Re-Upload
Mature Content 21+
[FANFICTION BTS BOOK 2]
Tersedia dalam bentuk E-BOOK
Semua manusia pasti punya rahasia right? Tapi bukan rahasia seperti itu yang Jungkook maksud. Pernikahan yang menurutnya kelewat konyol membuka jutaan rahasia yang sia...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
About Secret
Semenjak menjadi suami sah Lee Ahra akhir pekan adalah hari yang paling Jungkook nanti sepanjang waktu. Bayangkan saja, ia berangkat pagi-pagi sekali untuk mengurusi bisnis baru yang sedang ia kerjakan, lalu pulang larut malam kala gadis kecil itu terlelap dalam pelukannya. Oh mereka bertemu tidak kurang dari dua jam sehari.
Sialan! Ia terlalu sibuk hingga tidak bisa meluangkan waktu.
Setelah perdebatan dengan keluarganya tempo lalu, Jungkook tak pernah mau memunculkan diri barang satu centi saja di depan mereka. Ia terlalu malu sekaligus tidak sudi dengan melihat wajah mereka. Ya Tuhan.. Berdosakah Jungkook karena marah pada kedua orang tuanya sendiri?
Tapi mereka yang salah. Mereka menggunakan cara yang begitu licik hanya agar nama mereka terlihat begitu bersinar di mata masyarakat Korea. Sanjungan serta pujian yang menurut Jungkook terlalu memuakkan. Ia sendiri tak tahu rencana bejat apa yang akan dilakukan harabeoji nya untuk mencelakai Ahra.
Yah, selama si tua bangka serta para kaki tangannya yang benar-benar sialan itu tidak menganggu Ahra, ia bisa menikmati waktu berdua dengan gadis mungil yang kini sedang terduduk di atas karpet berbulu dengan buku bersampul putih sebagai teman bacaannya.
Sedangkan Jungkook saat ini berbaring di atas sofa dengan tangan yang tak pernah berhenti menepuk pelan puncak rambut sepunggung itu. Sesekali ia mengukur seberapa panjangnya dengan gerakan halus.
Akhir pekan yang menyenangkan.
Jangan lupakan tentang fakta penting mengenai dirinya sudah pindah ke apartemen elite kawasan Gangnam. Ruangan luas dengan didominasi warna dark slate gray serta perabotan yang di desain khusus untuk penghuni apartemen itu. Apartemen yang memiliki dua ruang kamar dengan memiliki kamar mandi sendiri-sendiri di ruangannya. Hal paling konyol yang diungkapkan Ahra saat mereka baru tinggal di apartemen adalah adanya kegiatan pisah ranjang.
Yah, Ahra berharap agar mereka tidak disatukan dengan satu kamar.
Tentu saja Jungkook langsung menggeleng tegas. Ia tidak suka kegiatan pisah ranjang tersebut. Pernah satu kali Ahra bersikukuh dan tetap melakukan sesuatu yang menurutnya benar. Gadis itu memilih tidur di ruangan terpisah dengan Jungkook. Dan alhasil pria itu harus menggendongnya menuju kamar pribadi mereka.
Jungkook lebih suka mengurung Ahra dalam selimut tebalnya dan kungkungan lengannya yang kokoh. Mengabaikan saat tengah malam Ahra terbatuk-batuk karena kekurangan oksigen akibat pelukannya yang terlalu erat.
Tuhan.. Maafkan Jungkook kali ini, ia begitu menyukai Ahra ada di sampingnya.
DingDong~
Kepala Ahra mendongak. Menatap keheranan pada sosok Jungkook yang juga ikut mengerutkan alisnya bingung. Ini bukan waktu yang sempurna untuk memesan pizza atau makanan pendamping lainnya saat akhir pekan tiba. Tapi jika memang gadisnya ingin, Jungkook akan pesan. Hanya saja ia tidak berurusan dengan restoran pizza untuk kali ini.