Part |23|~Kini, Aku Milikmu!

2.7K 99 11
                                    

"Seperti sederhananya sebuah rindu, ketika diam adalah bahasanya yang sendu. Setelah sekian lama kita tidak bertemu, kini aku menjadi milikmu!"


Malam dimana tempat seseorang merenungi kejadian yang seharian ini iya lakukan, bahkan ada perasaan yang amat hancur disana. Seperti terjebak di dalam labirin kebingungan, khayalan itu terus memutari lingkaran itu. Sedih yang berujung pilu, sesederhana itu hati bisa hancur berkeping-keping. Seperti tak percaya namun semua sudah terjadi. Ibarat kata, kenapa tidak mengungkapkannya meski sedang ada rasa? jatuh cinta diam-diam juga akan merasakan sakit secara diam pula, ia terlihat hening tapi sebenarnya sudah meledak bagaikan bom waktu.

Zayn masih terdiam disudut jendela sana, sambil menatap bulan yang tak bertemankan bintang. Namun dibalik sisi sedihnya Zayn harus mencoba untuk mengikhlaskan kejadian ini, meskipun sulit ia harus tetap mencoba nya.

"Abah akan menjodohkan Zayd dengan Shilla kan, Abah?" tanya Ummi tentang perihal perjodohan di ruang tamu bersama Abah.
"InsyaAllah, iya Ummi." jawab Abah sambil merangkul bahu Ummi.

Zayn yang tak sengaja mendengarkan pembicaraan itu seketika hatinya seakan-akan runtuh dari tempatnya. Ketika Ummi menyebutkan nama gadis tersebut entah kenapa Zayn merasa yakin bahwa ia adalah Shilla yang Zayn kagumi selama ini. Karena yang Zayn tahu selama berada di pondok Ummi selalu menemui Shilla. Lalu Shilla mana lagi yang akan mereka bicarakan kalau bukan dia!?

Malam ini Zayn benar-benar tak bisa terlelap dengan tenang dibuatnya. Apalagi dengan terngiang nya nama wanita tersebut diingatan nya. Sekarang, perjodohan mereka berdua telah di setuju kan. Zayn tak bisa berkutik apapun tentang hal ini, ia hanya bisa menerima dan mengikhlaskan nya. Meskipun sulit ia tetap harus mencoba nya.

——

Mentari telah menjulang tinggi, cahayanya yang bersinar di ufuk timur mengundang kicauan indah suara burung. Pagi ini jalan raya terlihat sangat ramai dipenuhi dengan kemacetan. Sudah terbiasa bagi Shilla ketika hendak berangkat menuju kampus dalam keadaan seperti ini.

Ketika Shilla telah sampai ia langsung memarkirkan motornya. Saat Shilla  melepaskan helmnya tak sengaja matanya bertatapan dengan mata Zayn. Kali ini terlihat berbeda, Zayn langsung menundukkan wajahnya dan meninggalkan Shilla begitu saja. Biasanya Zayn selalu menyapa, kali ini sudah tak ada. Shilla jadi teringat dengan perjodohan kemarin, apakah Zayn mengetahuinya? padahal setahu Shilla, ia sengaja tidak ingin memberitahu siapapun tentang perihal ini. Mungkin saja mood Zayn sedang buruk itu sebabnya dia tak ingin menyapa siapapun.

Sebelum menemui dosen, Shilla masih saja terngiang akan tentang perjodohan ini. Ia bingung bagaimana caranya untuk menyampaikan perihal ini kepada Faris. Bahwa Shilla saat ini sudah bertunangan. Lalu, bagaimana pula caranya agar Faris bisa menjaga jarak dari Shilla? sampai detik ini pun Shilla benar-benar tidak berhenti memikirkan nya.

"Shilla!" entah kapan sampainya, Faris telah berada dihadapan Shilla saat ini. Sungguh, Shilla sampai terkaget dibuatnya.
"Lagi mikirin apa sih?" tanya nya.
"E-eh, ini lagi mikirin tentang skripsi." jawab Shilla sambil menunduk sedikit pandangannya.
"Kamu lagi sakit ya? pucat banget atau jangan-jangan kamu belum sarapan pagi ini." ujar Faris yang selalu memberi kenyamanan pada Shilla. Tetapi, saat ini Shilla harus bisa menjaga jarak pada Faris bagaimana pun itu caranya.
"Aku alhamdulillah sehat kok, ini juga udah sarapan." jelas Shilla. Faris menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Mungkin sudah jamnya masuk ke kelas.
"Hm, Shilla aku masuk dulu ya. Nanti jika aku sudah selesai jam mata kuliah kita ngobrol lagi, oke!" gumam Faris yang selalu melemparkan ekspresi semangat dan senyum nya. Melihat itu Shilla menjadi tak sanggup untuk membicarakan tentang perihal kemarin.
"Apakah aku harus berpura-pura atau diam saja?"

SHILLA-Janji Ikatan Suci Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang