sudah sayang, ada apa?".

"Kalau gitu Shilla bangunin Hadid dulu ya Ma, terus ajakin dia mandi".

"Iya". Ucap Mama sambil menata sarapan di atas meja makan.

Shilla berjalan menuju kamar Mama. Shilla perlahan-lahan membukakan pintu kamar Mama, Shilla duduk disamping ia tertidur dengan lembut Shilla mengusap kepala Hadid dan menyentuh tubuhnya dengan pelan.

"Hadid sayang, bangun yuk. Kita mandi dulu habit itu sarapan."

"Erghhh." Hadid merenggang kedua tangannya sambil perlahan membukakan matanya.

"Ayo kita mandi." Ajak Shilla sambil menggendong Hadid membawanya untuk mandi.

Saat harum mulai tercium dan tampilannya terlihat baik Shilla dan Hadid berjalan menuju meja makan untuk sarapan bersama-sama. Ketika Shilla menjamah seluruh pandangannya ia tak melihat Papa sejak dari tadi.

"Oh iya Ma, Papa kemana?". Tanya Shilla sambil mendudukkan Hadid di kursinya.

"Papa tadi udah sarapan duluan. Katanya dia mau mengurus perkuliahan mu."

"Maaf ya Ma." Ucap Shilla sambil menunduk mendengar jawaban dari Mama.

"Iya gak apa-apa sayang. Ya udah ayo kita sarapan dulu".

Shilla merasa dia telah mengambil keputusan yang salah. Sepertinya orangtuanya tampak tak bahagia dengan keputusan yang Shilla buat. Terbesit merasa bersalah akan dirinya.

___

Sekarang tepat jam  sepuluh pagi. Ingin rasanya Shilla mengoleksi buku-buku novel seperti dulu. Hingga saat ia membaca suasananya menjadi haru biru seakan-akan dialah yang berada didalam kisah tersebut.

"Ma, Shilla boleh gak keluar beli novel? Tapi Shilla ajak Hadid kok." Rayu Shilla.

"Iya boleh. Tapi ingat, hati-hati!". Kata Mama.

"Siap Ma. Nanti Shilla pengen mampir kerumah kak Arfan boleh ya Ma." Rayu nya lagi.

"Iya boleh".

"Nanti kita main sama dedek Eza dan Ezi, ya Did." Kata Shilla kepada Hadid sambil menyamakan tinggi nya.

"Holee..  Ayo tatak kita pelgi." Ajak Hadid dengan riang gembira.

Shilla dan Hadid beranjak keluar rumah dan menyalakan mesin motornya. Sebelum berpergian ia dan Hadid pamit kepada Mama. Tak lupa mereka memakai helm dan mengucapkan basmalah sebelum berpergian, supaya selama didalam perjalanan mereka selalu didalam lindungan Allah SWT.

Saat mereka telah tiba di toko buku Shilla lebih dulu memarkirkan kendaraannya. Melepaskan helm yang mereka kenakan dan berjalan bersama memasuki toko tersebut.

Langkah demi langkah ia berjalan sambil melirik buku yang akan ia beli. Namun sampai satu menit ini dia belum menemukan nya. Hadid berjalan lebih dulu darinya. Tiba-tiba saja Hadid berteriak memanggil Shilla.

"Tatak, tatak...!" Teriak Hadid memanggilnya sambil menunjukkan buku yang ia pegang.

"Sepertinya kisah didalam buku ini bagus. Hadid suka?"

"Iya, iyaa.." Ucap nya sambil menganggukkan kepala.

Shilla langsung mengambil alih buku itu dan membayarnya ke kasir. Selanjutnya mereka akan melakukan perjalanan menuju rumah Arfan, kakak nya.

"Assalamu'alaikum, kak."

"Wa'alaikumussalam, ehh ada Shilla, Hadid juga." Jawab Nayla sambil mencubit gemas pipi Hadid.

"Ayo masuk." Ajak Nayla dan mempersilahkan diri mereka untuk duduk.

"Hadid udah mamam?" Tanya Nayla.

"Udah, tak. Tatak eja ama eji mana?" tanya Hadid dengan suaranya yang gemes dan lucu.

"Itu disana lagi main." Hadid langsung berlari menghampiri dua anak yang kembar itu.

Shilla beristirahat sejenak duduk diatas sofa. Sedangkan Nayla menyiapkan minuman untuknya berupa jus jeruk.

"Kak Nayla, kak Arfan mana kok gak keliatan?" Tanya Shilla, rasanya sudah lama sekali ia tak bertemu dengan kakaknya.

"Mas Arfan masih kerja Shilla. Oiya, kata mas Arfan kamu mau masuk kuliah ya?" Tanya Nayla sambil membawakan minuman untuk nya.

"Terimakasih kak minuman nya."

"Iya sama-sama."

"Bukannya kemarin Shilla mondok ya dipesantren?" Lanjut Nayla.

"Iya kak." Jawab Shilla dengan nada yang lemah.

"Kenapa gak dilanjutin mondok nya?" Shilla mengambil nafas dalam-dalam untuk menceritakan kejadian ini.

"Jadi begini kak...."

Shilla menceritakan segalanya dan meluahkan isi hatinya. Kejadian yang ia alami saat itu memiliki momen-momen yang indah tetapi banyak sedihnya. Karena itulah keputusan itu dibuat dan terjadi saat ini. Shilla harus benar-benar yakin dengan apa yang telah ia lakukan.

Terkadang mereka bingung harus memilih antara teman dan cinta. Tetapi, banyak dari mereka memperjuangkan pertemanan dan merelakan cintanya.









______________________________________________________

Don't forget for vote⭐ and comment 💬

To Be Continued.....



08 Sya'ban 1440 H
Senin, 15 April 2019 M
Pelalawan, Riau
14.34 Wib

SHILLA-Janji Ikatan Suci Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang