MLC 13

647 77 30
                                    

Changkyun berdiri di depan rumah keluarga Lee itu dengan perasaan gugup yang memenuhi rongga dadanya. Dirinya benar-benar takut jika Jooheon marah besar kepadanya dan tidak mau bertemu dengannya.

"Ayolah, kau pasti bisa!" Gumam Changkyun menyemangati diri sendiri kemudian memberanikan diri untuk menekan bel pintu rumah Jooheon. Tekadnya sudah bulat dan Changkyun tidak mungkin mundur lagi.

Namun baru saja tangannya terulur...

"Apa yang kau lakukan disini?"

Changkyun berbalik dan matanya membulat berbinar melihat Jooheon berdiri tidak jauh darinya.

"Jooheon hyung..."

"Pergilah."

Changkyun menggeleng dan melangkah mendekati Jooheon. "Hyung, aku-"

"Pergilah! Bukankah itu yang kau inginkan??"

Changkyun menghentikan langkahnya dan menggeleng kuat dengan mata memanas. "Bukan seperti itu hyung..."

"Lalu apa?? Kau pikir aku hanya mainan? Yang bisa seenaknya kau berikan pada adikmu??"

"Maaf... maafkan aku hyung." Lirih Changkyunyang mulai terisak sambil menundukkan kepalanya.

Jooheon yang melihatnya hanya menghela nafasnya. "Pergilah..."

Changkyun mengangkat wajahnya dan menatap Jooheon dengan wajah yang sudah penuh air mata.

"Pergilah dan jangan muncul lagi dihadapanku."

Jooheon berjalan melewati Changkyun, membuka pintu pagar dan masuk tanpa mau menoleh lagi.

"Aku tidak akan pergi dari sini sebelum hyung memaafkanku!"

Jooheon terdiam sejenak namun kemudian melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda dan masuk ke dalam rumah tanpa ada niatan untuk berbalik dan melihat Changkyun.

"Hyung, aku tidak akan pergi lagi. Meskipun kau yang meminta, aku tidak akan pergi lagi." Gumam Changkyun sambil berjongkok di balik pilar penyangga pagar rumah Jooheon, menyembunyikan tubuh mungilnya di balik pilar besar yang menjadi sandarannya.

Jooheon sendiri di dalam kamar sedang gelisah. Apa Changkyun benar-benar akan menunggu Jooheon di depan rumahnya?

Jooheon melihat keluar jendela kamarnya yang menghadap ke taman belakang. Cuaca malam ini sangatlah dingin.

"Dia... tidak mungkin senekat itu kan?"

Dengan perasaan kalut, Jooheon berjalan tergesa ke balkon yang menghadap ke halaman depan dan sedikit lega karena tidak mendapati Changkyun yang menunggunya dalam cuaca yang sangat dingin ini.

Namun sudut hatinya juga merasakan kekecewaan karena Changkyun menyerah secepat itu.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

My Lovely, ChangkyunWhere stories live. Discover now