Writer's POV
Flashback
"Imo, apakah Imo yang akan menjadi waliku selama di Seoul?"
Wonkyeong menatap senang pada wanita setengah baya yang berjalan di sampingnya.
"Tentu saja! Mulai dari kau masuk kuliah, hingga lulus, ah tidak. Hingga kau mempunyai penghasilan sendiri, aku yang akan bertanggung jawab terhadapmu. Jadi tidak usah khawatirkan orang tuamu di Jeju dan hiduplah dengan bahagia di Seoul."
"Hahaha... Imo bisa saja."
"Tentu saja. Sekarang kita langsung saja menuju apartemen yang sudah dititipkan orang tuamu. Aku sendiri yang memilih kamarnya, kau tahu."
"Baik. Ah, apa Imo sudah memilih yang sesuai dengan seleraku?"
"Tentu. Yang ramai namun sistem kedap suaranya bagus, lalu memiliki dua kamar dan satu kamar mandi di luar kamar. Apa aku benar?"
"Iya, hehe... Imo pintar mengingat. Ah, karena biaya sewa mungkin mahal, bisa aku mencari teman sekamar?"
"Tentu saja. Kau tidak boleh kesepian di Seoul.... Sekarang ayo pergi."
Dengan bersemangat Wonkyeong mendorong troli berisi bawaannya, mengikuti Park Heewon keluar dari stasiun kedatangan penerbangan domestik di bandara Incheon.
-
Wonkyeong memasuki ruangan utama klinik Park Heewon sambil memijat bahunya yang lelah. Berikutnya dia terkagum-kagum dengan apa yang ia temukan di sekelilingnya.
Ruang praktek seorang psikiater ternyata sangat berbeda dengan dokter biasa.
"Kau sudah di sini?" Park Heewon yang masuk secara diam-diam tidak juga membangunkan Wonkyeong dari kekagumannya. "Bagaimana? Kau suka ruanganku? Nah, sudah kubilang lebih baik kau bekerja di sini saja dulu, daripada bekerja paruh waktu di kafe atau minimarket."
"Iya." Wonkyeong menghela napas. "Aku hanya akan melakukannya sekali saja. Mendapat pekerjaan menggunakan koneksi. Terima kasih, Imo. Begitu umurku cukup untuk bekerja di rumah sakit, aku akan langsung mengirimkan surat lamaran!"
"Itu karena kau disumpah dokter dalam usia yang cukup muda. Kau sudah kuliah dengan baik." Heewon menepuk pundak Wonkyeong dan menatapnya penuh kebanggaan. "Bekerjalah di sini selama yang kau suka. Lagipula aku cukup memercayaimu karena kau lulusan kedokteran dengan nilai terbaik."
Wonkyeong hanya mengangguk.
"Selain itu, aku ingin kau tidak memanggilku Imo di sini. Panggil aku profesor."
"Baik! Profesor Park! Aku K, asisten barumu. Perkenalkan."
Heewon tertawa mendengar suara Wonkyeong yang penuh semangat. "Bagus. Aku harap mulai sekarang kau senang. Semoga dengan bertemu berbagai jenis pasien bisa meningkatkan semangatmu untuk sementara waktu."
"Terima kasih, Profesor. Ah, apa benar bertemu berbagai jenis pasien itu menyenangkan?"
"Tentu saja. Yang lebih menyenangkan adalah ketika kau bisa membantu mereka untuk sembuh. Sudah bermacam-macam pasien dengan gangguan mental yang aku temui. Dan kepuasan ketika mereka terbantu dengan kehadiranku itu menyenangkan."
"Hebat... Anda benar-benar bertemu berbagai macam orang."
"Di antara mereka bahkan ada yang sudah menipuku melalui fisik... dia terlihat sangat sempurna, tapi jiwanya sebenarnya sedang sakit," kata Heewon dengan intonasi jenaka. Tatapannya menggoda Wonkyeong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Escapism vol. 3: Fascia
FanficDo Wonkyeong, asisten dokter yang mendadak punya hubungan aneh dengan Sanghyuk, tiba-tiba saja memutuskan kontak tanpa sebab. Saat itulah Sanghyuk tahu dirinya hanya menginginkan Wonkyeong. Namun ia sudah terlambat. Hari-hari dilaluinya dengan upaya...