MLC 11

528 83 8
                                        

Jooheon menatap tidak percaya. Sosok yang berdiri di pintu masuk ballroom itu memanglah Daniel, bukan Changkyun.

Hell, Jooheon sudah mengenal Daniel selama bertahun-tahun dan Jooheon yakin itu memang benar Daniel. Lantas...

Dimana Changkyun?

Dengan langkah gusar Jooheon menghampiri Daniel, mengabaikan bisikan-bisikan dari para tamu dan juga wajah kebingungan kedua orang tuanya dan juga ibu Changkyun.

"Dimana Changkyun?"

Daniel tersenyum miring. "Ah... Kakakku ya? Dia sudah pergi."

"Pergi? Apa maksudmu?"

"Iya, dia pergi dan dia menyerahkanmu padaku."

Jooheon mengepalkan tangannya kemudian dengan sedikit kasar mendorong tubuh Daniel agar menyingkir dan bergegas ke ruang tunggu yang digunakan Changkyun tadi.

Kosong...

Jooheon tidak melihat sosok Changkyun yang berdiam di sana seperti harapannya. Jooheon malah mendapatkan sebuah surat yang diletakkan di atas meja rias dengan amplop berwarna biru muda.

Jooheon mengambilnya dan mulai membaca surat itu.

Jooheon hyung~

Aku benar-benar minta maaf.

Aku tahu kesalahan dan kebodohanku kali ini tidak termaafkan, tapi aku akan tetap meminta maaf padamu.

Daniel... dia mencintaimu hyung.

Dan aku tidak ingin membuatnya menderita lebih jauh dengan melihat kita bertunangan. Aku sudah cukup membuatnya menderita selama ini.

Hyung... bisakah kau berjanji satu hal kepadaku?

Bahagiakan Danny.

Hyung tidak usah mencari dan mengkhawatirkanku.

Aku akan bahagia, selama Danny bahagia.

Salam sayang, Im Changkyun.

"Bodoh! Kau bodoh Im Changkyun. Lalu... bagaimana denganku?" Lirih Jooheon.


Di sisi lain, nyonya Im segera menarik Daniel ke tempat yang lebih sepi dan menatap putra bungsunya itu dengan tidak percaya.

"Apa yang sudah kau lakukan Danny?"

Daniel hanya mengangkat bahunya acuh. "Menghentikan pertunangan kakak dengan orang yang kucintai, tentu saja."

"Danny!"

"Apa?"

"Kau..."

"Ibu, dengarkan aku. Sampai kapan aku harus merelakan kebahagiaanku demi Changkyun? Apa selama ini kasih sayang kalian kepadanya masih kurang, hingga ia juga ingin merebut Jooheon hyung dariku??"

Nyonya Im menatap wajah Daniel dengan sendu. "Bukan seperti itu sayang."

"Lalu apa?!" Wajah Daniel memerah dengan tubuh bergetar menahan emosinya.

"Selama ini... Selama ini apakah kalian pernah memikirkanku?? Apa pernah sekali saja ayah memujiku atas prestasiku di bidang musik?? Apa pernah sekali saja ibu datang ke perlombaanku?!" 

"Bahkan ibu pergi bersama Changkyun saat itu, saat dimana kau menunggu kehadiran ibu untuk mendukungku di lomba itu!"

"Danny..."

My Lovely, ChangkyunWhere stories live. Discover now