Ter-Utama

5.7K 637 43
                                    

Hujan di luar cuma membuat mood Dinda makin jelek karena dia nggak bisa pesen makan lewat aplikasi ojek online. Bisa sih, tapi dia nggak tega sama bapak-bapak atau ibu-ibu driver nya harus menerjang hujan lebat demi mengantar seporsi makanan untuk nya.

Mau masak, mager. Pinggang nya kaya mau copot gegara lagi PMS. Bibi udah pulang dari tadi siang soalnya takut kehujanan. Mana kompres perut nya udah dingin, Dinda makin mau nangis aja rasanya.

Baru kali ini kayanya si bungsu merasa sakit luar biasa gara-gara menstruasi doang. Biasanya masih bisa dibuat sekolah atau jalan-jalan ke mall sama Doy, tapi ini buat bangun aja susah. Mau nggak mau Dinda dipaksa istirahat di rumah. Jun sama Johnny nggak tega lihat si bungsu jalannya nunduk-nunduk nahan sakit sampai wajahnya pucat.

Johnny sendiri masih di kantor jam segini, paling baru pulang habis maghrib. Paling telat lepas isya. Kalau Jun masih ada kuliah sampai nanti jam 8 malam. Andaru masih belum pulang karena harus ikut ekskul. Alhasil, Dinda di rumah sendirian.

Selain sakit gara-gara menstruasi, Dinda juga khawatir sama Jeff yang sebentar lagi terbang ke Jepang buat liburan sama keluarga besarnya. Kalau hujan terus macam ini, bisa-bisa penerbangan Jeff ditunda sampai cuaca sedikit lebih cerah. Atau kalau tetap berangkat, sepanjang perjalanan bisa dipastikan diisi getaran tidak menyenangkan di dalam pesawat.

Terakhir Jeff kasih kabar itu 2 jam yang lalu sebelum si mas pacar otw bandara. Nggak tahu udah sampai apa belum karena nggak ada pesan lebih lanjut. Dinda mau telepon juga sungkan soalnya Jeff lagi sama keluarga besarnya.

Setelah mengumpulkan niat sekuat tenaga, Dinda perlahan jalan ke kamar mandi buat bersih-bersih dilanjutkan ke lantai bawah buat cari persediaan makanan instan yang bisa dia buat dalam hitungan menit.

Baru mau buka kulkas, Dinda mendengar suara mobil yang masuk ke carport membuatnya bingung. Kedua kakaknya sudah berpesan pulang malam sedangkan Andaru nggak mungkin selamat keluar ekskul di jam segini. Terus siapa yang dateng?

Begitu bel pintu berdering, Dinda dengan jalan terseok-seok berusaha membuka pintu depan dan langsung bergeming begitu tahu siapa yang datang.

"Ih ngapain ketawa?!" sungut Dinda ke Jeffrian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ih ngapain ketawa?!" sungut Dinda ke Jeffrian.

"Nggak apa-apa. Wajah kamu lucu deh, Nda. Kaya abis lihat setan"

"Mana ada lucu! Ini ngapain abang disini? Kok nggak di bandara? Kan bentar lagi berangkat! Ini segala bawa mobil juga?! Nggak pergi apa?!"

"Ssshhhh!!! Ini kapan abang jawabnya kalo kamu tanya terus? Masuk dulu deh! Dingin tahu!"

Jeff mendorong pelan pundak pacarnya sampai keduanya sampai di ruang keluarga. Otak si bungsu masih sibuk memproses kehadiran Jeff di rumah Prakasita.

"Abang jawaaabbb!!!" protes nya saat Jeff tetap saja diam. Malah sekarang jalan santai ke dapur.

"Duduk sana. Abang buatin teh" balas Jeff.

Bang Jeff 2.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang