Part |7|~Muka Kusut

2.5K 125 0
                                    

"Ada saat nya dimana mood tidak bisa bersahabat. Lelah!"

"Shilla". Panggil Ustadz Irfan dari dalam ruangan. Shilla yang tengah berdiri diluar melirik ke arah suara yang memanggilnya.

"Kamu kenapa?". Tanya Ustadz tersebut menghampiri nya.

"Tidak apa-apa Ustadz". Jawab Shilla.

Muka kusut yang masih tertera jelas di mimik wajah nya akibat kesal dengan Ustadz Zayd. Apa Ustadz tersebut membenci dirinya? Sejak pertama kali Shilla di pondok ini? Tidak mungkin seorang Ustad membenci anak murid nya. Mungkin saja dia emang seperti itu berhati dingin sedingin es di Kutub utara.

"Tetapi wajah mu menandakan tidak menyukai sesuatu. Apakah kau tidak suka bahwa aku menjadi Ustadz yang mengajarkan ilmu kepada mu tadi?". Ustadz Irfan menerka-nerka isi dari pikiran Shilla.

"Tidak bukan begitu Ustadz".

"Kok Ustadz ini malah menebak-nebak bahwa aku membenci dirinya?".

"Lalu kenapa?". Tanya Ustadz Irfan lagi.

"Hm, gini Ustadz. Tadi habis main tebak-tebakan sama teman. Terus Shilla kalah karena gak ketemu sama jawabannya". Jelas Shilla.

"Ohh begitu, Ya sudah lain kali jangan pasang wajah kusut nya. Ustadz mau pergi dulu. Assalamu'alaikum".

"Wa'alaikumussalam".

"Hufttt, hampir saja. Dan terpaksa aku harus berbohong. Ni Ustadz kok penasaran banget ya? Tapi untung saja dia tidak mendengar kan perbincangan aku dengan Ustadz Zayd".

Shilla berjalan pulang menuju ke asrama. Tetapi dia lebih memilih untuk duduk dibawah pohon yang rindang sambil menulis sajak-sajak yang terlintas di hati dan pikiran nya.

Terik cahaya jingga mu
Membuat ku terkenang dengan dia yang disana
Hembusan angin
Seperti dia berbisik di telinga ku
Rindu...
Kalimat itu yang terdengar dan terlintas ketika angin menerpa wajah ku.

Jauh, begitu jauh
Bila kau ku pandang
Seperti ada cahaya terang yang melarang ku melihat mu.
Ingin ku menggenggam erat tangan mu
Tetapi badai mendorong ku begitu jauh dari mu

Rindu ku hanya sebatas kata
Sebatas kalimat yang tertulis dikertas putih duduk dibawah pohon yang rindang.
Rindu selalu bertambah dan tidak tahu cara nya berkurang.
Entah dari mana datang nya rindu
Aku pun tak tahu..

Sajak rindu
__Shilla*


Shilla sangat menikmati cahaya terang mentari diiringi dengan dedaunan yang jatuh dan berisik diterpa oleh angin. Suasana itu membuat nya rindu disaat ia bersama temannya.

"Manjat lah pohon itu lebih tinggi lagi". Teriak Shilla memberikan arahan dari bawah.

"Apa buah mangga nya masih jauh?"

"Tidak, sedikit lagi kau akan melihat nya".

"Aku mendapatkan nya". Teriak lelaki itu senang.

"Hati-hati turunnya pohon ini sangat tinggi".

"Aduhh". Keluh lelaki itu karena terjatuh dari pohon.

"Kau tak apa?". Tanya Shilla.

"Iya tak apa makan lah mangga itu aku sangat lelah".

"Shilla..!" Teriak Astuti dari kejauhan menghampiri nya.

"Iya ada apa?". Tanya Shilla.

"Biasanya kau membantu Ummi masak sekarang kenapa tidak?".

"Aku ingin disini aja. Mungkin besok aku akan kesana".

"Baiklah kalau kau tidak ingin pergi. Alessa bahagia sekali karena tadi Ustadz Zayd menyuruh nya untuk menemui nya dirumah. Udah dulu ya aku mau nyusul kesana".

Seketika mendengar itu pikiran Shilla berhenti bekerja. Yang tadinya ia indah berekspetasi menikmati khayalan sejuk dengan pemandangan yang hijau, tiba-tiba semuanya seperti kering dan layu.

Jadi benar selama ini Alessa mendiami diri nya bahkan selalu memasang wajah kusut ketika berpapasan. Ternyata Alessa tak suka bila Shilla terus-terusan mendekati Ustadz Zayd.

Astagfirullah, kenapa aku tidak menyadari nya dari awal. -kesal Shilla.





______________________________________________________

Don't forget for vote⭐ and comment 💬

To Be Continued.....


17 Rajab 1440 H
Minggu, 24 Maret 2019 M
Pelalawan, Riau
15.32 Wib

SHILLA-Janji Ikatan Suci Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang