The One and Only Man

3.1K 388 18
                                    

Manik mata Jeffrian menelaah lautan manusia yang sedang asyik berjoget di dance floor. Beberapa mengangkat gelas tinggi sambil menggerayangi tubuh molek wanita berbaju minim, atau menghembuskan asap penuh nikotin keras-keras ke udara sambil menikmati dentuman lagu racikan disc jokey malam ini.

Meski di hari Senin sekalipun, club tetaplah ramai dengan mereka yang mencoba melarikan diri dan mencari kesenangan sesaat di sela-sela hectic nya kehidupan kota. Wajah-wajah penuh gairah disertai lingkaran hitam di bawah mata, tertidur begitu menenggak gelas pertama, atau menghangatkan diri di bilik-bilik sewaan bersama teman kencan. Banyak macamnya.

Nggak, Jeff nggak akan menggunakan berbagai fasilitas yang dijajakan. 

Kali ini Jeff berusaha mencari satu sosok kawan yang hanya bisa ia temui di tempat-tempat laknat seperti ini. Biasanya sosok tersebut mudah dicari di bar, kursi VIP atau kalau masih belum ketemu, coba ketuk pintu-pintu bilik yang ada. Syukur-syukur tidak harus mengganggu 'permainan' yang sedang berlangsung.

Mungkin malam ini si pemuda berlesung pipi itu beruntung menemukannya di salah satu kursi bar. Di pangkuannya, ada sosok perempuan berbadan sintal yang mungkin akan jadi mangsa selanjutnya kalau Aga terpancing.

"Ga, gue mau ngomong" ujar Jeff begitu duduk di kursi yang kosong.

Pemuda bernama Aga itu menaikkan sebelah alisnya, "Woeee, si bangsat balik lagi! Yakin lo udah tobat?" cibirnya.

"Ck, gue serius!" balas Jeff sengit.

Terpaksa Aga mengusir calon penghangat ranjang nya dan memesan dua gelas minuman, satu untuknya dan satu untuk kawannya. Namun dengan cepat Jeff menolak, "Lo aja" kilahnya.

"Oke oke. Ada apaan?" tanya Aga.

"Waktu party nya Aiden, gue ngapain aja?"

Kembali alis Aga terangkat, "Ya kaga tau, njing! Masa gue inget! Emang gue emak lo?" bantah nya.

"Terakhir yang gue inget, gue lagi duduk di sebelah lo bareng Aiden juga. Ada satu cewek... Dania... Tahu kan lo?"

Aga terdiam sejenak. Ia berusaha keras mengingat malam dimana ia menghadiri acara farewell party salah satu kawan SMA nya yang akan menikah dan pindah ke Connecticut. Memang tidak banyak yang hadir saat itu, hanya kumpulan anak-anak yang biasa nongkrong karena memiliki ketertarikan yang sama: mobil. Termasuk Jeffrian.

"Aaaah tahu, Dania yang rambutnya blonde itu? Yang lo cium-"

"Anjing, Ga! Katanya lo nggak tahu apa-apa?!" seru Jeffrian. Aga mendecak kesal, "Sabar dong bangsaaat! Gue lagi mikir kelanjutannya gimana! Lo tahu sendiri gue juga chaos waktu itu! Mana Aiden udah berangkat lagi!" balasnya.

Jeff berusaha diam dan membiarkan kawannya kembali berpikir. Ada rasa takut yang sedari tadi ia rasakan, bahkan sebelum berangkat menemui Aga sekalipun.

"Gini deh, Jeff. Gue ceritain yang seinget gue aja ya, tapi lo jangan percaya 100% karena disitu gue juga tumbang" kata Aga pada akhirnya. Ikut merasa frustasi karena otaknya tidak bisa diajak bekerja sama.

Setelah lawan bicara mengangguk tanda persetujuan, Aga mengode Jeff untuk mengikutinya ke salah satu balkon yang jauh dari hingar-bingar pesta di dalam. Hanya ada beberapa pengunjung yang asyik menyebat atau sekedar menelepon dan membalas pesan singkat.

"Selepas Meda, Timur sama Hexa balik waktu itu dan tinggal kita plus Aiden, si Dania muncul kan tuh. Duduk di sebelah lo" ujar Aga sebagai pembuka, Jeff tetap mendengarkan dengan seksama.

"Dalam kondisi lo yang udah mabok, mendadak aja lo berdua ciuman. Gue sama Aiden ya diemin aja karena biasanya juga begitu kan dulu. Disitu gue makin ngegas minum berhubung lagi puyeng sama kerjaan dan Aiden masih seger karena emang tahan banting. Seinget gue, lo sama Dania akhirnya cabut ke bilik"

Bang Jeff 2.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang