Move In

2.1K 349 47
                                    

"You just need a room for yourself then why bothered to buy this unit?"

"Who said that I'm the only one who stays in here?"

Jeff menaikkan sebelah alisnya sembari memakai apron warna hitam yang sebelumnya tergantung di dekat kulkas. "In case you want to stay in here with me... Then you could use the second room... Or wanna in bed with me– "

Sebuah lemparan satu roll tisu dapur mengenai dada Jeff sementara si pelempar wajahnya sudah merah padam, "Mimpi terossss siang bolong juga mimpi teroossss!!!" kilah Dinda sengit. Ia kembali menyibukkan diri dengan memotong bahan makanan yang ada sementara Jeff khusyuk menertawai pacarnya.

"Eyyyy jangan mikir yang aneh-aneh! Kalo kamu mau nginep sini ya mau nggak mau harus tidur di kamarku lah, kan dua kamar lainnya masih kosong. Nggak ada kasur, nggak ada lemari. Kecuali kamar yang ketiga udah aku isi PC game sih hehe" jelas Jeff.

"Ck, iya iya terserah abang. Ini udah selesai, mau dimasukin sekarang sayurnya?"

"No, no. Kamu taruh situ aja. Mendingan sekarang kamu mandi deh. Di kamar mandi udah ada sabun sama handuk. Ini biar abang yang masak" jawab pemuda jangkung itu.

Dinda memilih menurut kali ini karena masih pusing soal penjelasan mas pacar barusan.

Akhirnya Jeff mendapatkan unit apartemen yang ia inginkan; sebuah unit dengan tiga kamar di dalamnya, terletak di lantai atas dengan pemandangan tepat menghadap ke Timur agar ia dapat melihat matahari terbit saat terbangun.

Dinda selaku pacar yang baik akhirnya membantu mas pacar pindahan sekaligus berbenah sejak pagi tadi dan pergi ke minimarket di bawah untuk membeli bahan makan siang karena Jeff sedang ada mood untuk memasak.

Masakan pemuda berlesung pipi itu tak kalah enak dengan masakan Ayah Januar dan Saka, dua koki yang Dinda percaya cita rasa masakan nya, sehingga ia merasa tenang membiarkan Jeff memasak sendirian di dapur.

Wangi bawang putih yang ditumis langsung menyambut indra penciuman si bungsu begitu keluar kamar mandi. Kali ini sesi memasak Jeff sudah dilengkapi lagu-lagu dari Boyz II Men yang mengalun dari speaker di dekat nakas ruang tengah.

"Abang jadi nyari lemari nggak hari ini?"

Sepertinya Jeff tidak mendengar Dinda yang sudah keluar dari kamar mandi karena tubuh jangkung itu sedikit tersentak kala mendengar suara si bungsu, "Kamu jalan nggak ada suaranya serem juga ya" jawab Jeff tanpa menjawab pertanyaan pacarnya.

"Bang?"

"Iya jadi. Kenapa emangnya?"

"Nggak apa-apa sih, biar aku ngabarin orang rumah aja pulang telat" balas Dinda yang sudah membuka room chat khusus dengan kedua abang nya.

Beberapa menit kemudian dua porsi aglio olio terhidang di atas meja. Jeff sudah melepas apron nya dan beringsut mendekat ke arah Dinda.

"I never know my girlfriend would be so attractive because it smelled same as mine" bisik Jeff sembari menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang pacar.

"Mandi sana. Abang bau" balas Dinda acuh sembari mencomot beberapa tomat ceri dari piringnya. "Ck, nggak bau ya. Wangi abang tuh. Kalo laper, makan duluan aja ya" Jeff mengusak surai Dinda sekilas lalu berpindah ke kamar mandi.

Karena Jeff sudah memasak, Dinda berinisiatif mencuci beberapa peralatan memasak yang teronggok begitu saja di tempat cuci piring sembari menunggu pacarnya selesai mandi. Ia tidak terbiasa makan terlebih dahulu saat tahu akan makan dengan orang lain.

Ia menaruh beberapa piring dan peralatan memasak lainnya yang masih tersimpan rapi di dalam kerdus ke rak-rak yang telah tersedia. Seharian ini mereka sibuk menata kamar Jeff dan bagian ruang tengah, dapur hanya terjamah separuh nya saja karena kebutuhan memasak.

Bang Jeff 2.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang