Baca AN dibawah ya ☺️
Changkyun masih terdiam, menatap kosong ke arah Jooheon dengan bibir sedikit terbuka, membuat Jooheon gemas setengah mati karena demi muka datar Hyunwoo hyung nya! Changkyun sangat menggemaskan sekarang!
"Kyun?"
Yang dipanggil masih belum sadar, sibuk dengan lamunannya.
Yang tadi itu... apa?
Lee Jooheon menyukainya?
Wah...
Hanya itu yang Changkyun pikirkan sekarang.
"Kyun? Bicaralah sesuatu. Kau membuatku takut."
"H-hyung..."
"Ya?" Jooheon menghembuskan nafas lega saat Changkyun akhirnya berbicara.
"Yang tadi itu... hyung..."
"Yang aku mengatakan aku menyukaimu?"
BLUSH!
Changkyun menundukkan wajahnya yang semakin merona itu. "H-hyung yakin?"
Jooheon mengangguk dengan mantap meskipun tahu bahwa Changkyun tidak melihatnya karena pemuda Im itu sibuk menundukkan kepalanya.
"Aku sangat yakin Kyun. Maaf jika ini terkesan buru-buru bagimu. Tapi sungguh... aku memang menyukaimu."
"Tidak masalah jika kau butub waktu untuk memikirkannya. Aku akan mengatakannya pada ayah dan menjelaskan pada ayahmu. Setidaknya bisakah aku meminta waktu agar kita bisa lebih saling mengenal satu sama lain?"
Jooheon kemudian memberanikan diri untuk meraih tangan Changkyun dan menggenggamnya, membuat pemuda manis itu akhirnya mengangkat wajahnya dan menatap Jooheon.
"Ijinkan aku membuatmu menyukaimu. Dan jika memang kau tidak bisa membuka hatimu untukku... aku akan mundur secara perlahan. Aku tidak akan memaksa."
Jooheon memberikan senyuman terbaiknya untuk Changkyun. Itu benar... Jooheon tidak mau memaksa Changkyun untuk menyukainya. Changkyun juga memiliki hak nya sendiri untuk menyukai seseorang. Bisa jadi orang itu adalah Lee Jooheon... bisa jadi juga orang itu adalah orang lain.
Entahlah... hanya Changkyun yang bisa menjawabnya.
"Kalau begitu..."
Jooheon jadi gugup sendiri menunggu jawaban dari Changkyun dan sedetik kemudian senyuman lebarnya mengembang setelah mendengar jawaban dari Changkyun.
"Berikan aku waktu ya hyung."
Daniel mengerutkan keningnya. Sepanjang hari ia bekerja bersama Jooheon di studio miliknya, tidak ada satu detikpun ia melihat Jooheon melunturkan senyumannya.
"Hentikan senyumanmu itu hyung. Kau terlihat konyol."
Begitulah Daniel, selalu saja melontarkan kalimat pedas. Tapi Jooheon sudah kebal dan tidak terlalu peduli dengan itu.
"Hey, hyung mu ini sedang bahagia, harusnya kau juga ikut bahagia."
"Memangnya apa yang membuatmu bahagia hingga tersenyum konyol seperti itu sepanjang hari?" Cibir Daniel.
"Bukan apa, tapi siapa." Koreksi Jooheon yang membuat Daniel menghela nafas dan memutar malas bola matanya untuk yang kesekian kalinya dalam hari ini.
"Jadi, siapa yang membuat yang mulia Lee Jooheon ini bahagia?"
"Kau pasti akan terkejut jika mengetahuinya."
Lagi, Daniel memutar bola matanya malas. "Beri tahu saja apa susahnya!" Gerutu Daniel yang dibalas tawa kecil oleh Jooheon.
"Baiklah, baiklah."
Daniel masih menunggu Jooheon memberitahukan siapa orang dibalik senyum konyol milik Jooheon hari ini.
"Dia... saudara kembarmu."
Baiklah, Daniel sudah bisa menebak hal itu. Lagi-lagi Changkyun akan merebut perhatian orang dekatnya. Seharusnya Daniel sudah terbiasa. Tapi kenapa rasanya masih sakit?
Daniel Im kembali menghela nafas untuk yang kesekian kalinya. Mungkin jika mitos yang mengatakan bahwa menghela nafas akan mengurangi usia hidup itu benar, maka usia hidup Daniel sudah sangatlah pendek sekarang.
Inilah alasannya Daniel tidak ingin menemui keluarganya sama sekali dalam kurun waktu 5 tahun ia meninggalkan rumah.
Ia takit jika bersamaan dengan Changkyun, semua atensi orang-orang di sekeliling mereka akan tertuju pada Changkyun.
Tentu saja, meskipun fisik mereka sama, semua orang pasti akan menyukai Changkyun yang terkesan lebih kalem, imut, menyenangkan, ramah, murah senyum dan semua hal positif itu ada dalam diri Changkyun. Berkebalikan dengan Daniel yang membuat orang-orang enggan berdekatan dengannya.
Daniel sendiri tidak mau ambil pusing. Yang terpenting, impiannya menjadi idol tercapai. Toh dengan image asli dirinya, orang-orang banyak yang menjadi fans-nya. Tapi tetap saja, terkadang Daniel merasakan apa itu yang namanya kesepian karena selain fans-nya, jarang ada yang mau berkomunikasi dengan Daniel.
Rekan grup nya saja hanya berbicara dengan Daniel seperlunya saja.
Dan di tengah-tengah kesepian yang melanda Daniel itu, datanglab Lee Jooheon, seorang producer yang bekerja di agensi tempat Daniel bernaung.
Hanya Jooheon yang mampu menangani dan bersabar dengan sifat Daniel, mengajaknya berkomunikasi dan yang terpenting mampu membuat Daniel merasakan bagaimana diperhatikan, perasaan yang sudah lama tidak Daniel rasakan.
Jooheon mampu membuat Daniel merasa nyaman.
Itulah mengapa Daniel betah dengan Jooheon meskipun terkadang pemuda Lee itu sering melakukan hal-hal yang konyol menurut Daniel.
Dan hari yang Daniel takutkan sudah tiba sekarang. Dia takut jika Jooheon akan mengabaikannya dan memilih Changkyun, seperti yang sudah orang tuanya lakukan.
"Kenapa harus Changkyun lagi?" Gumam Daniel dalam kesendiriannya.
Sejujurnya saja, Daniel sudah melupakan kekesalannya pada Changkyun di masa lalu. Semakin kesini, Daniel sendiri mulai sadar bahwa ayahnya tidak akan memilih Changkyun jika Daniel menerima tawaran ayahnya untuk meneruskan perusahaan. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Daniel juga tidak menyesali keputusannya untuk mengejar impiannya. Tapi kenapa disaat Daniel ingin memulai memaafkan Changkyun, hal itu terjadi lagi?
Apakah Daniel tidak berhak untuk merasakan kebahagiaan?
Dan lagi... kenapa harus Changkyun lagi yang merebut kebahagiaannya?
Bolehkah... kali ini saja Daniel menjadi egois? Memgesampingkan hubungan darahnya dengan Changkyun dan mempertahankan Jooheon agar selalu berada disisinya?
Tapi... bagaimana dengan Changkyun nantinya?
Daniel tahu bahwa kakak yang lebih tua 5 menit darinya itu tidak sekuat penampilan cerianya. Changkyun itu lemah dan rapuh, tidak seperti dirinya yang kuat dan tidak akan goyah. Changkyun membutuhkan seseorang yang bisa diandalkan, tidak seperti dirinya yang sudah terbiasa sendiri.
Tapi... apakah harus Lee Jooheon? Apakah tidak ada orang lain selain Lee Jooheon? Kenapa hubungan mereka menjadi seperti benang kusut yang tidak bisa ditemukan ujungnya?
Daniel mengusap wajahnya dengan kasar dan ego-nya kembali menang.
"Kau sudah cukup bahagia dengan kasih sayang ibu, Changkyun." Biarkan aku juga bisa merasakan kasih sayang dari Jooheon hyung.
Daniel jahat gak sih?
Tapi gimana dong, author pengen banget emang bikin Daniel disini itu kurang kasih sayang, kurang perhatian 😭
Jadi jangan terlalu menghujat daniel ya😭
Dan maaf kalo chap ini fokusnya ke Daniel, karena kalian juga harus tahu gimana perasaan seorang Daniel Im.
Happy reading ya! ☺️

YOU ARE READING
My Lovely, Changkyun
Fanfictionterinspirasi dr drakor 'My Lovely Girl' nya L infinite & Krystal f(x) 😘 meskipun mereka bukan main couple sih, ehe~ cast : Im Changkyun Lee Jooheon Daniel Im