Part |18|~Siapa Dia?

2K 89 2
                                    

"Dia yang dulu dekat ketika bertemu menjadi asing."


Langit malam tampak cerah ditemani purnama dan betebaran bintang. Para santri putra dan putri tampak keluar dari mesjid sehabis melaksanakan sholat isya. Mereka kembali ke kamar nya masing-masing untuk makan malam dan istirahat.

Sedangkan Zayd disetiap malam nya sehabis melaksanakan sholat isya dan menyelesaikan makan malam nya ia menikmati kopi hangat yang ia seduh sambil duduk didepan teras rumah. Masih lengkap dengan berpakaian sarung dan peci ia menikmati angin malam ditemani kopi hangat.

"Abah, Ummi jadi gak sabar lihat anak kita nikah dan kita bisa menggendong cucu nanti." tukas Ummi senang membayangkan nya.

"Sabar ya Ummi, semoga Allah Subhanahu Wa Ta'aala mendatangkan jodoh nya di waktu yang tepat." kata Abah.

"Tapi, Abah ada niat kan mau jodoh kan Zayd dengan anak teman nya Abah waktu itu?" tanya Ummi.

"Rencananya iya Ummi. InsyaAllah, nanti akan Abah bicarakan padanya." jawab Abah.

Pembicaraan singkat pada siang hari itu membuat Zayd jadi terus kepikiran hingga malam hari ini. Ia masih memikirkan nya dengan siapa ia akan dijodohkan? Ia jadi teringat akan masa lalu nya dimana ia diam-diam menyukai seseorang hingga nama itu selalu terukir merdu didalam do'anya.

Tetapi, kenapa Abah tidak menceritakan tentang hal ini bahwa Zayd akan dijodohkan? apakah ini baru rencananya Abah atau keputusan itu sudah ditetapkan? Zayd menjadi bingung kenapa Abah diam saja dan tidak memberi tahu nya.

"Mas, ngelamun terus. Lagi mikirin apa?" tanya Zayn yang sudah duduk disamping nya sambil membaca buku yang ia pegang.

"Loh, sejak kapan kamu duduk disitu?" tanya Zayd balik pada adiknya yang tidak menyadari kedatangannya itu.

"Jadi waktu aku lewat didepan mas, mas gak tahu ya?" Zayd hanya menggeleng kan kepala tanda ia benar-benar tidak menyadari nya.

"Astagfirullah, mas, mas. Adiknya lewat didepan nya tadi malah gak sadar." gelak tawa Zayn.

"Hayoo, lagi mikirin jodoh ya?" canda Zayn yang menerka-nerka pikiran kakaknya itu.

"Kamu gak ada tugas kuliah?" tanya Zayd mengalihkan pembicaraan nya.

"Hm, mas giliran ditanyain soal jodoh suka mengelak dari pertanyaan ku." gelak tawa Zayn yang menertawai kakak nya.

"Kamu Zayn, udah sana tidur. Besok kamu kuliah." gumam Zayd sebenarnya ia tak ingin membicarakan ini pada adiknya meskipun mereka terlihat akrab sebab ada sesuatu yang tidak bisa diceritakan segalanya.

"Baiklah mas, masnya jangan ngelamun lagi ya." ejek Zayn ketika hendak masuk kedalam rumah. Zayd yang mendengar nya hanya menggeleng kan kepala nya sambil tersenyum melihat tingkah adiknya itu.

Zayd kembali menyeruput kopinya yang sudah mulai dingin. Malam semakin berlalu begitu saja hingga akhirnya ia tak sadar bahwa sekarang sudah pukul sepuluh malam. Sebelum ia beranjak untuk tidur Zayd mencuci gelas yang terlihat kotor di atas meja makan. Ia sudah biasa membantu Ummi ketika sedang berada didapur, jadi dengan kebiasaan seperti ini tidak menjadi masalah baginya.

SHILLA-Janji Ikatan Suci Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang