thirteen

12.5K 1.1K 76
                                    

550 vote dan 50 komen untuk next chapter.

..

Pukul sembilan pagi, keluarga besar (Namakamu) sudah riuh akibat melihat (Namakamu) terbalut dengan gaun pengantin.

Oh iya, akad pernikahan akan diadakan di Royal Tulip Gunung Geulis Resort yang berada di Puncak, Bogor.

Jadi keluarga besar Iqbaal dan juga (Namakamu) sudah berada disini sejak pukul tujuh pagi. Mereka hanya berada disini sampai jam setengah dua belas siang dan langsung menuju ke Hotel The Rizt-Carlton untuk melaksanakan resepsi pernikahan.

Bisa kalian bayangkan betapa lelahnya Iqbaal dan juga (Namakamu).

"Acieee si adek udah mau di halal-in aja nih." Ujar om Vano.

"Iya nih si adek, udah bukan gadis lagi dong ya!" Sahut Tante Farah dengan semangat.

(Namakamu) hanya bisa tersenyum malu. Acara akad akan dimulai dalam lima belas menit lagi. Iqbaal juga sudah duduk berhadapan dengan penghulu.

Seperti yang kalian tau, pernikahan (Namakamu) dan Iqbaal diadakan pada tanggal 17 agustus yang bertepatan dengan ulang tahun Indonesia. Mungkin di acara resepsi nanti Iqbaal banyak mengundang orang-orang penting.

Dan saat ini (Namakamu) sedang berjalan bersama Devan menuju tempat akad. Mengingat (Namakamu) adalah anak tunggal, jadinya Devan yang mengantarkan (Namakamu) ke depan penghulu.

Setelah (Namakamu) duduk berdampingan dengan Iqbaal, bapak penghulu pun mulai berbicara.

"Iqbaal, siap?" Tanya pak Penghulu dan dibalas anggukan oleh Iqbaal.

Pak Penghulu mempersilahkan Andi untuk menikahkan putrinya. Ia menjabat tangan Iqbaal kemudian mulai berucap.

"Saya nikah dan kawinkan engkau, Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan bin Herry Hernawan dengan putri saya, (Namakamu) Chalondra binti Andi Putra dengan mas kawin sebesar dua ratus lima puluh gram emas dan seperangkat alat sholat dibayar tunai." Ucap Andi dengan jelas.

(Namakamu) memejamkan matanya kemudian mengatur nafasnya. Begitu juga dengan Iqbaal.

Iqbaal menghembuskan nafasnya, "Saya terima nikah dan kawinnya, (Namakamu) Chalondra binti Andi Putra dengan mas kawin tersebut tunai!"

"Gimana para saksi? Sah?"

'Sah!'

"Alhamdulillah."

(Namakamu) meneteskan air matanya begitu Iqbaal dengan lantangnya mengucapkan ijap qobul tersebut tanpa ada yang salah. Ia mengusap pelan pipinya kemudian menunduk.

"Aduh si eneng, jangan nangis atuh. Tuh liat suaminya." Pak Penghulu mulai menginterupsi mereka berdua.

Iqbaal terkekeh pelan kemudian tangannya terulur untuk mengusap pipi (Namakamu), "Jangan nangis dong, 'kan udah sah."

(Namakamu) hanya bisa tersenyum malu sebelum pak Penghulu menyuruh mereka berdua menyebutkan janji-janji pernikahan.

...

Resepsi pernikahan mereka berdua di hadiri oleh beberapa penyanyi ternama di Indonesia yang memang sengaja Iqbaal undang untuk memeriahkan acara. Apalagi mengingat hari ini adalah hari kemerdekaan Indonesia.

Uang yang dikeluarkan Iqbaal juga tidak main-main dan Iqbaal berkata itu tidak penting, yang terpenting adalah pernikahan mereka memorable.

"Kamu cantik."

(Namakamu) menoleh lalu tersenyum manis, "Makasih, mas."

Iqbaal menangkup kedua pipi (Namakamu) lalu menciumnya dengan gemas. Setelah itu ia terkekeh pelan.

Rich Bucin - IDR [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang