Orang-orang selalu menginginkan kata "aku dan kamu" menjadi "kita". Aku pun begitu. Hatiku selalu menginginkan aku dan kamu menjadi kita. Namun, aku sadar. Aku bukanlah yang kamu inginkan. Aku bukanlah yang kamu harapkan. Sedangkan aku selalu mengharapkanmu. Mengharapkan seseorang yang tidak pernah mngharapkanku.
Aku ingin memilikimu. Memiliki hatimu. Memiliki jiwa dan ragamu. Memilikimu sepenuh hatiku. Memilikimu sepenuh jiwa dan ragaku. Namun, semesta kembali mengingatkanku bahwa aku bukanlah orang yang kamu inginkan. Aku memang tidak kamu inginkan. Namun, barangkali Tuhan sengaja menciptakan aku untukmu. Sengaja mempertemukan kita karena kamu membutuhkanku untuk melengkapi ketidaksempurnaanmu. Walaupun di mataku, kamu begitu sempurna. Sampai-sampai aku pernah berpikir, kita adalah langit dan bumi. Kamu adalah langit. Dan aku adalah bumi.
Kamu terlalu tinggi untuk kugapai. Sejauh apa pun aku berlari, sekeras apa pun aku berjuang. Aku tetap berjalan di tempat. Tak mampu meraihmu. Karena kita terlalu jauh. Aku yang terlalu di bawah. Dan kamu yang terlalu di atas. Kamu yang terlalu sempurna. Dan aku yang terlalu sederhana. Membuat kita ditertawakan dunia jika harus bersama.
Mungkin semesta akan cemburu, jika kita mengukir kata bersama. Mungkin memang benar, aku dan kamu bukan kita. Aku adalah aku. Kamu adalah kamu. Berjalan bersama dengan langkah dan tujuan yang berbeda. Berjalan di tempat yang sama dengan rasa yang tidak pernah sama. Berjalan di dunia fana yang mempertemukan kita bukan untuk bersama. Entahlah! Selamanya atau tidak. Yang pasti, saat ini, aku dan kamu bukan kita.
Jangan lupa tinggalkan jejak yaa. Klik bintang dan kamu akan mendapat pahala. Karena membuat orang lain bahagia termasuk ibadah. :-)
Salam hangat,
Marhamah
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Tinta di Ujung Senja
Non-FictionMenceritakan curahan hati lika-liku kehidupan seseorang yang pandai menyembunyikan kesedihannya melalui senyum palsunya. Semua terangkum dalam rangkaian kata sederhana yang penuh makna.