Re-Upload
Mature Content 21+
[FANFICTION BTS BOOK 2]
Tersedia dalam bentuk E-BOOK
Semua manusia pasti punya rahasia right? Tapi bukan rahasia seperti itu yang Jungkook maksud. Pernikahan yang menurutnya kelewat konyol membuka jutaan rahasia yang sia...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
About Secret
Pagi yang indah. Begitu pula pada pengantin baru kita. Si pria yang masih asik mendengkur tanpa peduli jika matahari sudah hampir meninggi. Selimut bahkan sudah tidak lagi membalut tubuhnya yang hanya mengenakan celana training. Sedangkan tubuh bagian atasnya tidak mengenakan apapun. Wow, cukup membuat kaum hawa berdecak kagum.
Kemudian pengantin baru wanita kita..
Sudah tidak ada di atas ranjang.
Tubuhnya sudah lengkap dengan seragam sekolah. Bagaimanapun ia masih harus bersekolah meski sudah menikah. Err... Terdengar aneh bukan?
Gadis itu—Lee Ahra menoleh kan kepalanya ke kanan-kiri, masih ada sekitar empat puluh menit sebelum pintu gerbang di tutup. Ia hanya berdiam diri tanpa suara, sembari memikirkan sesuatu yang tak wajib ia pikirkan. Seperti; apa satpam sekolah sudah datang? Kemudian memikirkan menu apa untuk makan siang di sekolah siang nanti.
"Kau sudah bangun? Kenapa tak bangunkan aku?"
Suara serak basah menerpa telinga Ahra, pria setengah telanjang yang tengah menggeliat tak nyaman di atas ranjang sembari menguap seraya menggosok matanya. Tubuhnya berguling-guling tak tentu arah, menarik sedikit ujung selimut agar membalut tubuhnya, tapi semua tidak sesuai ekspektasi dan berakhir dirinya terlilit selimut tebal hingga sulit untuk dibuka.
Lalu tubuhnya merasa melayang karena tidak sengaja mendorong diri dan berakhir jatuh dengan posisi kepala yang mendarat dahulu di lantai.
"Aishh!" umpatnya. Sekuat tenaga Jungkook melepaskan selimut tebal itu. Menghirup udara sebanyak-banyaknya setelah ia berhasil melepas selimut tebal tersebut dari tubuhnya. “Aku akan membuang mu!”
Tuk.
Nampaknya Jungkook bernasip sial kali ini. Kaki mulusnya yang berniat untuk menendang selimut tak sengaja bertemu dengan sudut nakas. Membuat rasa nyeri bercampur sakit di tulang keringnya.
“Yak!” hendaknya Jungkook memukul meja nakas tersebut dengan kepalan tangannya. Namun Ahra langsung meraih tangan itu dan menariknya lembut. Memberi interupsi agar pria itu duduk di atas ranjang.
“Sakit?” Ahra berjongkok, mensejajarkan posisi tubuhnya agar dekat dengan luka yang baru saja Jungkook peroleh. Ia menarik celana yang dikenakan pria itu agak keatas agar ia bisa melihat dengan jelas separah apa luka pada kaki pria itu hingga membuatnya hampir menangis.
Oh, matanya berkaca-kaca asal kalian tahu.
Ahra kemudian berlari mengambil kotak obat. Setidaknya memberi beberapa antiseptik agar tidak semakin parah. Meski menurutnya luka tersebut tidak akan bisa membuat manusia mati mendadak. Tapi dirinya tak tahan melihat wajah yang hampir menangis itu.
“Aku akan berangkat sekolah,” pamitnya sembari membereskan kotak obat serta selimut yang baru saja dibenci oleh Jungkook.