To Let Go

1.8K 316 14
                                    

"Baju ganti?"

"Check"

"Syal?"

"Check"

"Tiket pesawat?"

"Di kantong dalem"

"Paspor?"

"Oh iya!"

Terdengar derap langkah terburu-buru di belakang Dinda. Gadis itu memutar matanya malas, "Di aku" serunya. Tak lama Jeff kembali dengan wajah bingung, "Kok bisa?"

"Mana ada orang ninggalin paspor di atas dispenser kalo bukan Jeffrian Ashari Mandira???"

Pemuda itu terkekeh pelan dengan sepasang lesung pipi menghiasi dua sisi pipi, "Eh iya lupa... Tadi ambil minum terus kelupaan taruh situ. Makasiiiih Dindaaa" balasnya sembari mencuri sebuah kecup di bibir gadisnya.

"Nanti jangan lupa langsung beli SIM card pas udah turun pesawat"

Jeff menggeleng, "Nggak perlu. Aku udah ngurus kemarin pas sekalian kesana. Udah aku taruh di rumah sana juga"

Dinda mengangguk mengerti dan memberi tanda centang di tab nya. "Ada perlu obat yang kudu dibawa dari sini? Yang dari dokter abang, misalnya"

"Ada sih, tapi susah dibawanya. Nggak muat ditaruh dalem koper"

Dahi si bungsu mengerut, "Emang mau bawa berapa biji kok sampe nggak cukup? Bawa seperlunya aja, nanti bisa dikirim lagi. Jangan bawa banyak-banyak, dikira makelar obat-obatan terlarang"

"Kamu. Obatnya. Hehe" jawab Jeff sembari memeluk tubuh yang lebih kecil itu dari belakang. Ia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Dinda. Menghirup pelan aroma lavender yang menempel, bercampur wangi pakaian milik si bungsu.

"Ck, udah ditanya serius jugaaa!" protes Dinda yang hanya mengundang tawa Jeffrian. Pemuda itu memiringkan wajahnya, menipiskan jarak dengan gadisnya, "Jangan terlalu serius makanyaaa. Kan abang udah bilang, semua udah beres. Kamu demen banget repot deh"

"Ya kan repotnya berfaedah sekarang. Abang pelupa juga orangnya, nanti kalo ada barang yang ketinggalan tuh susaaaah dikirim kesananya"

"Iya sayang, iyaaa. Makasih banyak udah dibantuin, makasih udah mau repot. Sayang deh" kembali Jeff mencuri sebuah kecupan.

Pemuda itu menuntun si bungsu untuk merebahkan diri sebentar di atas kasur yang selimutnya sedikit berantakan karena Jeff tidak sempat melipatnya selepas bangun tidur.

"Santai bentar, masih ada 4 jam" ujarnya. Tangannya menekan tombol play pada pemutar musik di ponsel. Lagu Photograph milik Ed Sheeran menggema ke seluruh ruangan melalui bluetooth speaker yang tersambung ke ponsel Jeff.

"Bang, inget nggak sih dulu aku suka protes tiap abang puter lagu Ed Sheeran? Kayanya aku masih SMA kelas 1 dulu"

"Inget. Katanya kamu bosen denger lagu yang sama. Terus kamu ganti lagu kpop... Siapa itu... EXU?"

"Ck, EXO tauuuu! Iya aku bosen banget, kesel banget dengerin lagu Ed Sheeran soalnya kita pernah dengerin lagu yang sama pas ada mantan abang si Jingga dulu... Tiap denger lagu itu, jadi inget mantan abang"

Jeffrian tertawa keras hingga wajahnya memerah, "Sumpah??? Cemburu gitu???? HAHAHAHA"

Dinda mencubit lengan Jeff berulang kali agar pemuda itu segera berhenti tertawa, "Nggak usah ketawaaaaa!!! Nggak lucuuuu!!!!" seru si bungsu. Jeff malah makin keras tertawa, hingga kedua lengannya menarik sosok Dinda mendekat ke tubuhnya.

"Jadi tiap abang ajak kamu pergi bareng pacar-pacar abang dulu, kamu cemburu ya?"

"YA MENURUT NGANA??!!" balas Dinda kesal. Ia yakin wajahnya sudah memerah, campuran rasa malu dan kesal.

Bang Jeff 2.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang