Part |3|~Tak Seindah Ekspetasi

3.8K 141 0
                                    

"Terkadang seolah-olah kita merasa bahwa mimpi itu akan terjadi seperti kenyataan dan kenyataan itu ibaratkan sebuah mimpi."


"Aku dimana sekarang?"

Keadaan yang sangat gelap tak ada celah cahaya sedikitpun. Berjalan tertatih-tatih sambil meraba-raba kegelapan.
Berjalan dan terus berjalan sehingga menemukan setitik cahaya yang berada di ujung sana, ternyata saat ditelusuri terdapat lampu teplok kuno disana, Shilla langsung menggunakan nya untuk menerangkan perjalanan.
Saat ia hendak berjalan lagi mencari jalan keluar dia melihat sosok yang sangat rapi dan bersih pakaiannya. Dia menghampiri nya dan...

"Faris!? Apa yang sedang engkau lakukan disini?"

Faris hanya tersenyum mendengar pertanyaan Shilla, dan membawa Shilla ikut bersamanya. Shilla hanya diam mengikuti kemana Faris akan membawanya.
Shilla melihat kesana kesini dengan cahaya lampu teplok yang ada digenggaman nya berharap dia menemukan pintu keluar dari ruangan ini. Shilla takut bukan hanya pada kegelapan tetapi ia juga takut jikalau diruangan ini hanya ada dia dan Faris. Saat melihat kearah kiri tiba-tiba saja langkah kaki Shilla terhenti dan itu membuat Faris juga terikut dengan nya.

"Ada apa?" tanya Faris.

"Lihat." kata Shilla sambil menunjukkan ke arah sosok lelaki yang berdiri disana.

Saat Shilla ingin melihat siapa wajah dibalik itu Faris sudah memasang wajah cemburu nya. Tapi apalah daya, Shilla sudah jauh melangkah menuju lelaki itu. Tetapi kenapa semakin ditelusuri semakin jauh rasanya Shilla untuk mendekati lelaki tersebut. Peluh keringat bercucuran di pelipis Shilla teplok yang digenggam bergetar lantaran tangannya terasa sangat dingin. Semakin Shilla kesana semakin tak nampak lelaki itu. Shilla menerangi sisi kanan dan kirinya tapi lelaki tadi sudah hilang dari penglihatannya dan saat ia melihat ke arah depan...

sudah ada yang memperhatikan nya dari tadi dan sekarang tepat berada didepan matanya. Lelaki itu terlihat menyeramkan dan...

"Woaaaa!!" teriak Shilla.

"Ada apa?" tanya Leni.

"Maaf kalau aku mengagetkan mu, waktu subuh sudah masuk." jelasnya.

"Astagfirullah, ternyata mimpi. Huftttt..." ucap Shilla sambil mengelus dadanya.

"Ayo buruan, kita berangkat ke mesjid sekarang." sahut Astuti.

"Hm, iya." Shilla bangun dari tidur nya dan bergegas ke mesjid.

Adzan sudah berkumandang, dan saatnya melaksanakan sholat fardhu subuh.
Sesungguhnya bangun sebelum subuh itu sungguh banyak manfaatnya. Mulai dari menyiapkan diri shalat sampai kita jauh lebih bisa menata diri lebih baik di setiap awal paginya.

Shalat sunnah dua rakaat sebelum subuh saja nilai pahalanya lebih baik dari dunia dan seisinya. Apalagi shalat subuhnya berjama'ah pula. Subhanallah, insya Allah pahalanya luar biasa dahsyatnya.

Aisyah Radhiyallahu Anha meriwayatkan dari Rasulullah Beliau bersabda, "Dua rakaat (sebelum) fajar (shalat Subuh) lebih baik (nilainya) dari dunia dan seisinya." (HR. Muslim dan Tirmidzi).

Saat sholat selesai dan diakhiri dengan salam Shilla tak lupa setelah nya untuk berdzikir dan berdoa. Shilla terus saja terbayang dengan mimpi yang dialami nya tadi. Entah apa maksud dari semua itu tetapi, Shilla hanya menganggap itu semua hanya bunga tidur saja. Mungkin dia terlalu banyak pikiran tentang Faris, bisa dibilang khawatir akan dirinya.

"Kenapa Shilla? Dari tadi melamun terus, mikirin apa hayo?" tanya Astuti.

"Ehh, Astut gak kenapa-napa kok." cengir Shilla.

SHILLA-Janji Ikatan Suci Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang