Aku hanyalah debu yang tak terlihat olehmu. Aku hanya penikmat wajah tampanmu. Aku hanya luka yang masih mengharap bahagia dengan cinta. Sedangkan kamu bagai malaikat yang membuatku terpana dalam sekejap. Berjuta rasa mengendap di dada. Membawaku melayang dalam bayang semu tentangmu. Kamu malaikat di hatiku. Kamu juga yang memberiku bahagia. Dan tak lupa, kamu juga menyisipkan luka.
Kita pernah mengukir nama di balik senja. Kita pernah mengukir asmara di balik air mata. Benar, kita memang pernah bersama. Hanya pernah. Sekarang sudah tak lagi sama. Aku dan kamu sudah tak lagi menjadi kita. Setidaknya aku bersyukur, pernah menjadi bagian dalam hidupmu. Pernah menjadi alasanmu untuk tersenyum. Pernah menjadi alasanmu untuk tertawa. Pernah menjadi alasanmu untuk khawatir. Pernah menjadi alasanmu untuk berjuang. Pernah menjadi alasanmu untuk bahagia. Walaupun sekarang, aku sadar semuanya hanya bisa dikenang.
Saat ini aku tidak lagi bersamamu. Aku sendiri. Aku tidak benci sendiri. Aku hanya membenci sunyi yang datang tanpa permisi. Membawa bayang parasmu dan meninggalkan jejaknya di hati. Memoriku sangat mudah mengingat hal-hal tentangmu. Apalagi wajahmu, seperti perangko yang sudah direkatkan di otak kecilku. Ke mana pun aku pergi, aku selalu membawa bayanganmu. Ke mana pun aku melangkah, aku selalu menyimpan namumu di relung hati.
Terkadang aku rindu dengan masa lalu. Sudah pasti masa lalu tentangmu. Ketika kita masih meramu asmara di langit senja. Biarkan aku sejenak saja berdamai dengan masa lalu. Biarkan aku mengenangmu, walaupun luka akan terus melaju. Setidaknya aku menemukan obat penghilang rindu. Rasanya memang pahit. Karena aku menelan sesuatu yang seharusnya tak lagi kuramu.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya. Vote and comment. Supaya tahu kurang dan lebihnya. Pokoknya, jangan lupa klik bintang. Supaya kalian dapat pahala dan aku bahagia. Ingat, menyenangkan orang lain termasuk ibadah lohh.
Al Qur'an adalah bacaan utama.
Salam hangat,
Marhamah
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Tinta di Ujung Senja
Non-FictionMenceritakan curahan hati lika-liku kehidupan seseorang yang pandai menyembunyikan kesedihannya melalui senyum palsunya. Semua terangkum dalam rangkaian kata sederhana yang penuh makna.