3. PERMAINAN DIMULAI

853K 67.4K 17.8K
                                    

"Fa, Videoin dong." kata Gio pada Raffa seraya memberikan ponselnya. Menyuruh Raffa merekam dirinya ketika membidik bola kecil warna-warni diatas papan billiard.

"Kaya bisa ae lu." ledek Raffa, tapi tetap merekam Gio dengan sabar. Gio tidak menjawab, dia harus fokus supaya bolanya masuk ke lubang dan bisa dipamerkan di Instagram story.

"Btw, Gi, Emang bener Cheryl lo suruh kuliah di kampus kita?" tanya Yutha yang berdiri di belakang Gio membuat konsentrasi cowok bermata emerald itu langsung buyar seketika.

Gio mendelik tajam pada Yutha. "Kenapa? Lo mau modus sama istri gue, ha?"

"Kagak lah!! Masih sayang nyawa gue!" jawab Yutha.

"Shit," umpat Gio seraya kembali menyodok bola billiardnya. "Ganggu aja anjir, jadi gagal masuk kan. Fa, ulang!"

Raffa yang berasa jadi babunya Revolver hanya bisa menghela napas pasrah. "Iyee, juragan."

"Bukan itu maksud gue, Gi. Gue cuma kasian aja sama Cheryl. Jangan ngadi-ngadi lah, Gi. Dia udah semester 5. Masa mau ngulang semester lagi dari awal?" tanya Yutha pada Gio.

"Iya, Gi. Yutha bener. Apa Cheryl ga ngerasa tertekan kalo lo kaya gitu, Gi?" tanya Rey di sebelah Yutha ikut cemas. "Apa dia ga ngerasa terlalu dikekang? Gitu-gitu Cheryl juga temen kita sejak SMA, Gi. Wajar kalo kita semua peduli sama dia,"

"Gaada pilihan lain, Rey," ucap Gio setelah meminta ponselnya lagi dari Raffa dan melihat hasil rekaman Raffa tadi dengan saksama.

"Gaada pilihan lain gimana maksud lo?" tanya Rey.

Gio kembali menoleh pada teman-temannya. "Gue tau Cheryl terlalu baik buat gue yang brengsek. Selama gue masih hidup mungkin gue bakalan buat Cheryl terus-terusan tersiksa. Tapi kalau bukan gue yang ngejaga dia, siapa lagi?"

"Sejak kita mutusin untuk tawuran, kita harus siap buat tanggung akibat kedepannya. Orang-orang terdekat kita bisa jadi taruhannya. Jadi anggep aja perlakuan gue itu adalah salah satu cara gue buat ngelindungin orang yang gue cinta."

***

Hari ini rencananya Cheryl akan pergi ke Mall untuk membeli peralatan untuk orientasi mahasiswa baru di kampus barunya, Universitas Andromeda beberapa minggu lagi.

Gio sendiri adalah salah satu panitia orientasi mahasiswa di kampusnya. Jadi ia tahu apa saja barang-barang yang harus disiapkan saat itu.

"Gausah kebanyakan dandan, nanti diliatin cowo-cowo."

Mendengar suara Gio yang ketus di luar kamar, Cheryl mencebikkan bibirnya. Mulai deh posesifnya kumat. Siapa yang dandan coba? padahal Cheryl cuma lagi pakai kalung emas dengan liontin hati dari batu quartz pemberian Gio sebelum menikah dulu.

Sebuah kalung berharga yang tidak pernah boleh dilepas oleh laki-laki itu. "Ini kalung sebagai penanda kalo lo milik gue." begitu kata Gio.

Setelah memakai kalung dan mengambil tas baguette pink nya di atas kasur, Cheryl langsung ke luar kamar untuk menemui Gio. Suaminya itu terlihat sangat tampan dengan hoodie hitam serta celana levisnya. Serasi dengan Cheryl yang juga memakai hoodie oversize hitam dengan celana jeans.

"Nah gini kan cantik. Gausah sexy sexy bajunya," puji Gio sambil tersenyum puas melihat penampilan istrinya. Namun hanya bertahan beberapa saat hingga ia teringat sesuatu, "Eh, bentar-bentar. Ada yang kurang,"

"Apaa?"

Gio meraih masker dari dalam saku jeansnya. Memakaikannya pada Cheryl hingga hidung, bibir dan pipi chubby perempuan itu tertutup. "Cantiknya buat aku aja. Yang lain gaboleh liat."

ALISTER [SELESAI✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang